Oven itu akan menjepit kepala yang ada didalamnya,,dimulai dari sisi kanan oven dan kiri menjepit kepala yang berada di ditengah-tengahnya.
Otaknya kini mencuat keluar,,darah mengalir dari atas meja hingga lantai.
Jungkook tersenyum puas,,dan menepuk kedua tangannya karena merasa permainannya sudah berakhir.
Orang-orang yang dihdapan Jungkook pun sudah bisa menghembuskan nafas terakhirnya ditangan seorang Jeon Jungkook dan itu adalah keputusan tersendiri bagi psikopat berdarah dingin seperti Jungkook.
Jungkook berjalan keluar karena merasa permainnaya sudah selesai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hingga Jungkook melihat sosok gadis tengah berdiri diambang pintu ruang bawah.
Jungkook membeku,,tubuhnya terasa kaku digerakan. Mata itu mengisyaratkan rasa kecewa yang sangat mendalam membuat Jungkook merutuki dirinya sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jiyeon. Gadis itu adalah Jiyeon yang melihat dengan kepalanya sendiri dan mendengar dengan telinganya sendiri bahwa sosok yang ia sayangi didepannya ini kembali membunuh seseorang..apa dengan cara membunuh semua masalah bisa diselsaikan?
"Jiyeon dengarkan aku dulu." Jungkook mencoba meraih tangan Jiyeon.
Jiyeon menepis tangan itu,,air matanya keluar dari mata indahnya membuat Jungkook ingin membunuh dirinya sendiri atas keluarnya air mata itu.
"Aku mengira kau akan berubah."balas Jiyeon membuat Jungkook merasakan tersayat dihatinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku melakukan ini untukmu,,aku tidak terima!"bentak Jungkook membuat Jiyeon terdiam membeku.
"Kalau begitu aku akan meninggalkanmu."Jiyeon berlari keluar, niatnya datang ke mansion kekasihnya untuk memasakan sesuatu mengingat hari ini adalah harus ulang tahunnya yang yang 20 tahun.
Jungkook tersadar dari lamunannya,,dan berlari mengejar Jiyeon yang sudah tidak terlihat lagi.
"ARGHHHHH!!" inilah yang ditakutkan Jungkook ketika membohongi kekasihnya. Perasaan kecewa yang sudah tertanam dihati kekasihnya itu sulit diruntuhkan membuat Jungkook ikut kecewa pada dirinya sendiri.
"Apapun alasannya kumohon jangan tinggalkanku."Jungkook mengacak-acak rambutnya,,pakaiannya kini sudah lusuh.
Jungkook mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang, Lee Sean.
"Cari keberadaan kekasihku sekarang!"
Tut.
Jungkook melemparkan ponselnya dengan asal. Rasa kecewa ,rasa takut kehilangan begitu menggelayuti hatinya. Baru saja ia bersenang-senang dengan mangsanya,tapi kini ia harus kehilangan kekasihnya. Kalau tau begitubia akan menyerahkan 3 orang itu pada anak buahnya untuk menghabisinya agar dia tidak seperti ini.
------------------
Suasana dimalam hari dikediaman seorang psychopat berdarah dingin,,Jungkook terus memantau layar ponselnya menunggu tangan kanannya memberi kabar baik tentang kekasihnya. Ia menyesal entah dorongan darimana ia memilih untuk mengubah sisi kejamnya dengan bantuan kekasihnya.
Drtttttt.... Drtttttt
"Selamat malam tuan."ujar Sean dari sebrang telepon.
"Dimana kekasihku?"
"Dia sedang berada di rooftop gedung tua yang tidak terpakai tuan."
"Kirimkan lokasinya sekarang!"
"Baik tuan."
Tut.
Jungkooo mengambil kunci mobilnya,,lalu mengambil jaketnya dan berlari meninggalkan mansionnya dengan terburu-buru,pikirannya hanya satu,,kekasihnya. Orang yang sangat ia cintai selama ini.
Jungkook melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata,, pikirannya tak tenang,,cukup saat ini ia kehilangan kekasihnya,,tidak untul saat ini. Ia rasa permainan seharusnya berhenti sampai disini,,ia harus segera menikahi kekasihnya agar tidak nakal dengan berpikiran untuk meninggalkannya.
Sampailah Jungkook disebuah gedung tua,,Jungkook berlari dengan cepat menuju rooftop gedung,,gedung yang tak layak dikunjungi.
"Mianhe, Mianhe, Mianhe."
Itu suara yang Jungkook dengar,,kekasihnya mengucapkan kata maaf sebanyak tiga kali dengan tangisnya.
Jiyeon memandangi jalanan kota yang ramai dari atas rooftop.
"Seharusnya aku tidak meninggalkanmu saat itu." ujar Jiyeon.