30. Kita Menang

7.4K 803 30
                                    

Sejak mengetahui hubungan spesial antara Tata dan Farid, Ayu lebih sering menginap di PIK. Hampir tiap hari. Meski Tata dan Farid pernah menjanjikan untuk mengurus memilihkan sekolah yang cocok untuknya, Ayu tetap saja merasakan bahwa itu hanya basa basi mereka saja untuk menyenangkan hatinya. Apalagi sudah hampir seminggu ini tidak ada kabar dari Tata maupun Farid. Ayu merasa mereka berdua sudah melupakannya, karena mungkin sibuk pacaran. Maklumlah, baru beberapa hari mereka jadian, begitu menurut Ayu.

Meski Ayu kini sudah mengantongi surat keterangan dari terapi kejiwaan yang menyatakan bahwa dirinya sehat secara mental, plus terapi utama sudah Ayu lewatkan, ternyata Ayu masih tetap mengikuti beberapa terapi ringan. Walaupun tidak wajib, Ayu dengan senang hati mengikutinya.   

Sekarang, Ayu sedang diajak ngobrol-ngobrol santai dengan Aldila, sang terapis.

"Sekarang, apa yang kamu khawatirkan, Yu?" tanya Aldila. Mereka berdua tampak santai duduk-duduk di ruang khusus terapi Aldila.

"Mama Nay. Kayaknya dia capek banget tiap hari harus nemenin Papa terus-terusan. Kasihan, soalnya Papa kadang suka uring-uringan gitu, Kak. Makanya Ayu diculik dulu ma Eyang,"

"Trus?"

"Hm..., Om Farid dan Kak Rena yang jarang hubungi Ayu."

"Adalagi?"

"Bosen tiap hari di rumah Eyang..., pinginnya sama Mama Nay..."

Aldila tertawa melihat wajah sewot Ayu. Ayu memang dipinta eyangnya untuk menginap di PIK, karena Nayra sibuk merawat Guntur yang secara psikis terguncang disebabkan trauma oleh kejadian percobaan bunuh diri Ayu serta proses sidang yang cukup melelahkan. Ayu akhirnya menerima saran eyangnya. Ayu juga tidak perlu khawatir, karena dirinya masih sering dikunjungi mamapapanya.

"Asmara, Yu?" canda Aldila.

Ayu menggeleng.

"Masih ingat cinta pertama dengan Bara?"

"Ingat sih. Tapi dia sekarang sudah punya pacar lagi, Kak..."

"Kok tau? Sering intip akunnya dia ya?"

Ayu mengangguk dengan senyum tipis. Dia lalu mengeluarkan ponsel dari tasnya hendak membuka akun IGnya. Ayu akan menunjukkan ke Aldila wajah sang mantan.

Tapi wajah Ayu sedikit berubah ketika salah satu akun yang dia ikuti menggugah sebuah video pasangan yang sedang melakukan lamaran di sebuah ruangan yang penuh lampu-lampu hias indah.

"Kenapa, Yu?"

"Kak..."

Aldila lalu melihat video yang diunggah sebuah akun perusahaan mode internasional yang diikuti Ayu.

"Lho? Ini kan Om Farid? Dia mau menikah?"

Aldila memandang wajah sedih Ayu. Ayu terlihat menelan ludahnya beberapa kali ketika menyaksikan video lamaran tersebut. Apalagi saat kamera tersorot kedua wajah pasangan yang saling tatap penuh cinta, lalu terdengar suara Farid yang pelan namun jelas bertanya Will you marry me ke perempuan yang bergaun mewah. Musik yang mengiringi sangat syahdu. Dan setelah dijawab I do oleh sang perempuan, riuh rendah suara para tamu undanganpun terdengar di penghujung video.

"Ayu. Jangan sedih..."

Ayu tersenyum kecut.

"Ayu bukan sedih karena Om Farid mau menikah..." ujarnya sambil meletakkan kembali ponselnya ke dalam tasnya.

"Om Farid kayaknya nggak kasih tau Mama dan Papa," lanjutnya menahan kecewa.

"Mungkin ini hanya konten..."

FaridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang