Yuhuuu ada yang rindu aing?
Alhamdulillah bisa up lagi ni Cerita. Kasihan udah lumutan si Fengyin karena kisahnya gak di lanjutin (ᗒᗩᗕ)
Oke langsung aja, semoga suka🖤
Happy reading 🖤
Jia-Li mendengus pelan dan menatap malas ke arah Fengyin yang berdiri di sisi ranjang sembari bersedekap dada, menatap ia yang masih terbaring lemah di ranjang.
"Sudah sadar ternyata," gumam Fengyin yang masih di dengar oleh Jia-Li. "Ku pikir sudah mati dan masuk neraka," lanjutnya.
Jia-Li melotot dan hendak memukul Fengyin. Namun apalah daya, tubuhnya tidak bisa di gerakan dan masih terasa lemah karena racun yang tidak sengaja di minumnya kemarin hingga membuatnya tidak sadarkan diri selama satu hari. Untungnya Fengyin memberi penawar dengan cepat.
Dan untuk dua prajurit yang membawa racun kemarin, Fengyin menghukum mereka dengan dua puluh kali cambukan karena marah besar. Padahal, dua prajurit itu tidak bersalah, racun yang mereka bawa kemarin akan di gunakan untuk para tahanan di penjara bawah tanah. Namun karena Fengyin yang sudah kelewat khawatir dengan kondisi Jia-Li hingga ia tidak bisa berpikir jernih.
"Jadi kau ingin aku cepat mati hah!" Jia-Li berusaha berucap dengan nada tinggi, namun tetap saja suaranya terdengar lirih.
Fengyin mengedikkan bahunya acuh dan mengambil gelas air di atas meja sebelum duduk di ranjang. Sekarang hanya ada mereka berdua di paviliun Awan, karena keluarga istana sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing.
"Sekarang aku percaya jika Karma itu berlaku," ujar Fengyin seraya meletakkan tangan di belakang punggung Jia-Li dan mengangkatnya pelan agar gadis itu bisa duduk. "Terlalu durhaka dengan Suami, jadi begini akibatnya."
Fengyin terus mengatai Jia-Li, namun raut khawatir dan peduli masih kentara dari perilakunya.
"Minum dulu," suruh Fengyin dan memberikan air putih pada Jia-Li, namun Jia-Li tidak mengambilnya dan malah menatap Fengyin curiga.
Fengyin berdecak. "Air ini aman dan tidak ada racunnya," kata Fengyin seraya mengarahkan cawan itu pada bibir Jia-Li. Karena sudah haus, Jia-Li meminum air putih itu dengan mata yang masih menatap Fengyin.
Pandangan keduanya bertemu. Fengyin menatap Jia-Li datar namun bisa Jia-Li lihat jika ada raut lega dari ekspresi wajahnya. "Apa kau khawatir padaku?" tanya Jia-Li dengan tatapan menggoda.
Fengyin mendengus dan menoyor kepala Jia-Li. "Terlalu percaya diri," ujar Fengyin sembari memalingkan wajahnya. Kentara sekali salah tingkah.
"Benarkan? Apa kau tidak khawatir dengan gadis cantik cetar membahana sepertiku ini?" goda Jia-Li sembari menunjuk pipi Fengyin dengan telunjuknya.
Fengyin melotot dan menyentak tangan Jia-Li. "Apa kau ingin mati huh?" Fengyin menatap Jia-Li tajam.
Jia-Li terkekeh kecil di ikuti dengan batuk mendadak.
Uhuk-uhuk
Fengyin yang melihat itu lantas memegang pundak Jia-Li. Raut khawatir kembali tampak di wajah tampannya dan itu membuat Jia-Li tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bar-bar Queen (Tamat)
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!! MURNI PEMIKIRAN SENDIRI] Warning 18+ (STORY KE-2) Karakter seorang Ratu terkenal akan kelembutan, anggun dan murah hati. Tapi, bagaimana jadinya, jika gadis 17 tahun dari era modern yang memiliki kelakuan bar-bar dan bikin...