SELAMAT MEMBACA!
Seorang gadis tengah berlarian sambil membawa sepatu ditengah gelapnya malam.
Gadis itu terus mempercepat langkahnya saat seorang dibelakangnya semakin kencang mengejarnya."Tuhan....tolong aku."guman gadis itu,,kakinya sungguh merasakan sakit karena terus berlari,,dengan air matanya yang terus mengalir.
Sampai ia melihat sebuah mobil yang tengah melaju dihadapannya,,gadis itu melambaikan tangannya berharap mobil itu berhenti,,namun sayang sepertinya pemilik mobil itu tidak berniat untuk berhenti,,gadis itu nekat lalu berdiri ditengah jalan dengan merentangan kedua tangannya,,dan yah! Mobil itu berhenti.
Gadis itu mengedor kaca mobil itu berharap sosok didalamnya mau membantu.
Pintu kaca mobil terbuka menampilkan sosok pria dengan tatapan yang tajam bak pisau.Gadis itu melihat ke arah belakang dimana orang itu masih mengejarnya.." T....tuan tolong."lirih gadis itu,kinia ia menatap seorang yang menatapnya tajam.
"T....tolong."lirih gadis itu lagi,,air matanya sudah mengalir deras ketika ini pertama kalinya ia memohon pertolongan pada seseorang.
"Masuklah." balas pria itu.
Gadis it mengangguk lalu membuka pintu mobil dan duduk disamping pria itu.
Pria itu menjalankan mobilnya,,gadis itu melihat ke arah jendela mobil dimana orang yang tadi mengejarnya telah berhenti.
"Siapa nama-mu??"tanya pria itu.
Gadis itu hanya meneguk salivanya saat mendengar suara dari pria disampingnya.
"Parkjiyeon."balas jiyeon gugup,,jantungnya berpacu lebih cepat saat melihat tegasnya rahang yang dimiliki pria disampingnya.
"K....kamsahamida,,karena sudah mau membantuku."ujar jiyeon.
Pria itu menghentikan mobilnya ditengah pepohona sepanjang jalan,,ditengah gelapnya malam .
"Tidak ada yang gratis didunia ini."balas pria itu sambil menatap iris mata indah milik Jiyeon,,menenangkan dan seperti candu.
"T..tapi saya tidak membawa uang."ujar jiyeon tidak enak hati,,pasalnya saat ia kabur dia hanya membawa sepatu serta baju yang dipakaianya.
"You're mine."seru Pria itu tersenyum sinis
Jiyeon membulatkan matanya.
"M...maksudnya??"
"Kau sekarang menjadi milikku,,jangan pakai bahasa formal atau punishment akan menantimu." ujar jungkook sambil mengelus puncak kepala jiyeon
Jiyeon terdiam beberapa saat,,otaknya terlalu lambat untuk mencerna semua ucapan dari pria disampingnya. Mine?? Siapa yang menjadi miliknya? Dirinya? Jiyeon terus beradu dengan otaknya.
Sampailah mobil pria itu disebuah rumah megah yang terlihat Beberapa penjaga didepan gerbang.
"Ini dimana??"tanya jiyeon yang tengah memperhatikan rumah yang sangat besar dihadapannya.
"Kediamanku,,rumahmu juga."balas pria itu sambil memegang erat tangan jiyeon.
"A.....aku mau pulang."ujar jiyeon takut,ia tidak mengenal pria disampingnya,jadi mana mungkin dia akan langsung menurut begitu saja.
"Siapapun yang sudah menjadi milikku tidak akan lepas dari jangkuanku "jungkook mencengkram erat tangan jiyeon hingga gadis itu kesakitan.
Jiyeon dibawah kesebuah ruangan bawah tanah,,ia melewati beberapa lorong gelap serta tangannya tetap digenggam oleh pria itu.
"Panggil aku jungkook."ujar jungkook menatap jiyeon yang tengah ketakutan, ia akan mengajarkan gadis itu sesuatu yang mungkin aman mengakibatkan pada mentalnya.
"Ini adalah ruangan hukuman,,siapapun yang sudah berbuat kesalahan akan dihukum disini," seru jungkook memperlihatkan sebuah ruangan kumuh dengan satu kursi terpapang jelas di tengah-tengah ruangan serta rantai yang menjalar dikursi itu.
"LEPASKAN!!"
"Arrghhhh!!" teriak seseorang yang baru saja masuk,,matanya tertutup oleh kain hitam, serta tanganny dipeganh oleh 2 penjaga dibelakangnya.