Page 26

1.1K 149 35
                                    

Nungguin ya?























Happy Reading!




























Di pagi hari Yena terpaksa sarapan sereal karena Wonyoung tak memasak, mungkin wanita itu masih dalam mode marah karena masalah kemarin.


Bahkan ia tak mendapati Wonyoung ada di rumah karena harus pergi ke suatu tempat, bukannya memberitahu Yena wanita itu malah menuliskan note di pintu kulkas.


Yena tak membayangkan Wonyoung akan selama ini saat marah padanya, dengan mengunya malas serealnya Yena duduk di atas sopa di temani saluran televisi pagi di akhir pekan.


Dengan wajah yang kusut dan tambut acak-acakan ia bahkan tak berniat mandi atau sekedar gosok gigi, cuci muka pun tak Yena lakukan dan memilih langsung sarapan.


" Hah, Wonyoung marahnya lama sekali "


" Mau peyuk, hnngghhh~ "


" Tidur sendirian tak nyaman "


Bibir Yena semakin maju saat ia cemberut karena sedih hingga membuat perasaannya terasa buruk, melahap semua sereal di mangkuk hingga mengotori mulut dan baju karena cara makan Yena yang berantakan.


Pintu terbuka menampakan Wonyoung yang baru saja datang, wanita itu menghela nafas dan menatap tajam ke arah Yena yang tampak masih berantakan.


Ia melirik ke arah dapur yang tadinya bersih kini kotor karena remah sereal dan susu tumpah, Yena meneguk saliva karena merasakan firasat buruk.


" Yena~ " Nada Wonyoung terdengar sangat mencekam di telinga Yena hingga membuat pria itu gemetar.


" Aku sudah bilang jangan buat rumah berantakan "


Dengan kesal Wonyoung masuk kedalam dan pergi ke arah dapur,  membersihkan kekacauan yang di buat suaminya di pagi hari padahal baru di tinggalkan beberapa saat untuk Wonyoung berbelanja ke swalayan.


Yena mengigit bibir bawahnyya terlihat kikuk semakin bersalah karena membuat Wonyoung malah semakin kesal bukannya membaik, ia memperhatikan wajah Wonyoung yang tampak gusar.


Ia berdiri dari sopa lalu berjalan ke arah dapur membersihkan mangkuk bekas makannya, Wonyoung tak sedikitpun melirik saat Yena terus memperhatikannya.


Setelah membersihkan meja ia merapikan semua belanjaannya kedalam kulkas, Yena masih berdiri di dekat wastafel menyatukan kedua jari telunjuknya merasa sangat menyesal.


" Sayang~ "


" Maafkan aku "


Hendak memeluk Wonyoung dari belakang namun di tolak oleh wanita tersebut dengan menahan kedua tangannya lalu pergi dari dapur, bagai bebek pada induknya Yena mengikut kemana arah Wonyoung pergi yang ternyata ke arah kamar.


" Say—owh "


Pintu tiba-tiba di tutup dengan keras membuat Yena terantuk dengan keras, pria itu mengusap dahi yang terasa sakit karena terbentur tadi.


" Bunnyku~ "


" Jangan marah, aku janji tak akan memberantakan lagi rumah. Seminggu ini biar aku yang mengerhajakan pekerjaan rumah, ku mohon jangan marah lagi. Hm? "


" Aku belikan sotteok, dakbal, Yangnyeom, cheeseball apalagi yah? Apapun asal jangan marah lagi yah? Hm? " Ponsel Yena berbunyi langsung ia periksa siapa yang mengirim pesan.



My Mysterious WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang