2. I Will Tell You

9.1K 946 8
                                    

Tiba-tiba terdengar suara-suara derap langkah tergesa-gesa disertai napas terburu-buru mendekati Tata dan Farid.

"Di mana Ayu, Farid."

Farid dengan sigap menunjukkan kakaknya menuju kamar di mana Ayu dirawat. Nayra datang bersama dengan Mbok Min dan Pak Johan. Bu Sari sepertinya menunggu di rumah.

Tata menghela napas panjang saat melihat punggung Farid yang mulai sibuk mengarahkan kakaknya yang terlihat sangat panik.

Nayra memang selama di perjalanan menangis sekencang-kencangnya. Ayu bunuh diri? Kenapa? Apa karena aku? Karena kehadiranku? Nayra begitu takut dengan kata-kata kematian. Dia sibuk menyalahkan dirinya. Menyesal rasanya menikah dengan Guntur, jika harus menghadapi masalah yang sangat berat ini. Dia remas dadanya kuat-kuat.

"Ayuuu...," tenggorokannya tercekat. Tak sanggup berucap membayangkan tubuh Ayu yang pasti sangat lemas.

Selama berada di dalam mobil, Mbok Min hanya mampu menenangkan Nayra dengan mendekap dua bahu Nayra kuat-kuat. "Tenang, Nayra. Semoga nggak papa dengan Ayu. Yakin..." ujarnya terus menenangkan.

Dan setelah memastikan Nayra sudah sedikit tenang saat berjumpa Ayu yang terbaring lemah, Farid pun ke luar dari kamar rawat Ayu.

Lagi-lagi..., dia kehilangan Tata.

Pandangan Farid tertunduk. Entah kenapa kali ini dia merasa sangat kehilangan sosok nyentrik itu. Lalu agak lama dia tepekur. Memikirkan sosok Tata. Siapa dia sebenarnya? Pertemuan dengan Tata pasti bukan kebetulan. Farid berusaha mengingat-ngingat kembali pertemuannya dengan Tata pertama kali.

Ah. Lagi-lagi dia lupa menanyakan tentang hubungan Tata dengan Sheren, mantan tunangan Guntur.

Farid sangat ingat raut sinis Tata ketika melihat dirinya dan Nayra di ruang kantor Guntur beberapa minggu sebelum Nayra dan Guntur menikah. Lalu Tata? Apa perannya? Apa misinya?Kenapa dia tiba-tiba hadir kembali? Lalu tiba-tiba menyatakan perasaan suka dengannya.

Farid menggelengkan kepalanya mengingat Tata. Jika sebelumnya dia menganggap Tata sebagai perempuan yang menyebalkan. Sekarang dia berkesimpulan bahwa Tata adalah perempuan yang aneh.

Tak lama kemudian, tampak Bu Hanin beserta pengawal-pengawalnya datang dengan tergesa-gesa. Farid bergegas menunjukkan mereka kamar di mana Ayu dirawat.

***

Bukan main Bu Ola terkejut mendengar cerita Farid tentang apa yang terjadi dengan Ayu. Dia bahkan ingin langsung menjenguk gadis yang baru saja mengunjungi rumahnya sore tadi. Tapi Farid mencegahnya karena sudah banyak yang berkunjung ke rumah sakit malam ini. Farid menyarankan agar ibunya sebaiknya datang ke rumah sakit esok hari saja.

"Si Rena tuh sopo toh, Rid? Kok kayak cenayang? Iso-isoneee tau Ayu mau bunuh diri," ujar Bu Ola dengan nada tanya.

Farid menggeleng lemah. Susah menjawab pertanyaan seputar Tata.

"Biasa, Bu. Sekarang tuh apa-apa lewat media sosial. Jadi Rena kebetulan buka akun sosmednya, eh..., dia liat video Ayu mau bunuh diri..."

Bu Ola hanya manggut-manggut. "Halah. Ibu nggak ngerti sosmed-sosmed. Taunya Fesbuk."

"Ya itu, Bu. Sama. Fesbuk itu bagian sosmed. Banyak sekarang..., suka berkaitan satu sama lain."

