chapter 8

3.4K 315 19
                                    

Cahaya matahari menembus disela-sela gorden, Jiyeon membuka matanya saat tidurnya terusik oleh cahaya, ia mendudukan dirinya di tepi ranjang lalu melangkah kaki-nya menuju kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.


Jiyeon sudah siap dengan kaos lengan pendek putih dan celana pendeknya, lalu melangkah menuju meja makan karena perutnya sudah berteriak untuk di isi.

Namun pandangan Jiyeon terhenti pada sebuah ruangan yang selama ini ia takuti, pintu menuju ruang bawah tanah terbuka, entah keberanjan darimana kaki-nya ke arah pintu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Namun pandangan Jiyeon terhenti pada sebuah ruangan yang selama ini ia takuti, pintu menuju ruang bawah tanah terbuka, entah keberanjan darimana kaki-nya ke arah pintu itu. Ia mengintip dari sela-sela pintu dengan hati-hati.


Jiyeon membelalakan matanya saat melihat tubuh seorang gadis dilantai dengan perut berdarah-darah serta usus dua belas jarinya telah dirobek menjadi beberapa bagian,,namun sepertinya gadia itu masih hidup.



LEE JIEUN... Jiyeon dapat melihat wajah Jieun dengan jelas saat rambut itu tergeser oleh hembusan nafasnya sendiri, Jieun menatap Jiyeon dengan air mata yang mulai deras tapi Jiyeon menggelengkan kepalanya karena tidak bisa menolong dengan mata sendu karena tidak bisa menolong kakaknya di bunuh oleh Jungkook.


Jiyeon memundurkan langkahnya dan kembali ke meja makan dengan ekspresi dibuat senang mungkin.


Derap kaki seorang membuat jantung Jiyeon berdegup kencang,,matanya terpejam karena ia begitu ketakutan dengan tubuh bergemetar.











Cup





" Pagi," ujar Jungkook dengan senyun manisnya setelah mengecup singkat puncak kepala Jiyeon.

" Pagi," ujar Jungkook dengan senyun manisnya setelah mengecup singkat puncak kepala Jiyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



" Kau sudah sarapan??"tanya Jungkook yang mulai duduk dihadapan Jiyeon.


Jiyeon menggelengkan kepalanya.

" Waeyo?" tanya Jungkook sambil mengambil roti.

" Makanlah " lanjut Jungkook memberikan roti yang tadi ia ambil pada Jiyeon


Jiyeon menerima roti itu lalu memakannya dengan tatapan lurus,,pikirannya entah kemana caranya agar bisa keluar dari rumah Jungkook dan menyelamatkan nyawanya.


Jungkook mengerutkan keningnya saat melihat Jiyeon tengah termenung." Wae??" tanya Jungkook.


Jiyeon tersadar dari lamunannya, dan mengelengkan kepalanya lalu menunjukan senyuman manisnya.

" Tidak apa-apa." balas Jiyeon.

" Kau habis darimana tadi?" tanya Jiyeon.

" Tidak Kemana-mana." balas Jungkook.

" Habiskan Sarapanmu,,setelah itu ikut aku." ujar Jungkook meminum coffe-nya.



" Kemana?"


" Menemani-mu membeli es cream." balas Jungkook tersenyum.


Mata Jiyeon langsung berbinar,,senyumannya memerka dibibir mungilnya. Bagaiman Jungkook tau jika dirinya menyukai es cream? Oke, baiklah untuk saat inu lupakan tentang kapan ia harus meninggalkan rumah ini, yang harus ia pikirkan adalah se cream dan es cream.


Jungkook berjalan terlebih dahulu menuju mobilnya, sedangkan Jiyeon dengan senang hati mengikuti Jungkook dari belakang.



Selama di perjalanan Jiyeon tak henti-hentinya tersenyum membuat Jungkook pun ikut tersenyum.


" Kau sangat menyukai es cream bukan??" tanya Jungkook melirik Jiyeon yang masih tersenyum.


Jiyeon mengangguk.

" Dan kau juga menyukai langit ditengah malam?"

" Kau juga menyukai hujan,,film kartun?" tanya Jungkook lagi dengan pandanganya kedepan.


Jiyeon mengangguk lagi dengan antusias dan bibir-nya terus tersenyum, tapi detik selanjutnya ia mengerutkan keningnya sebentar.


" Bagaimana kau tahu??" tanya Jiyeon saat tersadar akan pertanyaan Jungkook.


" Dari Informasi." balas Jungkook bohong.



Jiyeon mengangguk,,namun hati-nya berbunga saat mengetahui Jungkook-nya mencari tau tentang diri-nya.




Sampailah mereka ditempat kedai es cream ,,mata Jiyeon seketika berbinar seolah surganya makanan terdapat ditempat ini.



Jungkook menatap Jiyeon" Kau ingin pesan es crean rasa apa??"

" Hm....." Jiyeon memegang dagu-nya tengah berpikir.

" Eum..   Aku mau strwberry campur coklat ," balas Jiyeon mengalihkan pandangannya saat ada rasa vanilla.

" Eum....vanilla sama coklat saja."lanjut Jiyeon

" Ahh coklatnya ganti melon saja." namun ia melihat rasa mint chocholate chip, chokie dough, cookies dan cream, caramel.



Jungkook yang jengah menatap Jiyeon.

" Saya membeli semuanya,,cepat antarkan kerumah saya." ujar Jungkook.


" Dan tolong jaga pandangan anda,,jika anda ingin melajutkan hidup." Lanjut Jungkook menatap tajam pelayan dengan tajam.

Jiyeon membelalakan mata-nya.

" Tidak perlu!" ujar Jiyeon menatap pelayan.

" Saya ingin cookies dan cream saja." lanjut Jiyeon.



Jungkook menatap Jiyeon," Kenapa tidak membeli semuanya??"


Jiyeon menggeleng," Pemborosan uang."


Jungkook mengerutkan keningnya,dengan kedua tanganya dimasukan kedalam kantong celananya ," Bahkan aku bisa membeli tokonta kalau aku mau." ujar Jungkook.



Jiyeon memutar bola matanya.

" Sombong!" cibir Jiyeon.

obsessisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang