Happy Reading!
Dengan segaris senyum lebar dan helaan nafas lega Yena melangkah keluar dari tempat yang mengurungnya selama satu hari, di susul dengan sepasang tangan yabg melingkar di memeluk lengannya bahagia karena bisa berkumpul dengan Yena setelah terancam di pisahkan.
Keputusan yang Yujin ambil ternyata membuahkan kebagian bagi Wonyoung yang bisa selalu di samping suaminya, terkejut dan tak percaya tapi ia syukuri karena semua mungkin sudah berakhir.
Yena menoleh ke arah wanita di sampingnya, menunduk menyatukan kedua kening mereka sembari memejamkan mata merasakan kebahagian akan hadir kembali.
" Aku masih sedikit takut " Ucap Wonyoung.
" Kenapa? "
" Apa yang ku renacakan untuk bahagia tak berjalan sesuai harapan "
Yena menggerakan tangannya memegang kedua bahu Wonyoung lalu mengusap lembut puncak kepalanya.
" Kadang hidup memang begitu sayang, tapi kau tak perlu khawatir. Aku akan berada di sampingmu "
" Menggenggam tanganmu " Yena menggenggam erat tangan Wonyoung.
" Melangkah bersamamu " Mereka mulai berjalan bersama meninggalkan tempat tersebut.
" Sebanyak apapun gangguannya, kita bisa melewati semua bersama "
Tak ada hal yng lebih Wonyoung ingin dengar selain kalimat tulus dan menyentuh dari Yena, tak ada kata takut dan cemas saat pria itu mengucapkan kalimat yang menenangkan seperti tadi.
Ia percaya tak akan pernah melangkah dan berjuang sendirian selama Yena berada disisinya, setelah semua yang ia lewati bersama Yena telah menunjukan betapa pentingnya pria itu bagi Wonyoung.
Tak ada hal yang membuatnya kesulitan menjalani hidup selama Yena berada di sampingnya, menggenggam erat tangan dan merangkul bahwa ia tak akan pernah di tinggalkan sendirian.
" Aku bersyukur Yujin sadar " Ujar Wonyoung.
" Yujin bukan orang jahat, hanya saja dia terlalu terbawa keegoisan dan kurang berpikir panjang "
" Heem, aku harap dia menjalani hidupnya dengan baik "
" Dia akan menemukan kebahagiaan di masa depan "
Mereka berjalan menuju tempat Wonyoung memarkirkan mobilnya, Yena mengambil kunci dari tangan Wonyoung dan pergi ke dalam kursi kemudi.
Seperti biasa ia akan memasangkan seatbelt untuk istrinya walau ia tau Wonyoung bisa melakukannya sendiri tapi Yena selalu melakukannya, mesin menderu dan mobil di lajukan keluar area tersebut.
" Sayang, aku mau roti yang di jual Kkura unnie "
" Kau belum makan? " Wonyoung menggeleng.
" Jangan beli disana sayang "
" Kenapa? Rotinya enak "
" Yang buatnya galak, anak kita tertular kegalakan Sakura "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Wife
RomanceMenikah dengan orang yang belum ia kenal? bisakah Yena jalani dan berujung bahagia? Gender Switch⚠