Bu Ola memandang Farid dengan seksama.

"Kayaknya dia punya hati sama kamu, Rid..." gumamnya hati-hati.

Farid meliriknya sekilas.

"Emang, Bu."

Bu Ola tertawa kecil.

"Duh..., ibu sih terserah kamu. Cuma ya..., kayak lanang, Rid. Gede tinggi. Aslinya mana, Rid? Bukan orang sini kayaknya..."

Farid tersenyum melihat sikap ibunya yang malah tertarik membahas Tata. Padahal dirinya masih memikirkan Ayu.

"Nanti aku tanya, Bu. Soalnya aku belum kenal dia banget,"

"Hm..., kamu mau?"

"Ih..., ibu..., paan sih?"

Bu Ola merapatkan mulutnya sejenak seraya memandang Farid hati-hati.

"Atau kamu malah suka Ayu?"

"Duh, Ibu. Ini sedang sedih, Bu. Ibu malah nanya-nanya yang aneh-aneh..."

"Lha kan Ayune selamat toh. Harus bahagia. Masa sedih terus-terusan...,"

Farid tertawa kecil. Dia menggeleng sejenak.

"Ibu sama Kak Nay sama aja..., kalo sedang sedih selalu diselipin yang bikin ketawa..."

Bu Ola mencolek pinggang Farid.

"Si Ayu juga kayaknya suka sama kamu. Hayoooo..., pilih mana? Jangan sungkan tanya ibu..."

Farid hanya menelan ludahnya kelu. Suka Ayu? Iya. Rena? Mungkin juga. Dua-duanya menarik. Farid tentu saja menyukai Ayu karena dia tidak menyangka akan bertemu Tata. Suka Ayu ya wajar, Ayu memang sangat cantik. Apalagi mengingat sore saat menemani Ayu pergi jajan. Ayu tidak segan menggamit lengannya, ingin meminta perlindungan. Tatapan dan suara manja Ayu ngangenin banget.

Lalu Rena? Farid menggosok-gosok rambut keriwilnya. Dia ingat mata Tata yang beda saat melihat rambutnya yang kribo. Tata menyukai gaya rambutnya.

"Udah..., istirahat. Kamu pasti capek lari-lari. Besok kamu antar ibu ke rumah sakit. Biar ibu libur kerja saja."

Bu Ola lalu meninggalkan Farid duduk di ruang tengah sendirian.

Sementara Farid memasuki kamarnya.

______

Malam itu pikiran Farid tertuju ke Tata. Sorot mata Tata yang tajam kala melihatnya membuat risau perasaan Farid. Apalagi ke depan dia pasti akan selalu berurusan bahkan berhubungan dengan Tata karena sama-sama akan melanjutkan kuliah ke tempat yang sama.

Farid lalu memainkan ponselnya.

Farid berdecak kagum saat melihat laman akun Tata yang sengaja Tata simpan di ponselnya sebelumnya di rumah sakit. Sepertinya Tata melewati hari-harinya dengan hura-hura dan kesenangan. Teman-temannya tampak berasal dari kalangan atas. Duh, lagi-lagi Farid heran kenapa Tata menyukainya.

"Halo..." Farid menghubungi Tata.

"Hai...,"

"Lu main tinggal aja, Rena. Trus siapa yang bawa mobil,"

Tawa Tata terdengar renyah.

"Gue kasih kunci ke satpamnya Bu Hanin..."

"Oh...," Farid berpikir sejenak. "Lu kenal Ibunya Pak Guntur?"

Ada diam di ujung sana.

Dan Farid mulai curiga.

"Ya...," ada ragu di nada jawab Tata sekarang.

"Well..., besok gue ke rumah lu..."

Farid menggelengkan kepalanya.

"Hm..., gue mau antar ibu gue ke rumah sakit, Re..."

"Ya udah. Kita ketemuan di sana,"

Farid menghela napasnya. Dia ragu sejenak.

"Okay...," ucapnya.

"Gue akan cerita semua...."

___________

FaridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang