Chapter 19

2K 176 18
                                    

"Mianhe....Mianhe... Mianhe."

Itu yang Jungkook dengar,,kekasihnya mengucapkan maaf sebanyak 3 kali dengan tangisnya.

Jiyeon masih memandangi jalanan kota yang ramai dari rooftop.

"Seharusnya aku tidak meninggalkanmu saat itu" guman Jiyeon, Jungkook memasukan kedua tangannya didalam kantong celananya,,ia memilih mendengarkan segala keluh kesah kekasihnya dari belakang.


"Dasar bodoh! Hiks..." Jiyeon memukul kepalanya sendiri dengan tangis yang semakin kencang.

Jungkook mendekap tubuh Jiyeon dari belakang, dirinya tak sanggup lagi,,hatinya ikut sakit melihat kekasihnya seperti ini,,jangankan menangis,kekasihnya meringis kesakitan saja ia merasakan seperti di tusuk ribuan belati tepat ditubuhnya.

"Aku tidak pernah menyalahkanmu."ujar Jungkook menaruh kepalanya di bahu Jiyeon.

Jiyeon terkejut,,tubuhnya gemetar, ada rasa takut di relung hatinya. Kenapa Jungkook mengetahui keberadaanya? Bukankah tempat ini tidak akan pernah terpikirkan bahwa seorang gadis sepertinya.

"Jangan terus menerus menyalahkan diri sendiri, takdir yang terus berjalan hingga kita dipertemukan kembali."Jungkook memejamkan matanya,,hidungnya menghirup aroma vanilla dalam tubuh Jiyeon,,aroma yang selalu ia rindukan.

"Ta....tapi kau berubah pasti karena aku bukan?"Jiyeon mencoba menenangkan dirinya agar tidak terlalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan,,ada rasa sesal saat ia meninggalkan Jungkook dahulu ada rasa takut Jungkook akan menghabisinya seperti mangsanya diruang bawah tanah.

"Aniyo,,aku tidak berubah aku masih Jungkook yang dulu, Bunny-nya Park Jiyeon."

Jiyeon meneteskan air matanya, ia membalikan tubuhnya hingga berhadapan dengan Jungkook.

Jungkook menangkup wajah Jiyeon,,matanya mencoba memberi isyarat agar Jiyeon berhenti menangis," Jangan pernah meninggalkanku,"Jungkook memeluk erat Jiyeon,,bahkan sang empu membalas pelukan hangat itu tak kalah erat.

Jungkook menangkup wajah Jiyeon,,matanya mencoba memberi isyarat agar Jiyeon berhenti menangis," Jangan pernah meninggalkanku,"Jungkook memeluk erat Jiyeon,,bahkan sang empu membalas pelukan hangat itu tak kalah erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua larut dalam pelukan hangat,,cuaca yang dingin tak mempengaruhi keduanya,,angin malam berhembus membuat rambut Jiyeon terurai bebas mengikuti hembusan angin. Nyaman,,hangat itulah yang mereka rasakan,,pelukan mereka sama-sama saling mentransfer kenyamanan,,kekuatan hingga Jungkook rasanya ingin egois mengingat kekasinya agar tidak pergi jauh darinya.

Jiyeon menjauhkan tubuhnya sedikit memberi ruang untuk berbicara.

"Apa saat aku meninggalkanmu kau kecewa denganku?"Jiyeon menatap Jungkook sendu,,matanya tersirat rasa takut akan jawaban yang akan pria itu lontarkan.

"Apa saat aku meninggalkanmu kau kecewa denganku?"Jiyeon menatap Jungkook sendu,,matanya tersirat rasa takut akan jawaban yang akan pria itu lontarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jungkook tersenyum.

"Ya,,siapapun pria akan kecewa ditinggalkan begitu saja oleh orang yang dicintai,,apalagi saat itu aku sedang berjuang untukmu."Jungkook mengusap pipi Jiyeon.

Saat itu memang Jungkook sudah tahu bahwa Yo ina dan Lee Jieun bukan keluarga kandung Jiyeon, Jungkook mengetahui fakta itu karena data diri Jiyeon ditukar oleh seseoranf membuatnya harus mencari data asli Jiyeon,,hingga malam itu ia sudah menemuk...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat itu memang Jungkook sudah tahu bahwa Yo ina dan Lee Jieun bukan keluarga kandung Jiyeon, Jungkook mengetahui fakta itu karena data diri Jiyeon ditukar oleh seseoranf membuatnya harus mencari data asli Jiyeon,,hingga malam itu ia sudah menemukan data diri keluarga kandung kekasihnya.

Jungkook berjuang dari rumahnya menuju rumah Jiyeon ,dalam jangkah menit,,bagaimana pun caranya ia harus memberitahu Jiyeon sebelum Jiyeon pindah rumah. Entahlah gadis itu bilang ia hanya mematuhi apa yang ibunya dan kakaknya perintahkan.

Sampai Jungkook didepan rumah Jiyeon, tapi ternyata kosong. tidak ada siapapun yang menjaga,,hanya ada satpam rumah yang berkata bahwa Jiyeon dan keluarganya sudah berangkat sejam yang lalu.

Hingga kejadian itu Jiyeon hilang kabar, hilang kontak ,,tidak ada kabar, Jungkook tidak bisa melacaknya. Jiyeon bilang akan pindag ke inggris,,namun ia tetap tidak menemukan identitas Jiyeon di inggris,,sungguh Jungkook meyakini bahwa Yo ina dan Jieun menutupi keberadaan Jiyeon.

"Pulanglah." Jungkook menatap Jiyeon memohon,,ia bersumpah akan menikahi gadis kecilnya dan menjadikannya miliknya seutuhnya.

Jiyeon mengangguk,,Jungkook membawa kekasihnya kedalam pelukanya,,tanganya terulur memeluk pinggang Jiyekn. Kakinya melangkah untuk keluar dari gedung tua.

Suasana didalam mobil sangat hening, Jungkook maupun Jiyeon sama-sama diam tidak ada yang membuka suaranya,,dalam situasi seperti ini Jungkook-lah yang harus menenangkan kekasihnya,,ia tahu bahwa kekasihnya sangat trauma akan pertunjukan yang selalu ia tunjukan.

"Jangan pernah meninggalkanku."Jungkook berujar lirih namun penuh penekanan dari nada bicaranya.

Jiyeon menatap Jungkook," Kalau kau melakukan hal itu lagi aku akan benar-benar pergi dan tak akan pernah kembali."

"Kalau begitu aku akan memotong kedua kaki-mu agar kau tidak bisa pergi dariku."

Jiyeon terkejut,,matanya melotot ke arah Jungkook, sedangkan pria itu terkekeh akan itu.

"Aku bercanda,,tapi aku akan membuat itu menjadi kenyataan kalau kau melakukannya."

Jiyeon mencibikan bibirnya,,pandanganya ia alihkan keluar menatap gedung-gedung yang sangat indah pada malam hari.

Jungkook melirik kekasihnya,,kekasihnya terlelap,,tangan Jungkook terulur untuk menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Jiyeon.

Sampailah Jungkook di mansionnya, Jungkook mengendong Jiyeon ala bridal style, kekasinya sangat mengemaskan jika sedang terlelap.

Perlahan Jungkook merebahkan tubuh Jiyeon diranjangnya, ia menatap lekat-lekat wajah Jiyeon.

"Selamat malam gadis nakal!"

Cup.

Jungkook berjalan mematikan lampu dan menyalahkan lampu tidur dinakas ,lalu melangkah keluar dari kamar menuju kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook berjalan mematikan lampu dan menyalahkan lampu tidur dinakas ,lalu melangkah keluar dari kamar menuju kamarnya.

Sampai dikamarnya,,Jungkook tak benar-benar tidur,,ia memilih untuk menatap langit malam,,seperti biasa. ia mulai menyukai langit malam saat dulu kekasihnya mengajaknya ke sebuah pantai dimana langit malam saat itu benar-benar indah. Kekasihnya mengatakan bahwa jika dia tengah mempunyai masalah atau beban pikiran,,menatap langit-langitlah yang akan menenangkan.

obsessisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang