17. Maaf, Ayu

6.8K 768 12
                                    

Farid yang tidak ingin membiarkan perasaan Ayu lebih dalam lagi terhadap dirinya, akhirnya mengajak Ayu bicara dari hati ke hati. Farid memang bertekad untuk tidak memberi harapan lagi ke Ayu, meski sebenarnya dia memiliki perasaan khusus terhadap Ayu sebelum Tata hadir. Alasan Farid cukup fair, dia tidak ingin menyakiti perasaan Ayu. Farid akui, posisi yang dia alami sekarang adalah menyukai dua perempuan dalam waktu yang hampir bersamaan. Dan dia harus memilih salah satunya. Dia pilih Tata.

Ada banyak alasan. Pertama dia dan Tata memiliki semangat belajar yang sama, tujuan yang sama pula. Kedua, Tata sangat menghormati ibunya, juga sangat dekat. Selanjutnya, Farid merasa dirinya lebih leluasa dan nyaman di sisi Tata.

"Om udah punya Kak Rena..." jawab Farid ketika Ayu bertanya kenapa Farid tidak ingin menjalin hubungan dengan dirinya, padahal hampir seluruh anggota keluarga inti menyukai hubungan mereka berdua, bahkan Bu Hanin sudah mempersiapkan segalanya untuk bekal hidup keduanya di masa depan.

Meski lesu, Ayu terlihat lega. Paling tidak, dia akhirnya mengetahui kejelasan perasaan Farid terhadap dirinya.

"Oh. Kak Rena ya, Om..." ulang Ayu  memastikan.

"Iya..."

Ayu manggut-manggut. Dia masih ingat pertama kali melihat Tata yang sinis melirik dirinya yang sedang menyantap bakso di rumah Farid. Dari awal dia memiliki perasaan yang tidak mengenakkan ketika melihat kehadiran Tata. Tapi siapa sangka, walaupun Tata awalnya juga tidak menyukai keberadaannya, Tata adalah orang yang menyelamatkan nyawanya.

Farid meraih tangan Ayu, menggenggamnya. "Om tetap sayang kamu, Yu. Om nggak mau kamu sakit hati karena Om. Om harus menentukan pilihan Om," tegas Farid.

Ayu mengangguk kecil. Lalu diliriknya jam tangannya yang menunjukkan dia harus kembali ke ruang terapinya.

"Kapan bisa ketemu Kak Rena, Om? Ayu juga pingin ngobrol-ngobrol..."

Farid tersenyum lebar. Diusapnya kepala Ayu.

"Bentar lagi dia sampe ke sini. Dia juga mau ngobrol banyak sama Ayu."

Ayu menghela napasnya. Lalu mengangguk pelan. "Oke, Om..." ucapnya.

_____

Ayu akhirnya mendapatkan pernyataan jelas dari Farid bahwa Farid tidak menghendaki perjodohan dengan dirinya. Farid sudah menutup pintu harapan Ayu, karena sudah memiliki tambatan hati. Ayu tentu saja sedih membayangkan hari-harinya ke depan tidak bisa bebas ditemani Farid lagi. Namun dia tetap berusaha menghalau perasaan gundahnya saat mengikuti terapi. Ayu tidak ingin sedihnya berlarut-larut. Karena menurutnya, hidup berdekatan dengan Papa Gun dan Mama Nay jauh lebih membahagiakan.

"Yu..., kamu sudah ditungguin Ommu. Tapi kayaknya dia sama cewok deh..." tegur Aldila ketika jam terapi sudah berakhir.

"Cewok?" delik Ayu bertanya.

Aldila terbahak melihat wajah penuh tanya Ayu.

"Cewek. Tapi gayanya cowok habis..., lagi di depan. Keliatan akrab banget. Kamu kenal?"

Ayu tertawa sekarang. Istilah apalagi ini? Aldila memang terapis yang handal. Dia bisa merubah Ayu menjadi sangat santai.

"Oo..., itu pacarnya Om Farid. Rena namanya," jawab Ayu sambil menyusun buku-buku catatannya dan memasukkannya ke dalam tas besarnya. Ayu terlihat sangat tenang.

"Pacarnya? Lha trus kamu? Kata kamu sedang PDKT dengan Om Farid..."

Ayu menggigit jari telunjuk kanannya dengan wajah dibuat sesedih mungkin.

"Hahaha..., Yu...Yu. Tenang..., kamu tuh masih muda. Cantik. Pasti banyak yang ngantri."

Ayu tersenyum menyeringai.

FaridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang