" Kau ingat bahwa aku adalah pang..." ucapan Jungkook terhenti saat Jiyeon tak bergerak di pelukannya.
Jungkook menjauhkan sedikit wajahnya hingga ia bisa melihat Jiyeon terpejam sempurna.
" Sial! Dia berusaha mengingatnya."
Jungkook langsung mengendong Jiyeon ala bridal style membawanya menuju kamarnya.
Jungkook langsung menghubungi dokter pribadinya dengan tubuh berkeringat dingin.
" Cepat kerumahku, 5 menit tidak sampai maka akan aku hancurkan kepalamu hingga isi otakmu keluar!!" ujar Jungkook
Seorang pria jangkung dengan mata elangnya kini tengah memperhatikan sosok wanita di bingkai foto bernuansa coklat digenggamanya. Senyum miring tercetak jelas disudut bibir pria itu.
" Berhasil kabur rupanya." ujar pria itu dengan seringai.
Pria itu nengambil sebuah ponsel yang diataa meja,,mencari kontak seseorang lalu menghubunginya.
" Selamat malam,,ada yang bisa saya bantu tuan??" ujar seseorang di sebrang telepon.
" Cari wanita yang bernama Lee jiuen,,bawah dia keruang bawah tanah!!" seru pria itu dengan penuh penekanan.
Panggilan diakhiri secara sepihak oleh Jungkook. Ya! Pria itu adalah Jungkook yang memiliki mata tajam bak elang.
" Eughh..." lenguh Jiyeon membuka matanya perlahan.
Jungkook memperhatikan Jiyeon dengan perasaan khawatir,,ia takut gadisnya kenapa-napa. Saat Jiyeon-nya kembali. Ia bersumpah dengan dirinya sendiri untuk tidak akan melepaskan Jiyeon meskipun sang empu yang memintanya sendiri.
" Jungkook..." ucap Jiyeon.
Jungkook yang mendengar nama-nya dipanggil pun mendudukan dirinya disamping ranjang sambil menatap Jiyeon dengan tatapan lembut.
Jungkook mengelus puncak kepala Jiyeon dengan pelan," Wae? Ada yang sakit, hm?" tanya Jungkook lembut,penuh kasih sayang dan matanya memancarkan ketulusan.
Jiyeon tersenyum." Kamsahamida." ujarnya menatap Jungkook lembut.
Jungkook menggelengkan kepalanya pelan." Untuk apa? Aku tidak melakukan apapun," balas Jungkook.
" Aku mengingat sesuatu." ujar Jiyeon tersenyum.
" Mengingat apa??" tanya Jungkook menahan senyumannya,,seolah kegundahan hatinya akan terjawab.
" Hm.... Tadi aku memukul eomma-ku sendiri, apakah dia sudah meninggal??" tanya Jiyeon dengan wajah polosnya,,matanya mengerjap lucu.
Jungkook kembali memasang wajah datar, mata tajamnya memutar jengah seolah tidak menyukai topik pembahasan Jiyeon katakan. Ia kembali berdiri dengan Jiyeon yang masih terbaring diatas ranjang.
" Dia sudah di neraka,,kembalilah tidur aku masih banyak pekerjaan." seru Jungkook melangkahkan kaki-nya keluar dari kamar Jiyeon.
Jiyeon menatap langit-langit kamarnya dengan senyuman mengembang dibibir-nya.
' Aku mengingatmu," batin Jiyeon
Jungkook kembali memasuki ruang bawah tanah saat mengetahui dari tangan kananya bahwa jieun telah ditemukan dan saat ini tengah berada di ruang bawah tanah.
Jungkook menatap remeh gadis yang kini tengah terikat dikursi ruang bawah tanah.
" Lepaskan!!," teriak Jieun,,tangan-nya terus berontak seolah menginginkan tali di tangan-nya terlepas.
Jungkook membuka kain yang menutupi wajah Jieun sepenuhnya, gadis itu membelalakan mata-nya saat melihat sosok pria yang ia hindari. Tubuh Jieun gemetar dengan air mata yang turun tanpa disengaja.
Jungkook menatap Jieun seolah gadis itu yang kini akan menjadi santapannya. Ia memperintahkan anak buahnya yang berdiri di sudut ruangan agar mempersiapkan meja yang berisi alat-alat kesayanganya.
Jungkook melangkahkan kaki-nya menuju kamar Jiyeon,,membangunkan gadianya yang masih terlelap di alam mimpi-nya.
Clek....
Perlahan tapi pasti Jungkook melihat Jiyeon yang kini tengah tidur dengan selimut sampai batas leher,,wajah polosnya saat tidur terkesan mengemaskan dalam diri Jiyeon,,memiliki pipi chubby serta bola mata yang indah membuat Jungkook ingin memiliki seutuhnya gadis dihadapannya.
" Jiyeon.... Bangun." Jungkoik menepuk lengan Jiyeon dengan pelan.
Tidak ada tanda-tanda ingin bangun sepertinya,,Jiyeon tetap tertidur dengan dengkuran nafas yang teratur, Jungkook jadi tida tega membangunkan gadis-nya.
Jungkook membuka ponselnya untuk menghubungi seseorang.
" Ada apa tuan??" tanya Kai disebrang telepon.
" Siksa gadia itu yang tengah terikat diruang bawah tanah,,aku percayakan padamu."
" Baik tuan "
Panggilan terputus ,,kini Jungkook tersenyum misterius karna sebentar lagi dia akan mendapatkan kemenangan
Jungkook mengalihkan pandanganya saat tangannya digenggam oleh tangan mungil seseorang.
" Jungkook." panggil Jiyeon.
Jungkook menatap Jiyeon dengan menaikan sebelah alisnya.
" Waeyo??"
" Mau sampai kapan kau membunuh orang??"tanya Jiyeon dengan sendu.
Jungkook berbalik meninggalkan kamar Jiyeon.
" Itu adalah caraku untuk melindungimu." seru Jungkook lalu menghilang dibalik pintu.
' Tapi dulu kau tidak seperti itu' batin Jiyeon sendu.
Jungkook kini tengah berdiri di balkon kamar-nya,,mata tajamnya menatap gelapnya malam seperti gelapnya kehidupan yang selama ini ia jalankan.
Miris, satu kata yang mampu menggambarkab hati Jungkook saat ini,,kedua orang tuanya meninggal saat ia kecil dan ia malah terpisah dengan seseorang yang mampu mengubah jati dirinya hingga saat ini. Namun? Saat gadis itu tiba di hadapannya justru sifat kejamnya tidak dapat dihilangkan,,rasanya Jungkook ingin menghabisi semua orang yang berani mengusik ketenangan hidupnya dan miliknya.
Katakanlah Jungkook kejam,,namun bukankah itu sifat dari seorang psikopat? Membunuh tanpa menyentuh atau membunuh dengan tersentuh? Jungkooo menyukai keduanya, dan menurut Jiyeon, Jungkook adalah sosok psikopat berdarah dingin yang dapat berubah seiring dengan jalannya waktu.
Jungkook menghembuskan nafasnya pelan,,wajahnya kini menunduk seolah menyembunyikan raut wajahnya yang gusar sambil mengacak-acam rambutnya.
" Arghhh!! Aku tidak bisa!!" ujar Jungkook ditengah gelapnya malam,,ia tidak bisa menghilangkan siai membunuh dari dalam dirinya.
" Sepi adalah temanku,gelap adalah jiwaku dan itu semua adalah aku." Ujarnya.
..... VOTE LAH! ENAK BANGET BACA KARYA ORANG TAPI GAK BISA NGEHARGAI.😎 😎 😎