Epilog

1.8K 149 43
                                    
































Happy Reading!



























" Ayah diam! "



Untuk kesekian kalinya Yena di tegur untuk diam dan tak bergerak oleh putri kecilnya yang sudah menginjak umur 3 tahun, ia di paksa diam memakai headband kelinci di kelapa untuk menahan rambut agar tidak turun.


Beberapa kali pria itu menghela nafas pasrah ketika Aeri terus mengoleskan segala macam make up milik Wonyoung ke wajahnya, di beri tugas menjaga Aeri di hari libur saat Wonyoung memiliki urusan keluar untuk sementara waktu.



Di paksa menjadi objek percobaan anaknya yang ingin ingin menjadi penata rias, kelopak mata yang sudah berwarna-warni.


Pipi yang merah muda karena di pakaikan blush on yang amat banyak, tak terlupakan bibir yang di beri lipstik merah menyala dan berantakan di sekeliling bibirnya.


" Sayang, sudah ya? Nanti ibu marah make upnya habis "


" Kan ayah yang di marahi bukan aku "


Beberapa kali Yena harus menghela nafas karena itulah yang ia takutkan dan jika di lihat semua merk make up yang di gunakan termasuk merk yang selangit, Yena harus merogoh kocek lebih dalam untuk mengganti semua yang di rusak Aeri.


" Aeri, jika ayah di hukum ibu. Tak ada corndog setiap ayah pulang tak apa? "



Aeri terdiam dengan wajah terkejut yang sangat lucu, makanan kesukaannya terancam akan hilang setiap malam hanya karena ia ingin bermain dengan make up ibunya.


Wajah Aeri berubah cemberut dan sedikit akan menangis, Yena mulai panik ketika mata anaknya mulai berkaca-kaca.


" Ah, sayang tidak-tidak. Ayah akan belikan corndog setiap malam, jangan menangis yah? " Yena menangkup wajah Aeri yang mulai terisak pelan dan mengusap wajah kecil sang anak.


" Ayah nakal~ "


Dan dalam situasi itu Wonyoung masuk ke kamar setelah pulang, ia membeku melihat keadaan kamar yang berantakan dan juga make upnya yang sudah tak berwujud.


Yena menoleh dengan wajah tegang lalu mengerenyit tau perasaannya mulai buruk melihat Wonyoung yang masih diam di ambang pintu tanpa menjatuhkan rahang dan berkata apa-apa.


" Aigooo " Wonyoung memijat keningnya melihat kekacauan kamar dan wajah Yena yang tak berbentuk.


" Ibuuuuu "


Aeri berlari ke arah Wonyoung dan menyambutnya dengan sebuah pelukan, Wonyoung berjongkok lalu merengkuh putri kecilnya yang cantik dan menggemaskan.


" Ibu darimana? "


" Tadi ibu harus bertemu kakek sebentar sayang "


" Ibu, tadi aku mendandani ayah. Apa ayah cantik? "


Dua perempuan di depannya menoleh dan sontak membuat Yena berpose secantik dan selenje mungkin, Wonyoung terkekeh melihat Yena yang tampak menderita pasrah karena wajahnya di acak-acak Aeri.


" Ayah sangat cantik, tapi lain kali jangan pakai make up milik ibu terlalu banyak. Lihat semua berserakan dan mengotori karpet "


" Maaf ibu "


My Mysterious WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang