" Bukan. Dia bukan anak kandungku." Ujar Yoina menatap Jiyeon lekat.
Jiyeon meneteskan air matanya.
" M....maksud eomma apa?" tanya Jiyeon,,air matanya menetes seolah menandakan betapa hancurnya dirinya saat ibunya sendiri mengatakan bahwa ia bukan anak kandungnya.
Jumgkook bertepuk tangan atas keberanian Yo ina." Bagus,..." Jungkook berjalan mendekat ke arah meja mengambil sebuah garpu.
Jungkook melangkahkan kaki-nya dengan membawa garpu digenggamannya dengan senyum miring, pria itu mencengkram kuat rahang Yo ina hingga wanita itu menatap Jungkook panik,,air mata Yo ina menetes mengingat ia akan mati dengan cara mengenaskan.
" Aku sudah menjawab dengan jujur!!" bentak Yo ina panik saat melihat garpu ditangan Jungkook semakin mendekat ke arah matanya.
Jungkook tersenyum." Bukankah aku sudah bilang? Disini kejujuran sudah tidak ada harganya!!" Jungkook menusukan garpu itu tepat dibola mata Yo ina,,menekannya lalu menariknya dengan kasar hingga darah segar mencuat keluar membasahi pipi wanita itu.
Jiyeon membekap mulutnya tak percaya,,melihat dengan mata kepalanya sendiri. Ibunya terbunuh dan ia tidak bisa membantu apa-apa, Jiyeon seolah kaku ditempat,,tubuhnya gemetar kala melihat darah itu mengucur tepat melewati pipi ibunya.
Jungkook menarik bola mata itu hingga terlepas dan membuangnya ke arah lantai lalu menginjaknya secara memutar menggunakan sepatunya. Kini tinggal tersisa bola mata yang masih bergerak dengan air mata yang mengalir. Jungkook tersenyum senang saat melihat hasil karyanya.
Jungkook beralih menatap Jiyeon dengan senyuman manisnya,,namun bagi Jiyeon senyuman manis Jungkook mempunyai dampak buruk untuk seseorang.
Jungkook menggenggam tangan Jiyeon dan membawanya menuju meja miliknya.
" Pilihlah salah satu." Ujar Jungkook memperlihat isi dari mejanya.
Jiyeon terdiam,,tubuhnya hanya tak bisa bergerak saat melihat benda-bend dihadapannya.
Jungkook memutar bola matany jengah." Peganglah." Jungkook memberikan sebuah tongkat baseball pada Jiyeon.
Jungkook menggenggam erat tangan jiyeon,,membawanya kehadapan Yo ina yang tengah meringis kesakitan.
" Pukulah di manapun yang kau kau,,sampai aku tidak mendengar ringisan wanita itu,ku pastikan ia tertembak dengan handgunku." Desis Jungkook dengan menunjukan handgun kecilnya didalam jaketnya.
Jiyeon menatap Yo ina dengan tatapan minta maaf,,lalu ia memejamkan matanya dan mulai melayangkan tongkat baseballnya menuju lengan Yo ina.
BUGHH!!
" Akhhhh." Ringis Yo ina.
Jiyeon menjatuhkan tongkat baseballnya setelah ia memukul bagian tangan Yo ina.
Jiyeon membuka matanya saat ia tidak mendengar ringisan lagi, ia membekap mulutnya saat melihat darah menetes dikepala Yo ina, Jiyeon berjalan mundur hingga punggungnya menabrak dinding.
Jungkook menaruh handgun-nya kembali kedalam jas-nya,,lalu melepaskan sarung tangan-nya dan membawa Jiyeon keluar dari ruangan bawah tanah.
Jungkook membawa Jiyeon kesebuah tamab dimana ia akan menenangkan hati gadisnya karena sudah menunjukan pertunjukan itu. Jiyeon masih terdiam dengan air mata yang semakin mengalir di pipi-nya.
Jungkook menghapus air mata Jiyeon dan kembali menunjukan senyuman manisnya dimana semua perempuan akan terpesona.
" K....kenapa kau membunuhnya?" tanya Jiyeon Lirih, bibir-nya bergetar hebat serta air mata yang kian deras.
" Itu hukuman karena dia sudah berani menyakitimu." balas Jungkook tersenyum lembut,,tangan terulur mengusap puncak kepala Jiyeon dengan sayang.
" Sebenarnya siapa kau??! kenapa kau mengetahui semua tentangku dari pertanyaan-pertanyaan konyol-mu itu!!"
Senyuman di bibir Jungkook memudar,,matanya menajam seolah menunjukan betapa tidak sukanya dirinya dengan pertanyaan Jiyeon. Rahangnya mengeras menunjukan bahwa dia emosi saat mengingat kejadian dulu berputar jelas di memori ingatannya,,Tangannya mengepal erat dengan jari-jari yang tampak memerah.
Jungkook mengusap lembut pipi Jiyeon dengan tatapan lembutnya,,tatapan tajamnya menghilang begitu saja dalam hitungan detik." Kau tetap sama,,tetap menjadi gadis kecil yang akan selalu-ku jaga selamanya." ujar Jungkook sambil tersenyum.
Jiyeon membeku ditempatnya, ia seperti pernah mendengar kata-kata itu dilontarkan oleh seseorang namun siapa? Apakah ini dari orang yang sama?.
" Awww...." Lirih Jiyeon memegangi kepalanya yang terasa berputar dan pandangan buram.
Jungkook menatap Jiyeon khawatir,,,," Jangan berusaha mengingatnya,kau akan menyakiti dirimu sendiri "
Jiyeon memejamkan matanta sesaat,,tubuhnya kini dipeluk oleh Jungkook. matanya kembali terpejam seolah ia harus mengingat ada apa sebelum ia hilang ingatan?
"Kau ingat bahwa aku adalah pang...." Ucapan Jungkook terhenti disaat Jiyeon tak bergerak dipelukannya.
" Sial! Ia berusah mengingatnya." Desis Jungkook langsung mengendong Jiyeon ala bridal style membawanya menuju kamarnya.