Hallo semuanya, Aku dan calon suami (Younghoon) beserta keluarga, mengucapkan selamat hari raya idul Fitri mohon maaf lahir dan batin:)
Keluarga besar Kekaisaran Liu juga mengucapkan selamat hari raya idul Fitri bagi yang merayakan. Jangan lupa bagi" tehaer nya:v xixixi
Di sini aku mau ucapin terima kasih bagi kalian yang baca cerita ini, aku senang banget, baru 15 part, tapi udah tembus 115 k readers 🥳 makasih banyak ya sudah mengikuti kisah ini:v saranghae banyak-banyak buat kalian 💖💖
Happy reading 🖤 semoga suka yaa💖
------
Kabar mengenai sebuah perkumpulan bernama 'Moonlight' terdengar di telinga anggota kekaisaran. Sebuah perkumpulan yang anggotanya sangat rahasia. Sudah banyak warga yang mengatakan, jika 'Moonlight' sering membantu warga dari beberapa bandit.
'Moonlight' sangat tertutup, setiap bertindak mereka selalu memakai topeng. Yang menandakan mereka hanya sebuah tanda bercahaya yang ada di pergelangan tangan.
Sedangkan Fengyin, yang membuat ia penasaran adalah siapa pemimpin perkumpulan itu. Fengyin sudah menyuruh penyihir untuk mencari tahu seluk beluk perkumpulan itu. Namun, hasilnya percuma. Perkumpulan itu, seperti di lindungi oleh kekuatan besar.
"Hei kau!" Fengyin yang tengah bersandar di sebuah pilar, menunjuk ke arah gadis berhanfu pink yang tengah melintas di hadapannya begitu saja.
Jia-Li mendengus dan bersedekap dada sembari menatap Fengyin malas. "Apa?" ketus Jia-Li.
Fengyin berdecak. "Kasar sekali suaramu." Ia menyentil bibir Jia-Li, membuat si korban berdecak kesal.
"Terserah aku," balas Jia-Li.
Fengyin berdecak dan menarik pinggang Jia-Li hingga tubuh gadis itu mendekat padanya.
"Hei bastard lepaskan!" Jia-Li memukul dada bidang Fengyin dan menatap tajam pria itu.
Fengyin mengedikkan bahunya. "Ah, aku merindukan panggilan mu itu," kata Fengyin membuat Jia-Li memutar bola matanya jengah.
Mau saja di panggil bajingan.
"Ah lepaskan tanganmu dulu. Aku mau menemui priaku," kata Jia-Li yang kembali berusaha lepas dari kukungan Fengyin.
Fengyin berdecak. "Pria mu ada di depanmu. Apa kau lupa, aku Suami mu yang berarti jika aku adalah pria mu," jelas Fengyin penuh penekanan.
"Ck! Siapa yang bilang jika kau adalah priaku? Kepedean sekali." Jia-Li menoyor kepala Fengyin.
Fengyin mengedikkan bahunya acuh. "Kataku lah," balas Fengyin.
Jia-Li mencibir dan menyentak tangan Fengyin dari pinggangnya. "Terserah kau saja, aku mau pergi. Bye!" Jia-Li langsung berlalu pergi menuju taman belakang untuk menemui pria tampan keduanya. Pangeran Huanran.
Tanpa di sadari Jia-Li jika Fengyin mengikutinya dari belakang.
***
"Apa kau sudah lama menunggu?" tanya Jia-Li pada Huanran yang tengah berdiri di bawah pohon mangga.
Huanran menoleh dan tersenyum manis. "Tidak juga," balas Huanran.
Jia-Li ber'oh'ria dan berdiri di sebelah Huanran. "Ada apa kau mengajakku bertemu?" tanya Jia-Li.
Huanran terkekeh kecil. "Memangnya tidak boleh?" tanya Huanran.
Jia-Li mengerutkan keningnya. "Bukan begitu. Hanya saja aku sedikit heran, biasanya kau langsung ke paviliun ku," balas Jia-Li.
Huanran menghela napas pelan. "Hanya ingin suasana baru saja. Memangnya kau tidak bosan berada di paviliun terus?" tanya Huanran.
Jia-Li menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Huanran tidak tahu saja, jika Jia-Li sering keluar dari paviliun untuk berkumpul di markas 'Moonlight'.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bar-bar Queen (Tamat)
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!! MURNI PEMIKIRAN SENDIRI] Warning 18+ (STORY KE-2) Karakter seorang Ratu terkenal akan kelembutan, anggun dan murah hati. Tapi, bagaimana jadinya, jika gadis 17 tahun dari era modern yang memiliki kelakuan bar-bar dan bikin...