1. Asa Untuk Ayu

25.7K 1.1K 30
                                    

Tata sigap mengambil alih peran Pak Jo. Dia tidak ingin pria itu kehilangan pekerjaannya karena harus menyetir ngebut menuju rumah sakit. Tata yang tidak memiliki SIM A itu memang nekat. Berbekal keseringan mengendarai mobil racing sebelumnya ketika belum mengenal motor, dia kendarai van seligat mungkin.

Malam itu Tata tidak lagi memikirkan Ayu yang terkapar di bagian belakang van. Yang dia pikirkan adalah bagaimana caranya bisa sampai di rumah sakit tepat waktu. Secepat mungkin.

Tata fokus. Dia anggap van yang dikendarainya sekarang seperti motor yang sehari-hari menemaninya ke manapun. Suara klakson dari kendaraan lain tidak dia pedulikan. Lampu merah pun dia abaikan. Mau tidak mau, Ayu harus cepat tiba di rumah sakit.

Sementara di belakang van, Guntur dan Farid terus memegang tubuh Ayu yang lemah. Busa mulut Ayu tak berhenti ke luar. Guntur panik luar biasa. Dan Farid terus mengucapkan doa-doa dalam hati, berharap Ayu mendapatkan penanganan secepat mungkin.

"Bertahan, Nak. Bertahan, Sayang. Oh My God, Oh My God. I can't breath. I can't breath. Please, Ayu. Please, please, please..." isak Guntur. Dia dekap tubuh anaknya yang tidak sadarkan diri sambil membelai kepalanya dengan tangan yang gemetar. Tidak ada yang terlintas di benaknya kecuali keselamatan Ayu.

Guntur menangis kencang. Dia sangat menyesali kejadian ini.

Farid melap-lap buih-buih dari mulut Ayu dengan ujung kausnya, khawatir buih-buih itu kembali masuk ke dalam tubuh Ayu.

"Rena..." lirihnya cemas.

"Sebentar lagi, Farid. Udah gerbang IGD nih...." tanggap Tata yang sudah tau bahwa Farid akan mengungkapkan kehawatirannya. Dia santai sekali.

Mungkin yang paling tenang adalah Tata di malam itu. Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan keresahan. Berbeda ketika dirinya masih dalam perjalanan menuju rumah Guntur, Tata sangat panik, karena belum bertemu Ayu.

Apalagi sekarang, dia sudah berhasil masuk rumah sakit. Dia yakin Ayu akan mendapat penanganan tepat waktu.

Secepat mungkin Tata berlari menuju ruang IGD memanggil para perawat yang sedang bertugas untuk menyediakan emergency stretcher sesegera mungkin.

_______

Sementara itu di rumah

"Ya ampun, Nayraaa. Ayu di rumah sakit sekarang. Susul, Naaaayy," jerit Mbok Min ketika berhasil membangunkan Nayra lewat gedoran pintu kamarnya.

Nayra terkejut bukan main. Dia lalu meraih baju seadanya, berlarian menuju mobil yang sudah siap akan dikendarai Pak Jo. Dia bahkan belum membersihkan diri setelah bercinta dengan suaminya sore tadi, bahkan sempat pula tertidur pulas bersama Guntur.

Kini hanya Ayu yang dia pikirkan.

***

Meski hanya bisa melihat proses penanganan Ayu lewat jendela kaca, perasaan Guntur berangsur tenang. Dia yakin anaknya bisa bertahan.

Guntur cukup lama terdiam saat memandang para tenaga medis yang dengan cekatan memeriksa keadaan anaknya. Bunyi bip bip dari peralatan medis mengiringi benak Guntur yang mengingat-ingat masa-masa indah dengan Ayu di masa lalu. Guntur tersenyum di tengah rasa gundahnya, mengenang Ayu kecil dulu ketika masih berada di dalam dekapannya. Ayu tidak pernah mengecewakannya. Ayu gadis yang sangat menyenangkan.

"Kenapa, Ayu..., kenapa, Nak..." guman Guntur lirih sambil terus memandang ruangan yang dipenuhi peralatan medis itu.

Beberapa saat kemudian, muncul salah satu dokter yang menangani Ayu.

"Untung saja Bapak cepat membawanya ke mari. Dia gadis kuat..." puji dokter itu. "Sekarang kita akan memindahkannya ke kamar lain, untuk perawatan selanjutnya," lanjutnya dengan perasaan sangat lega.

FaridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang