58. Sikit aja

6.4K 721 40
                                    

Resepsi pernikahan Ayu yang diadakan di sebuah gedung mewah sangatlah meriah. Suasana Jawa yang kental sangat terasa di awal-awal acara. Namun di saat siang menjelang sore, suasana Arab yang mendominasi acara tersebut.

Farid turut sibuk menyambut para tamu. Guntur sangat terbantukan oleh iparnya ini. Farid memang sangat menginginkan acara spesial Ayu berjalan dengan sesempurna mungkin.

Dan ternyata sikap Farid menyita perhatian Akhyar. Pria setengah abad yang sedang duduk bersama para tamu-tamu penting itu beberapa kali tertangkap menoleh ke arah Farid yang sibuk. Dia tampak gelisah. Kadang-kadang dia sempat melirik-lirik ke Bu Ola yang duduk bersama para ART Bu Hanin. Padahal sebelumnya Bu Ola duduk bersama besannya, yang tentu dikelilingi orang-orang berduit.

Raut wajah Akhyar terlihat lega saat dirinya tidak sengaja melihat Tata yang sedang berdiri mengambik makanan dari salah satu stan untuk anaknya, Hera. Akhyar lalu berdiri setelah mengucapkan 'permisi' ke teman-temannya yang duduk mengitarinya.

"Paris. Ssst..." desahnya pelan.

Tata mengernyitkan dahinya ketika Akhyar sudah berada di sampingnya.

"Lho, Dad? Ada apa?" tanyanya heran.

"Boleh aku minta nomor mertuamu? Hm. Siapa namanya?" pinta Akhyar bertanya. Suaranya sangat pelan.

Tata sekilas melirik ke arah mertuanya yang tampak asyik berbincang-bincang dengan Mbok Min dan Bu Sari.

"Febyola. Ola panggilannya..." jawab Tata. Nadanya juga pelan. Dia memahami gelagat Akhyar yang tidak ingin orang-orang tahu tentang apa yang dia rasakan.

Tata tersenyum saat Akhyar menyerahkan ponselnya ke tangannya.

"Tulis namanya juga," suruh Akhyar seraya meraih Hera dan menggendongnya.

"Naksir, Dad?" tanya Tata iseng.

"Butuh teman ngobrol. Kayaknya baik. Apalagi anak-anaknya," aku Akhyar.

"Kayaknya? She is the best woman. Tapi aku nggak janji Daddy bisa dekat. Soalnya sudah empat belas tahun lebih menjanda. Kata Mas Farid banyak juga yang mau , tapi dianya yang nggak mau."

"Kamu jangan bikin aku pesimis, Ris. Namanya juga usaha. Ini aku niatnya berteman baik kok. At least buat teman ngobrollah. Mengusir kesepian,"

Tata memasukkan ponsel Akhyar ke saku jas Akhyar. Dia tersenyum menggeleng. Karena tak menyangka mantan sugar daddy itu ingin mengenal mertuanya lebih jauh.

"Hm..., anak manis. Ikut Njid ya? Pintar ini. Mau apa? Mainan? Barbie dolls?" bujuk Akhyar sambil mencium pipi Hera bertubi-tubi. Lalu dia serahkan tubuh Hera ke arah Tata.

"Thanks, Paris," ucapnya dengan senyum hangatnya.

_____

FaridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang