[Diary Entry : 1]
15 Juni 2020
Gadis bersurai silver-putih dengan mata melengkung tajam dan senyum secerah matahari musim panas itu bernama Kim Nara. Berbeda dengan kebanyakan gadis yang kukenal, ia memiliki suara rendah yang terdengar tegas dan kukuh, berprinsip dan jujur, tajam dan teguh―walau kalau kau tanya aku, itulah cara aku mendeskripsikan kata 'seksi'. Gadis itu mematahkan setiap strereotipe-ku tentang wanita dan cinta. Tatapannya, pertemuan kita, tiap kencan dan ciuman yang ia ayangkan―semua berhasil merasuk ke mimpiku tiap malam. Sejujurnya, aku tidak tahu kenapa aku menulis subuh-subuh begini. Sekarang pukul dua, aku terbangun oleh mimpi buruk bahwa gadis yang kucintai perlahan mencekikku sampai mati. Aku tidak naif seperti Seokmin yang percaya takhayul tentang mimpi, jadi setelah aku terbangun dengan napas sesak dan keringat deras mengucuri tubuh, aku langsung melupakan pikiran itu dan kembali tidur.
Hanya masalahnya, aku tidak bisa. Pikiran tentang gadis itu terus menghantui benak. Dan sampai mentari menjemput, aku tidak kunjung memejamkan mata. Seolah kemunculannya dalam mimpiku adalah sebuah pertanda.
Sekali lagi kutegaskan, aku tidak senaif itu untuk percaya.
SATU alis terangkat, mata menatap penuh kuriositas sekaligus terpana, dua jemari mengapit selembar note bewarna yang penuh dengan checklist. Kembali menatap isi kertas sebelum beralih pada lawan bicara, Wonwoo tampak berusaha mencerna makna di balik kejutan ini sebelum bertanya, "Jadi, kau ingin aku bolos kerja untuk menemanimu bolos kuliah dan pergi ke tempat-tempat ini?" Ia menggoyang-goyangkan selembar catatan usang dengan pandangan merendahkan, hanya beberapa detik sebelum dengkusannya melongos tak percaya. "Kau serius, Nona? Kupikir dari kita semua, kau adalah mahasiswa gila nilai nomor dua setelah Jihoon."
Nara memutar bola mata, tapi senyumnya yang lebar dan cerah masih bertengger setia di wajah. Dandanannya hari ini sedikit nyentrik dan berbeda―tapi tetap tampak manis di mata Wonwoo. Bandana putih bermotif floral yang menghiasi kepala, pakaian crop tanpa lengan bewarna merah marun yang dipadukan dengan jins putih tulang. Surai yang biasanya tergerai lurus kini sengaja dibuat ikal, wajahnya pun diberi beberapa riasan bertema musim panas dengan glitter di ujung mata.
Menemukan kekasihnya sudah tiba pagi-pagi sekali di apartemen membuat Wonwoo terkejut. Dan seolah itu belum cukup, Wonwoo semakin dibuat bingung kala tiba-tiba Nara berujar, "Aku sedang tidak ingin kuliah. Hari ini, ayo kita habiskan waktu berdua."
Yang mana, wo, ini sama sekali bukan Kim Nara yang ia kenal.
"Aku hanya punya satu kelas hari ini," jawab Nara saat si pemuda bertanya alasan ajakan kencannya yang begitu tiba-tiba, "Lagipula sejak kau bekerja, sudah lama kita menghabiskan waktu berdua."
Wonwoo mengernyit. "Lalu trip Busan yang kemarin?"
"Trip busan adalah kencan yang kau rencanakan," Nara mengibas tangan. "Karena itu, aku ingin membalasnya. Kau sudah membaca catatanku? Itu daftar kegiatan yang bisa kita lakukan berdua. Aku sudah merencanakan semuanya seminggu terakhir, aku tidak ingin kerja kerasku sia-sia dan semua itu hanya berakhir menjadi catatan."
Wonwoo tidak semerta-merta menjawab, hanya menempelkan telapak tangan pada kening si gadis. "Tidak panas, tuh. Tapi kenapa hari ini kau bertingkah aneh, ya?"
Dikatai demikian sama sekali tidak membuatnya tersinggung, Nara malah mengulum senyum, berjinjit sedikit untuk memberi kecupan singkat pada bibir sang pemuda. Dan bahkan sebelum Wonwoo sempat berekasi, Nara sudah langsung mengapit lengan kekasihnya dan menarik pergi. Kamar apartemen Wonwoo ditinggal kosong berdua. Pemberhentian mereka sesuai dengan daftar yang tertulis di catatan. Wonwoo tidak menolak, tidak pula bertanya sepanjang perjalanan walau kurioritasnya mendidih. Untungnya shift siang dan malam hari ini dipegang pekerja lain (Wonwoo bersyukur tidak mengambil jadwal kerja full hari kalau-kalau ada situasi mendadak begini).
KAMU SEDANG MEMBACA
Atonal Euphonious [Jeon Wonwoo]
FanficHades ingin pemuda itu mati. Maka ia mengutus Eleft―sang perancang kematian―untuk datang ke bumi, merekam semua data kriminal Wonwoo, lalu menetapkan hari serta rencana yang pas hingga pemuda itu tewas. Namun salah besar bila Eleft pikir misi ini ak...