Jungkook memarkirkan mobil hitamnya pada lobby rumah sakit dimana Lisa dirawat, pria itu baru saja menyelesaikan latihannya beberapa saat yang lalu dan langsung menuju ke rumah sakit.
"Aku akan menjadi Idol dalam beberapa minggu lagi, jadi kau harus menepati janji mu." Gumam Jungkook menatap kotak beludru dengan cincin indah di dalamnya.
Saranghae Jeon Jungkook~
Pria Jeon itu menoleh pada ponselnya saat suara Lisa yang ia jadikan nada dering terdengar menyapa."Jaehyun hyung? Bukankah dia bilang ada sidang penting hari ini?"
Dengan rasa bingung Jungkook peraih ponselnya, tidak lupa dengan senyum yang sejak pagi tadi tak pernah luntur dari wajah tampannya "Jung, kau dimana?"
"Aku di lobby rumah sakit. Hyung bolehkah aku bertanya? Saat kau melamar Rosé noona apa yang kau bawah?"
Tak ada sahutan dari seberang telfon membuat Jungkook mengernyit "Hyung! Cepat jawab aku sudah membawa cincin dan bunga, apa yang kurang?"
"Cepat naik, kami menunggu mu." Sahu Jaehyun dengan suara sendu.
"Tunggu, kau menangis? Suara mu serak. Ah pasti sidang mu sangat lama tadi. Arraseo, akan ku bawakan beberapa makanan dan ice cream untuk Lisa—"
"Jungkook~ah... Lisa sudah tidak ada."
Hening. Pria Jeon itu mendadak bodoh saat tak bisa mencerna apa yang Jaehyun katakan padanya "Tidak ada? Dia sudah pulang—"
"Jung, Lisa sudah tidak bersama kita. Tuhan sudah menjemputnya untuk pulang."
Dunia Jungkook berputar dengan tiba-tiba, pengelihatannya mengabur dan kepalanya terasa sakit.
"Aku akan menyelesaikan latihan ku baru menemui mu, tunggu aku eoh? Saranghae Lisa~ya."
"Hm, aku menunggu mu. Nado saranghae Jungkook~ah."
Itu suara Lisa yang beberapa jam lalu menyapanya di telfon, beberapa jam yang lalu gadisnya itu masih tertawa bersamanya.
"Jungkook kau baik-baik saja?"Apa ini mimpi atau kau sedang bercanda? Aku tahu kalian sering mengerjai ku tapi—"
"Aku sedang tidak bercanda, kook."
Itu bukan lagi suara berat Jaehyun, melainkan suara serak Jennie yang terdengar menahan isak.Tanpa fikir panjang pria Jeon itu berlari kencang, meninggalkan mobilnya begitu saja. Wajahnya memucat perasaan takut itu muncul setelah bertahun-tahun lamanya tenggelam.
Bayang-bayang wajah sang ibu dan Lisa secara bersamaan terlintas di kepalanya.
"Ku mohon Lisa, jangan berakhir seperti ibuku. Ku mohon."Brak~
Dengan nafas yang tersengal Jungkook terpaku di tempatnya saat mendapati tubuh kurus Lisa yang terbaring kaku di atas ranjang.
"Aku suka mendengar mu saat bernyanyi."Suara Lisa kembali terdengar di pendengarannya dan Jungkook baru tersadar. Itu adalah kalimat yang sama dan terucap beberapa tahun lalu oleh ibunya.
"Jung—"
"Aku tau kau aktris dengan akting terbaik selama beberapa tahun ini, berhenti mengelabui ku. Ini tak lucu Lalisa."
Suara tegas Jungkook tak membuahkan hasil sedikit pun, tunangannya itu masih terbaring kaku dengan wajah pucat "Ini mimpi bukan?"
"Jungkook~ah ini yang terbaik—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Butterfly ✔
FanfictionHidup itu bukan hanya tentang bahagia dan tawa. Tapi juga tentang bagaimana caranya berjuang dan bertahan.