Prolog

212K 14.7K 1.8K
                                    

Cerita ini terinspirasi dari Mr. Queen

Selamat membaca😺

------

Terlihat seorang gadis tengah berlari di koridor sekolah, di belakangnya dua orang guru piket beserta anggota OSIS tengah mengejarnya.

"Lian! Berhenti!" teriak ketua OSIS.

Gadis yang di panggil Lian itu menoleh dan menjulurkan lidahnya, mengejek. Membuat yang mengejarnya, tambah di buat geram.

Ji Lian . Gadis bar-bar dan pembuat onar di Pelangi High School. Para guru dan juga anggota OSIS sudah geram dengan semua  tingkahnya. Seperti hari ini, Lian memecahkan kaca ruang kepala sekolah dan juga membully adik kelas. Seantero sekolah sudah tidak asing dengannya, selain Bar-bar, Lian juga sangat nakal dan namanya pun sudah bejibun di Blacklist.

Langkah Lian mengarah ke atap. Sial! Lian terjebak di pembatas, tidak ada jalan lain. Lian hendak keluar, namun para OSIS dan juga guru sudah mengepungnya.

"Kau tidak bisa lari lagi, Lian!" kata Guru piket berperut buncit.

Lian memutar bola matanya malas. Lian menoleh  ke sekitar, mencari jalan keluar, namun tidak ada, ia sudah di kepung. Lian mendengus dan menatap ke bawah, terlihat kolam renang di sana. Apa aku lompat saja? Siapa tahu jiwaku berpindah seperti  Jong Bong Hwan, di Mr. Queen? Pikir Lian ngawur.

Lian langsung menggeleng, menepis pemikiran gilanya. Ia menatap ke depan, terlihat mereka mulai melangkah maju untuk menangkapnya. Astaga, Lian sedang malas di hukum, dan juga ia sedang malas mendengar ceramah tidak berjudul dari mamanya.

"Menyerah saja Lian, dan lakukan hukuman mu," kata Ketua OSIS.

Lian berdecak dan menyeringai. Tidak ada pilihan lain, Lian naik ke tembok pembatas, membuat para OSIS dan juga guru terkejut.

"Lian! Apa yang kau lakukan, turunlah, itu sangat berbahaya!"

Lian menyeimbangkan tubuhnya, dan bersedekap dada, menatap mereka remeh. Tapi jujur ya, sekarang Lian tengah takut setengah mati. Kalau jatuh seperti Jang Bong Hwan sih masih bagus karena hidup lagi, dan lagipula itu hanya sebuah drama.  tapi bagaimana dengan dirinya? Palingan kalau jatuh langsung menghadap Rahmatullah.

"Aku akan turun, tapi dengan satu syarat," ujar Lian bernegosiasi. Hohoho, tidak apa, sekali-kali menguji adrenalin yang penting bebas dari hukuman.

Para guru dan OSIS saling lempar pandang, kemudian mengangguk. Dari pada anak orang mati.

Liam menyeringai. "Apapun yang aku lakukan, mau itu membuat onar dan lain sebagainya, kalian tidak boleh menghukumku." Liam menatap mereka angkuh.

Sontak mereka terkejut, syarat apa-apaan ini? Kalau semua murid seperti spesies Lian ini, yang ada sekolah hancur.

"Tidak bisa begitu, Lian. Ini sekolah, dan sekolah punya aturan tersendiri. Jadi turunlah, untuk hari ini, kami membebaskan mu dari hukuman," jelas guru bertubuh tinggi.

Lian belum puas. Gadis itu menggoyangkan jari telunjuknya ke ke kiri dan kanan, tanda menolak. "Aku tidak mau, pokoknya harus menuruti syaratku, kalau tidak aku akan lompat," kekeuh Lian.

Sean—Ketua OSIS, menghela napas. Mengapa ada manusia seperti Lian di dunia ini Ya Tuhan?

"Lompat saja, palingan kau hanya mengancam kami saja," kata Sean datar.

Lian terkejut dan berdehem pelan. Ugh, dia tidak boleh kelihatan takut. Baiklah, mari kita membuat mereka histeris.

"Baiklah." Lian merentangkan tangannya dan menatap mereka tersenyum, padahal ia mati-matian menahan rasa takutnya. Tenang Lian, kau anak baik dan tidak pernah membuat ulah, jadi Tuhan akan melindungi mu.

The Bar-bar Queen (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang