Page 33

1.1K 160 57
                                    





















Happy Reading!



































Di balik jeruji Yena duduk di atas lantai tanpa alas, bersandar pada tembok dengan sedikit menengadah dan menutup matanya mulai resah dan gelisah dengan keadaan Wonyoung di luar sana.


Bukan ingin  di anggap pahlawan atau sekedar cari muka ia hanya tak ingin istrinya merasakan bagaimana tak nyamannya dalam penjara, dingin, lembab dan sempit, di tambah ia sedang mengandung Yena tak mau itu mempengaruhi kesehatannya.


Ia rela melakukan itu demi Wonyoung karena memang bukanlah salah wanita tersebut, biarkan ia yang merasa kedinginan, kelaparan dan tak nyaman asalkan Wonyoung tetap aman.


Ia melirik ke arah jam tangan di tangan yang baru saja menunjukan pukul 3 pagi yang berarti baru sekitar 5 jam ia di tahan, Yena menghembuskan nafas menenangkan dirinya yang terus memikirkan Wonyoung.


" Aku merindukanmu " Guman Yena seraya menekuk kedua kakinya untuk di gunakam sebagai topangan kepalanya. Menunduk dengan perasaan yang tak karuan dan juga rindu.


" Ya!! " Sebuah suara Yena abaikan karena merasa bukan padanya.


" Ya!! Anak baru "


Yena mengakat kepalanya melihat ke arah teman satu sel yang menatap tajam ke arahnya, ia tertegun karena seperti punya sebuah maksud jahat.


Pria itu menggerakan jari telunjuk seolah memerintah Yena mendekat, dugaan buruk mulai menyerang karena pasti ia mencari bahan untuk di sakiti.


Yena masih diam ciut seperti orang bodoh karena takut melihat perawakan pria tersebut, penuh tatto dan juga berisi menatap sangar ke arahnya.


" Kau tuli?!! " Bentaknya sembari memukul lantai.


Yena menggeleng langsung menghampiri dan duduk bersila di hadapannya, ia meneguk saliva merasa gugup karena takut sesuatu akan terjadi padanya.


" Siapa namamu? "


" C-choi Yena " Gemetar Yena mendengar yang dari suaranya saja terdengar sangat menakutkan namun seketika suasana tegang berubah sesaat setelah pria itu menyodorkan sebungkus permen jelly.


" Untukmu "


Yena mengerjapkan mata beberapa kali dengan apa yang terjadi, berpikir hal yang buruk namun ternyata salah pria itu malah memberinya permen.


" T-terimakasih "


" Makanlah, kau tampak kelaparan "


" Sedikit " Pria itu mengangguk dan melanjutkan kegiatannya meruncingkan sebuah gagang pasta gigi dengan besi jeruji.


" Kau di tahan karena apa? " Tanyanya.


" Aku tidak tau "


" Yang benar saja, masuk penjara tapi tak tau alasannya "


" Aku.....hanya menggantikan istriku "


" Istrimu berbuat kejahatan? "


" Justru dia korban namun di tuduh tersangka " Pria itu mengangguk paham dengan apa yang Yena jelaskan.


" Jaman sekaran kedudukan dan uang lebih berkuasa di banding hukum, semua bisa di permainkan selama kau punya banyak saldo di rekeningmu "


My Mysterious WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang