Lisa menoleh mendapati Rosé yang sibuk dengan ponsel di tangannya. Entah apa yang gadis itu lakukan dengan senyum yang terus saja menghiasi wajahnya.
"Berhenti mengirim pesan pada Jaehyun dan mengabaikan ku"
Gadis blonde itu menoleh pada adiknya yang menampilkan wajah kesal "Kau juga akan lupa pada ku saat bersama Jennie eonnie nanti"
"Setidaknya sampai itu terjadi temani dulu aku" ucap Lisa menjatuhkan kepalanya pada bahu Rosé.
"Bagaimana drama baru mu?"
Lisa sedikit mendongak pada Rosé sebelum meraih ponselnya dan menunjukkan sebuah foto "Pria bergigi kelinci ini lawan main ku"
"Dia teman Jaehyun. Ku dengar mereka sudah cukup lama bersahabat, aku akan menanyakannya pada dia nanti"
"Dia satu Senior Hight School dengan ku dulu. Pria menyebalkan yang tak tahu malu"
Rosé tertawa pelan dan menoleh pada adiknya "Mwoya ige? Kalian sudah saling mengenal bukankah akan lebih bagus untuk mendapatkan chemistry?"
"Hanya kenal, tak dekat. Lagi pula dia pria aneh bermulut pedas yang tahu malu"
"Kau ini dari tadi terus menjelekkannya saja. Ada sesuatu antar kau dan dia? Ceritakan pada ku"
Gadis berponi itu menggeleng dan mengalihkan wajahnya ke arah jendela.
"Tak penting, aku malas membahasnya"Lampu lalulintas itu berubah merah, membuat mobil hitam mengkilap yang membawa kedua putri Lee Minho itu berhenti tepat di depan sebuah restaurant khas Korea.
Mata bulat Lisa bergerak menatap dalam seorang wanita berumur yang masih nampak cantik tengah menghantar pesanan kesana dan kemarin.
"Kau ingin makan di sana?"
Gadis berponi itu terkejut saat dengan tiba-tiba saja kakaknya itu bersuara.
"Aniyeo, aku hanya tertarik dengan designnya""Eoh, bukankah kau dulu sangat suka makan di sana? Bahkan saat tempat itu masih kumuh dan kecil"
Lisa menelan salivanya sejenak mendadak gugup dengan pertanyaan yang Rosé lontarkan padanya "Oh ya? Aku tak mengingatnya"
"Ah mianhae, aku lupa kau pernah mengalami gangguan ingatan saat itu"
•
•
•
•
Senyum manis itu mengembang lebar saat sosok kakak keduanya itu berlari ke arahnya dengan tangan yang di rentangkan.
"Adik kesayangan eonni sudah besar" ucap Jennie terus memeluk Lisa dengan erat.
"Dunia terasa milik berdua. Terus saja, lupakan aku. Aku hanya pengangkut koper, tak perlu—"
Rosé tersenyum saat Jennie menarik dirinya dalam rengkuhan tangannya "Aigoo kau tak gemuk-gemuk setelah menghabiskan makan malam semua orang"
"Ya! Siapa bilang? Aku jarang makan sekarang"
Lisa mendekatkan wajahnya pada telinga Jennie "Jarang makan. Ia bahkan hanya sarapan dua porsi sandwich dan segelas susu"
Keduanya terkekeh saat mendapati pipi chubby Rosé berubah merah "Geurae, ledek saja aku sesuka kalian. Tapi nanti jika ada Jisoo eonni aku yang akan tertawa"
Gadis bersurai blonde itu melangkah pergi meninggalkan kedua saudarinya yang masih menertawai dirinya.
"Eonni bagaimana di sana? Apa semuanya baik-baik saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Butterfly ✔
FanfictionHidup itu bukan hanya tentang bahagia dan tawa. Tapi juga tentang bagaimana caranya berjuang dan bertahan.