5. Gamang Farid

7.1K 794 13
                                    

Tata merasa tubuhnya gemetar. Ini sungguh di luar dugaannya. Dia bertambah menangis kencang saat Bu Ola menghampirinya.

"Maaf, Tante..., Maafin Renaaaa."

Tata langsung bersimpuh di kaki Bu Ola.

"Iya. Kita udah ikhlasin. Udah..., nggak perlu merendah begini, Rena..." Bu Ola langsung mengangkat tubuh besar Tata lalu memeluknya kuat-kuat.

"Maaf, Tante..."

"Iya. Berkat kamu juga, semua selamat. Nggak perlu merasa bersalah begini. Kita semua sudah mengikhlaskan..."

Perasaan Tata mulai tenang dan hangat. Karena sikap baik Bu Ola dan putrinya. Sekilas diliriknya Farid yang masih mendekati Ayu. Rasanya dia tidak sanggup melangkah ke Farid yang belum tahu apa yang sudah dia perbuat. Dia yakin Farid pasti akan kecewa.

Tata yang masih bersalah kembali lagi mendekati Guntur dan Bu Hanin. Hanya beberapa saat. Lalu sambil mengangguk tersenyum, dia melangkah ke luar dari ruangan itu dengan langkah cepat.

Farid terperangah. Dia hendak menyusul, tapi langkahnya seakan tertahan oleh wajah sayu Ayu.

Guntur dan Bu Hanin pun tak kuasa mencegah langkah Tata. Mereka berdua saling pandang.

"Biarkan dia menenangkan diri dulu. Suatu saat ibu akan menjumpainya lagi..." ujar Bu Hanin seraya mencegah gerak Guntur yang hendak menyusul langkah Tata.

***

Lama Farid termenung di dalam kamarnya. Sambil melempar panah ke papan dart yang tertempel di dinding kamarnya, dia masih memikirkan apa yang sudah ibunya ceritakan tentang mengapa Tata meminta maaf kepada Nayra dan dirinya. Tata pernah berniat membunuh Nayra beberapa minggu sebelum Nayra dan Guntur menikah.

Farid menggeleng tak percaya. Terutama saat mengingat rekasi Tata ketika menyatakan perasaan sukanya kepada dirinya di café kemarin sore. Orang yang ingin membunuh kakaknya menyukai dirinya? Apa-apaan ini? Apa dia tidak merasa bersalah? Farid tidak ingin membayangkan jika dirinya berada di dekat gadis tomboy itu, orang yang pernah hampir membunuh kakaknya?

Farid memejamkan matanya menyadari bahwa dia dan Tata pasti akan bertemu kembali di Caen. Rasanya ingin dia memilih kampus lain saja agar dia tidak lagi berjumpa dengan Tata.

Farid yang masih penasaran, meraih ponselnya. Dia kembali membuka laman instagram Tata yang pernah Tata simpan di ponselnya.

Dia hela napasnya saat mengetahui bahwa Tata adalah sosok yang cukup terkenal di kalangan intelektual muda seindonesia. Tata juga pernah mengikuti beberapa ajang debat mengenai perkembangan perekonomian di dunia yang dilaksanakan di beberapa negara berkembang. Tapi ada satu komen yang dengan tidak sengaja menyita mata Farid di salah satu foto Tata yang sedang menerima medali penghargaan di salah satu ajang kompetisi debat tingkat Asia. "This killer has done something extraordinary. She passed her last sorrow. Go go strong girl..." ada beberapa yang membalas komen tersebut dengan berbagai pertanyaan seputar Tata, tapi akun itu tidak membalasnya sama sekali.

Pembunuh? Apakah itu yang dimaksud si pemilik akun yang memberi komentar di salah satu foto yang Tata unggah di laman medsosnya? Tata pernah membunuh?

Farid lalu mencari tahu tentang Tata lebih jauh. Ternyata ada banyak berita tentang gadis itu sekitar satu dekade yang lalu. Berita yang cukup menghebohkan pada masanya. Seorang gadis korban perkosaan ayah kandung sekaligus pelaku pembunuhan si pemerkosa. Wajah Tata sangat polos saat tersorot oleh kamera wartawan. Tampak tidak ada penyesalan. Meski polos, gadis usia tiga belas itu sangat lancar berbicara ketika diminta keterangan oleh awak pencari berita.

Farid masih membaca sekilas laman yang gencar memberitakan tentang kekejian Tata. Ada satu berita yang mengungkapkan secara detail bagaimana Tata meracuni ayahnya lewat makanan kesukaannya. Yang lebih miris, Tata melakukannya saat sedang berlibur di Bali bersama ibunya. Tata tidak tahan, karena saat itu adalah kali ketiga dia dipaksa melayani napsu bejat si Ayah.

FaridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang