"HEHHH?! Apa kau bilang?! U-ujian?"
Berbulan-bulan mencoba beradaptasi dengan suara Seokmin dan gaya bicaranya yang selalu dilebih-lebihkan, baru kali ini Nara merasa terkejut luar biasa bahkan jantungnya nyaris berhenti berdetak kala mendengar pekikan nyaring sang pemuda. Gadis itu refleks menoleh risi, memberi tatapan seolah berkata, 'Hei-pelankan-suaramu' namun apalah daya, atensi Seokmin sudah tertambat sepenuhnya pada wajah datar Wonwoo, mengguncang bahu pemuda itu kala berkata tak percaya, "Kau keracunan apa, hei? Bisa-bisanya seorang Jeon Wonwoo belajar untuk ujian."
Wonwoo mengerjap lambat. Ekspresinya sekarang persis bak seekor anak rubah yang kehilangan arah, tapi detik berikutnya juga mengingatkan Nara akan salah seorang dosen killer-nya. Bingung dan kesal. "Kau benar-benar tak tahu? Kuis ini akan menentukan sembilan puluh persen nilai akhir kita, Bodoh."
Seokmin mengibas tangan seraya terkekeh-kekeh, sama sekali tak tampak khawatir kala membalas, "Itu hanya ancaman saja agar kau belajar. Kalaupun benar, tenang saja. Aku punya insting kuat yang lebih bisa diandalkan daripada otak."
"Kalau sudah bodoh ya bodoh."
Nara mau tak mau menyemburkan tawa. Hari ini kampus tampak lebih padat dari biasanya. Ia bisa mendengar derap langkah mahasiswa di koridor dan diskusi samar dari meja-meja lain di kantin. Mungkin kalau ada satu hal yang tak berubah sejak kunjungan awalnya ke bumi ialah, ujian selalu menjadi momok paling menakukan bagi seluruh siswa.
Oh, well. Rupanya ini juga berlaku bagi seorang Jeon Wonwoo. Seminggu terakhir pemuda itu sudah bersusah payah mempersiapkan diri untuk tes tertulisーdari menghafal rumus, melengkapi referensi di perpustakaan, bahkan hal yang tak pernah Nara sangka sebelumnya, Wonwoo mengajaknya pergi ke ruang belajar untuk belajar bersama.
Perubahan yang mendadak jelas membuat Nara terheran-heran. Barangkali, persis bak Seokmin yang sampai detik ini masih menatap Wonwoo seolah sahabatnya itu mendadak menjelma menjadi alien atau semacamnya. Maksudnya, ayolah! Ia tak perlu 'Jihoon Versi Dua' sekarang. Kalau Wonwoo sudah 'bertobat' dan menjadi siswa teladan, maka siapa yang ada di sisinya nanti?
Siapa yang kembali menemaninya untuk membolos ke warnet demi menonton film plus-plus nanti?
"Kau ..." Seokmin membasahi bibir bawah skeptis, "kau yakin Jihoon tidak mengatakan hal aneh padamu? Mengancam atau mendesakmu, mungkin?"
Wonwoo mendecakkan lidah, terpaksa mengangkat pandangan dari buku dengan kedua alis bertaut gemas. "Kau yakin kau tidak mau pergi sebelum kesabaranku habis? Aku belajar karena aku ingin, bukan demi orang lain apalagi Jihoon. Itu konyol, kau tahu?"
Nara hanya mendengkus samar sementara Seokmin mengerucutkan bibir, sudah keburu melepaskan rutukan di sela napas. "Jihoon belajar di perpustakaan. Chani bersama senior Jeonghan. Wonwoo belajar dengan Nara. Memang hanya aku satu-satunya pria merana yang ditakdirkan sendirian."
"Eiy, jangan begitu," kata Nara, terkekeh tak habis pikir dengan kalimat hiperbola Seokmin. "Kau masih diterima untuk belajar bersama kami."
Seokmin mengibas tangan. "Tidak, tidak perlu. Aku rasa aku akan mengisi perut di rumah makan depan kampus." Kemudian ia memajukan tubuh, memasang tampang nakal dan misterius sebelum berbisik, "Sambil mencari gadis baru, siapa tahu aku bisa menggait junior seksi."
Entah sebab wajah Seokmin yang ekspresif atau memang senyum lebarnya itu selalu bisa menularkan kebahagiaan, Nara menemukan diri tertawa seraya melambai saat pemuda itu melangkah pergi. Ah, berada di tengah-tengah atmosfer ujian dimana semua orang tampak begitu khusyuk memandang berlebar-lebar kertas dengan bahu merosot lelah dan kantung mata tebal sama sekali bukan hal yang menyenangkan. Minggu-minggu ujian itu waktu paling menyiksa dalam hidupーsetidaknya, begitu yang ia pikirkan selama menjadi mahasiswa puluhan tahun lamanya. Sebelum ia sadar, hidup itu lebih keras dibanding selembar pertanyaan di atas kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atonal Euphonious [Jeon Wonwoo]
FanfictionHades ingin pemuda itu mati. Maka ia mengutus Eleft―sang perancang kematian―untuk datang ke bumi, merekam semua data kriminal Wonwoo, lalu menetapkan hari serta rencana yang pas hingga pemuda itu tewas. Namun salah besar bila Eleft pikir misi ini ak...