"Apapun akan kulakukan untukmu."
"Jangan berkata begitu, aku tidak suka."
"Kau tak percaya?"
"Tidak."
"Kenapa?"
Si gadis meringkuk lebih dalam pada dekapan sang pemuda, samar-samar menghirup bau apek bercampur parfum dari tubuh kekasihnya. "Kalaupun kau bersungguh-sungguh, aku tidak mau kau benar-benar melakukan apapun untukku."
Lagi-lagi jawaban tak terduga si gadis membuat kekasihnya mengernyit keheranan. "Kenapa?"
"Karena aku tidak mau kau menyesal di kemudian hari."
"Kenapa aku harus menyesal?" Pemuda itu terkekeh, menarik gadis itu lebih erat dalam pelukannya. "Cinta tidak butuh penyesalan, Sayang."
Aku harap kau benar.
Andai aku seberani itu.
Seoul, Juni 2021
"APA kau menyesal?"
Nara tersentak, mengerjap beberapa saat untuk kembali ke realitas. Loteng berdebu, Tikus dan binatang pengerat lain bercengkrama di sudut pintu. Sepatu yang basah, musim panas menyengat. Kemudian, ia mendongak, mendapati wajah cantik yang samaーwajah elegan dari sosok wania ghaib yang menjadi kekaguman sekaligus ketakutan masyarakatーmenatapnya datar. "Apa?"
Gennitria memutar bola mata, tapi tetap mengulang ucapannya, "Setelah semua yang kau lalui satu tahun terakhir, apa kau menyesal pernah bertemu dan mengenal manusia itu?"
Menyesal. Satu kata yang Nara pikir tak akan pernah pergi dari hidupnya. Seolah perasaan itu telah tertanam, terpaku, tertambat utuh bersama jiwa gadis itu. Ia tersenyum pedih. "Lebih tepatnya, aku menyesal menjadi bagian dari rencana keji dewa."
"Kenapa?" tanya Gennitria, tertarik dengan jawaban si gadis, "Kalau aku tidak salahーdan sejujurnya, aku tak pernah salahーkau adalah Eleft, Sang Perancang Kematian; tangan kanan dewa. Titelmu yang begitu agung dan tinggi telah menyebar di dunia dewa. Kenapa kau tidak setia dengan tuanmu Hades?"
"Apa kita diharuskan untuk setia pada sesuatu yang salah?" Nara tertawa parau. Satu tahun yang menyakitkan dan penuh duka. Banyak hal terjadi dalam satu tahun itu. Bagaimana Foniash benar-benar lenyap tanpa kabar, bagaimana Eleft yang hidup sebagai sosok Kim Nara perlahan kehilangan keahliannya sebagai pemanggil ruh budak, bagaimana Yoon Jeonghan―Mozzakh, rekannya―memberi satu kabar mengejutkan sebelum akhirnya ia menghilang bagai ditelan bumi.
Sejak saat itu, Chani, Seokmin, dan Jihoon tidak pernah menyebut nama Jeonghan seolah sosok itu tak pernah ada.
Gennitria tertawa, duduk dengan kaki terlipat anggun pada loteng paling puncak. Bertemu sosok Eleft jelas adalah kehormatan. Berhadapan langsung dengan pekerja Hades yang digadang-gadang paling cerdas jelas merupakan hal baru baginya. Well, tidak terkejut, sih. Toh semua ini telah direncanakan sejak dulu. "Eleft, pekerja dewa yang tegas dan berprinsip. Aku senang bisa bertemu denganmu secara langsung."
Nara tidak tahu apa itu sebuah pujian atau hinaan, ia juga tidak terlalu peduli. Anak buah Asclepius dikenal oleh sifat sarkas dan fisik memikat. Satu paket lengkap, dan Nara sendiri tertarik untuk mengetahui diri Gennitria lebih lanjut. Apa ia anak buah yang dipaksa? Apa ia juga pernah mencicip kehidupan manusia? Apa dulu, wanita berjubah putih di depannya ini pernah mencicip manisnya cinta?
Matanya mengerjap, lamunannya buyar. Menarik napas dalam-dalam, menenangkan hati dan pikirannya, gadis itu membalas, "Aku ingin kau membangkitkan Wonwoo. Aku tahu, jiwanya ada padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Atonal Euphonious [Jeon Wonwoo]
FanfictionHades ingin pemuda itu mati. Maka ia mengutus Eleft―sang perancang kematian―untuk datang ke bumi, merekam semua data kriminal Wonwoo, lalu menetapkan hari serta rencana yang pas hingga pemuda itu tewas. Namun salah besar bila Eleft pikir misi ini ak...