chapter 5

3.9K 439 47
                                    

               Selamat membaca








Jiyeon membuka matanya saat sinar matahari menembus dari celah hordeng, jiyeon menatap sekelilingnya dan matabya terhenti saat mendengar suara pintu terbuka.



CKLEK!!


Nampaklah seorang jungkook dengan  setelan rapi.

Jiyeon mengerutkan keningnya saat jungkook berjalan menghampirinya dan mendudukan dirinya dipinggir ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiyeon mengerutkan keningnya saat jungkook berjalan menghampirinya dan mendudukan dirinya dipinggir ranjang.

"Bersiaplah."ujar jungkook berdiri dihadapan jiyeon.

"Untuk apa?" tanya jiyeon

"Untuk apa?" tanya jiyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hukuman..."balas jungkook datar, senyumannya menghilang begitu saja.

Jiyeon membulatkan matanya, apa sekarang saatnya dia yang akan dibunuh? Aigoo seharusnya aku lari saja dari mansion saat ini juga.







Wajah tampan jungkook kini berubah menjadi dingin dan datar,,tidak ada ekspresi apapun saat ini, bahkan jiyeon mencoba menenangkan pikiran positifnya bahwa jungkook tidak akan menyakitinya.

Tubuh jiyeon semakin terguncang saat jungkook membawanya kesebuah ruangan bawah tanah,,ruangan dimana saat jungkook membawa alex untuk melihat dunia untuk terakhir kalinya, tangan jiyeon digenggam erat seolah menujukan bahwa jiyeon tidak akan bisa lepas dari jangkauannya.
jiyeon menelan salivanya saat melihat seorang wanita yang terikat dengan wajah ditutup oleh kain hitam, wanita itu duduk dikursi yang berada ditengah-tengah ruangan.

Jungkook berjalan menuju meja bundar dengan sebuah peralatan yang ia gunakan untuk menghabisi nyawa seseorang, pria itu mengambil silet yang sudah berkarat,,tidak lupa juga jiyeon melapasi tangannya dengan sarung tangan kebanggannya.

Jungkook berjalan menuju wanita itu dan membuka penutup yang menutupi wajah wanita itu


Jiyeon membulatkan matanya saat melihat sosok perempuan dibalik kain itu....dia adalah yo ina sosok ibu dihidupnya..sama terkejutnya dengan Jiyeon,,yo ina lebih terkejut lagi saat melihat sosok pria yang selalu ia hindari selama hidupnya.


"LEPASKAN!!" Teriaj yo ina sambil menatap jungkook yang tengah tersenyum miring.

"T....tuan." seru jiyeon menatap jungkook



Jungkook menghampiri jiyeon, sedangkan gadis itu mematung ditempatnya.

"Apakah dia benar, eomma-mu??"tanya jungkook menangkup pipi jiyeon dengan senyum mengembang diwajahnya.

"N....ne, kenapa kau menaruh dikursi sialan itu!!" bentak jiyeon dengan air mata yang mulai mengalir.

"Sekarang jawab pertanyaanku dengan jujur." jungkook Menatap lekat mata jiyeon seolah menyalurkan betapa sakitnya selama ini yang ia rasakan, seharusnya dia yang marah disini bukan gadisnya!!

"Jika jawabanmu bohong,,aku akan melukai tubuh eomma-mu dengan caraku sendiri."ujar jungkook menyeringai


"Kau ingat malam itu? Malam dimana kau meminta pertolongan padaku saat malam hari, apakah malam itu mau benar-benar akan dijual oleh perempuan yang kau panggil eomma??" tanya jungkook datar,,rahangnya kembali mengeras mengingat betaoa kejinya perempuan yang disebut oleh jiyeon sebagai ibunya.

Jiyeon membelalakan matanya,,namun ia kembali memasang ekspresi tenang, gadis itu kembali melihat ibunya yang menggelengkan kepalanya, ia semakin panik saat jungkook mengeluarkan silet dari tempatnya.

"Aniyo , dia tidak melakukan itu!!"balas jiyeon panik, matanya melirik ke arah ibunya yang tengah bernafas lega

Jungkook menyeringai dalam hatu,,otak jahatnya mulai bekerja setelah mendapat jawaban kebohongan dari jiyeon.

"Kau berbohong, dan sekarang hukuman pertamanya." seru jungkook berjalan mendekati yo ina, ia membawa siley yang berkarat menuju.......pipi yo ina



"Arghhhhhh." ringis yo ina saat jungkook menusuk lalu menekan silet itu dipipinya.

"JUNGKOOK!!" teriak jiyeon berjalan mendekati jungkook,,namun pria itu kembali mengatakan sebuah kata yang membuatnya terdiam.


"Berhenti disana atau dia akan mati sekarang juga!!" ujar jungkook penuh penekanan, jiyeon kembali mundur

Jungkook mendekat ke arah jiyeon,,lalu menghapus air mata gadisnya.

"Jangan menangis." ucap jungkook menangkup kedua pipi jiyeon


"Pertanyaan kedua..... Apa selama ini dia selalu menyakitimu?"tanya jungkook sambil menatap jiyeon.

"N....ne."balas jiyeon,


Jungkook tersenyum," Good girl." ia b



Jiyeon membulatkan matanya

"Jungkook,,bukankah kau bilang aku harus menjawab dengan jujur? Lalu kenapa kau...."

"Mau jujur ataupun berbohong itu tidak akan merubah apapun."balas jungkook tersenyum manis,,namun tidak dengan tangannya yang kini mengambil sepotong jeruk lemon.

Jiyeon memperhatikan setiap gerakan jungkook, jantungnya berdegup kencang seolah mengatakan bahwa semua ini seharusnya hanya halusinasi.





"ARHHHHHH!!"  teriak yo ina saat lemon itu mengenai pipinya yang tergores silet.sedangkan jungkook kembali menekannya sangat dalam hingga jiyeon memejamkan matanya seolah tidak ingin melihat kejadian didepannya.


Jungkook tersenyun senang saat melihat mangsanya kesakitan,,tidak langsung dibuat meninggal karena ia ingin yo ina merasakan betapa sakitnya dua hati yang selama ini terpisahkan


"Pertanyaa  ketiga...apakah benar seorang yo ina adalah eomma kandung dari park jiyeon??"tanya jungkook menatap yo ina menyeringai,,wajah tampannya kini berubah menjadi sosok psikopat kejam yang pernah jiyeon tau.


Jiyeon menatap ibunya, kenapa ibunya lama sekali menjawab pertanyaan yang menurutnya sangat mudah.



Jungkook menajamkan tatapannya saat yo ina akan membuka mulutnya.


"Bukan, jiyeon bukanlah anak kandungku." balas yo ina menatap jiyeon lekat.



















   Vote Lah!!  Enak banget baca karya orang tapi gak bisa ngerhargain!!

Wik wik wik

obsessisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang