TBQ ||Kaisar Fengyin vs Ratu Jia-Li

79.8K 11K 1.5K
                                    

^Selamat membaca^

"Kau benar-benar menantang, Yang Mulia?!" Mayleen dan Huanran bertanya dengan nada keras.

Jia-Li yang sedang merebahkan tubuhnya di ranjang dengan kepala yang menggantung di sisi ranjang, hanya mengangkat jari jempolnya. Jia-Li menatap Mayleen dan Huanran yang berdiri di depannya.

"Apa kau sudah gila? Menantang Yang Mulia sama saja menggali kuburan sendiri." Huanran mengacak rambutnya frustasi. Kakak iparnya ini, memang sudah tidak waras.

Jia-Li mendengus dan merubah posisinya jadi duduk. Bibirnya mengerucut saat menatap kedua manusia berbeda jenis kelamin itu. "Kalimat itu keluar begitu saja dari mulutku," ujar Jia-Li, "sebaiknya kalian membantu diriku untuk berlatih, bukanya malah menceramahi ku seperti ini."

Mayleen menghela napas dan duduk di sebelah Jia-Li. Selir kedua itu berdecak pelan sebelum berkata, "Aku dan Pangeran Huanran akan membantumu, sebisa kami. Untuk selanjutnya, itu urusanmu," kata Mayleen.

Jia-Li terkekeh kecil dan langsung menoleh cepat pada Mayleen. "Gitu dong," ujar Jia-Li, "Tenang saja, jika aku menang melawan si bastard itu, aku akan memberikanmu satu pria tampan," lanjut Jia-Li dengan senyuman lebarnya.

Mayleen yang mendengar itu hanya bisa mendatarkan wajahnya. Mengapa Ratu-nya ini sungguh tidak waras? Di saat nyawanya sedang di ujung tanduk, ia masih sempat memikirkan pria tampan.

"Terserah anda saja," ketus Mayleen sembari mendengus pelan.

Jia-Li tersenyum tipis seraya berdiri dan berkacak pinggang. "Ayo! Kita latihan sekarang," ajak Jia-Li bersemangat. "Ah, aku tidak sabar untuk pertarungan besok. Jika aku menang, maka pria tampanku akan bertambah." Jia-Li mulai membayangkan kemenangannya, serta jejeran pria tampan yang akan menjadi hadiahnya.

Huanran dan Mayleen tampak menghela napas seraya berdiri. Ke tiga manusia itu mulai melangkah ke halaman belakang paviliun milik Jia-Li untuk membantu Jia-Li melatih kemampuannya.

Di sisi lain, Fengyin tengah duduk tenang di perpustakaan miliknya. Matanya sedari tadi tidak lepas dari buku yang ada di genggaman tangannya. Terlihat pria itu sangat fokus, hingga kedatangan Chen mengalihkan perhatiannya.

"Hamba Chen, menghadap pada Yang Mulia. Semoga Yang Mulia Kaisar selalu di berkati oleh Dewi An." Chen menyatukan kepalan tangan kanannya pada telapak tangan kiri dengan kepala menunduk.

Fengyin menutup buku yang di bacanya tadi, dan mengangkat wajahnya untuk menatap Chen. Pria itu hanya bergumam pelan untuk menerima salam dari Panglimanya itu.

"Ada apa?" tanya Fengyin to the point.

Chen menundukkan kepalanya. "Hamba sudah melaksanakan tugas dari anda, Yang Mulia. Saat ini, Ratu sedang berlatih dengan Selir Mayleen dan Pangeran Huanran," jelas Chen. Memang, Fengyin menyuruh Chen untuk memata-matai Jia-Li, dan melaporkan semua pergerakan wanita itu.

Sudut bibir Fengyin sedikit terangkat ke atas. Pria tampan itu menyeringai pelan dengan pandangan menerawang ke depan. Fengyin tidak sabar untuk hari esok. Ah, sungguh Fengyin sudah tidak sabar mengalahkan wanita yang menempati posisi menjadi Ratunya itu. Beberapa hari ini, Fengyin merasa sangat gemas dengan tingkah bar-bar wanita itu dan ingin melahapnya. Kek makanan aja-_

"Kau bisa pergi dan siapkan tempat untuk pertarungan besok," titah Fengyin yang di angguki oleh Chen. Saat Chen sudah beranjak pergi, senyum sinis Fengyin kembali terlihat.

The Bar-bar Queen (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang