Page 30

1.2K 162 64
                                    











































Happy Reading!


































Seminggu setelah kepergian suaminya Wonyoung lebih sering mengurung diri di rumah,  tak banyak menjalani kegiatan karena masih berkabung dan terpuruk.


Bahkan ia tak menerima tamu seperti Minju yang selalu menyempatkan datang namun tak di terima, begitupun dengan Irene  Yuri dan teman Yena seperti Chaeyeon dan Hyewon.


Kepergian Yena merupak pukulan keras bagi Wonyoung yang secara mendadak ia terima, yang lebih parahnya tak ada yang bisa di salahkan karena sekuat tenaga mencari bukti tentang keterlibatan Yujin hasilnya selalu nihil.


Yujin adalah orang licin hukum sehingga selalu terhindari dari jeratan penjara, selalu menjadi mimpi buruk dan perusak kebahagaian yang sulit Wonyoung dapat.


Di dalam kamar Wonyoung duduk memeluk kedua kakinya yang di tekuk merenung dan mencari ketenangan, memandang lurus ke arah cermin yang memantulkan dirinya sendiri.


Tatapan kosong dan kelam terlihat jelas di tambah kantung mata yang menjelaskan pasti ia sullit tidur, tak hanya itu Wonyoung juga selalu kehilangan nafsu makan namun harus memaksakan demi sang buah hati satu-satunya yang Wonyoung punya.


" Maafkan ibu nak " Rintih Wonyoung sembari mengusap  perutnya.


" Ibu selalu terpuruk, maafkan ibu "


" Ibu hanya merindukan ayahmu " Suara parau yang terdengar begitu serak dan isakan tangis kembali memancing Wonyoung untuk mengalirkan air matanya.


Karena dengan terus tengingat Yena ia akan semakin merindukan pria tersebut  ia harus kembali melakukan semua hal dalam hidupnya sendirian.


Tak ada guyon, candaan atau kelakuan manis yang bisa mengundang seyum dari Yena lagi, di setiap pagi terbangun dengan tempat kosong di sebelah.


Tak ada alarm yang bisa menganggu tidur atau sekedar suara musik yang di putar karena Yena sedang mandi, meja makan yang selalu bersih dan tak pernh berantakan karena tak ada si tukang makan yang mengorotinya.


Semua hal yang ada dalam diri Yena amat sangat Wonyoung rindukan bahkan kebiasaan buruknya, semua seakan lenyap begitu saja.


Terdengar suara rintik hujan dari luar membuat Wonyoung ingat jika ia menjemur cucian, buru-buru Wonyoung turun dari kasur dan keluar untuk pergi ke rooftop dimana ia menjemur semua cuciannya.


Berlari demi menyelamatkan apa yang hampirk kering, satu persatu pakaian ia ambil dari tiang jemuran yang untungnya hanya sedikit.


Hujan mulai semakin lebat Wonyoung berlari menuju pintu keluar untuk segera kembali ke unitnya, karena sandal yang di kenakan licin membuat Wonyoung kehilangan keseimbangan lalu tergelincir dan jatuh.


" Aaaacckkkkkk!! " Pekik Wonyoung yang terus berguling menuruni tangga hingga ke bawah.































































































































































My Mysterious WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang