Langkah lesuh itu terlihat membawa Jennie menuju kembali ke ruangan rawat Lisa. Suara-suara dokter Lee yang menjelaskan kesehatan Lisa terus saja menghantuinya.
"Jennie?" mata kucingnya melebar menatap tak percaya Hanbin yang telah lama tak ia lihat muncul secara tiba-tiba.
"Kapan kau mulai masuk? Ku dengar dari kepala perawat kau sakit."
Keduanya melangkah memasuki lift yang semula kosong "Sebenarnya sejak beberapa hari yang lalu aku ingin masuk, hanya saja aku ingin istirahat lebih lama. Menjadi asisten mu itu melelahkan tau?"
Jennie tersenyum simpul medengar ucapan Hanbin. Pria di sampingnya itu memang mudah bergaul dan membuat suasana hati seseorang menjadi lebih baik "Semuanya baik-baik saja? Bagaimana hubungan mu dengan Lisa, terakhir kali yah kau tahu."
"Membaik." Hanbin mengernyit saat Jennie yang ia kenal tegas itu kini nampak begitu tak bersemangat.
"Wae geurae, sesuatu terjadi? Kenapa kau nampak lesuh sekali?"
"Banyak kejadian yang menimpa keluarga ku, salah satunya membuat Lisa di rawat. Ia ada di lantai 12 dan sejak kemarin belum juga bangun."
Keterkejutan itu terlihat di wajah Hanbin saat mendengar ucapan Jennie. Karena terakhir kali mereka bertemu saat ia menghantarkan Lisa pulang setelah bertengkar dengan Eunha dan Jennie.
"Ba-bagaimana bisa? Apa yang terjadi Jennie."
Gadis Lee itu menggeleng pelan dengan kepala menunduk "Aku pun tak tahu, kami pulang dan menemukannya sudah tergeletak dengan bersimpah darah di ujung tangga."
"Bagaimana bisa Lisa jatuh? Apa dia sedang sakit?" Jennie mengangkat bahunya acuh. Ia benar-benar tak ingin mengingat kejadian mengerikan itu lagi.
Polisi juga menyimpulkan bahwa kasus ini sebagai kecelakaan karena CCTV mansion yang mendadak mati hari itu "Boleh aku menjenguknya?"
"Tentu, ikut saja bersama ku. Sepertinya ia sedang sendiri di ruang rawatnya."
****
"Kau masih belum menemukan Jongin hyung?"
Bambam menggeleng, semua pesuruhnya tak satu pun yang dapat menemukan keberadaan Jongin. Pria itu seperti hilang di telan bumi dan tak meninggalkan jejak sedikit pun.
"Sudah hubungi Mingyu?" Jaehyun muncul dengan mobil merahnya. Pria itu nampak begitu rapih dengan setelan jas biru yang ia kenakan.
"Aku juga bingung harus apa. Kau tahu aku dan minggu seringkali bertengkar karena masalah Lisa, jadi ku fikir hubungan ku tak begitu baik dengannya."
Jaehyun mengangguk paham, bahkan memikirkan status mereka terhadap Lisa saja sekarang dapat menimbulkan pentengkaran.
Tidak lucu nantinya jika ada berita 'Mantan dan kekasih Lalisa Lee bertengkar.' jadi memang akan lebih baik untuk tidak mempertemukan mereka dalam waktu dekat.
"Aku dan Bambam akan menemui Mingyu, kau lebih baik menemani Lisa. Ku dengar dari Rosé keluarga mereka sedang sibuk mengurus media dan masalah kakeknya."
Jungkook mengangguk patuh pada Jaehyun. Ia juga merindukan Lisa, gadis Lee masih enggan membuka mata dan itu membuat Jungkook gila sendiri.
****
![](https://img.wattpad.com/cover/239814114-288-k537183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Butterfly ✔
FanficHidup itu bukan hanya tentang bahagia dan tawa. Tapi juga tentang bagaimana caranya berjuang dan bertahan.