Happy reading 🖤
"Main bunuh-bunuhan pake pedang mah sudah tidak asik. Bagaimana jika kita main suit saja? Siapa yang kalah maka dia yang harus di bunuh."
Kelima pria itu tercengang dengan penuturan Jia-Li. Sedangkan gadis itu hanya tersenyum lebar dan memperhatikan darah yang mengalir di tangannya.
Walaupun wajah Jia-Li terlihat tenang, tapi dalam hati gadis itu ingin menangis. Luka di tangannya sangat perih, namun karena ingin terlihat seperti bang jago Jia-Li menahan rasa sakitnya.
"Tenang kau kembarnya Nanno. Luka seperti ini hanya masalah kecil bagimu, Ji Lian," batin Jia-Li untuk menyemangati dirinya sendiri.
"Bagaimana? Kita main gunting, batu, kertas. Eh tunggu, kalian tahu cara mainnya 'kan?" tanya Jia-Li pada kelima pria itu.
Kelima pria itu saling lempar pandang sebelum menggeleng secara serentak. Senyum miring tercetak di bibir Jia-Li.
"Gotcha! Kaisar saja bisa aku bodohi, sekarang giliran kalian," gumam Jia-Li menatap mereka misterius.
"Jadi, kalian setuju dengan ideku?" tanya Jia-Li, menatap mereka dengan senyum miring.
"Bagaimana caranya?" Si ketua bandit bertanya.
Jia-Li menyibak rambutnya, kemudian menyilangkan kakinya. "Gampang sih. Kalian hanya perlu melebarkan telapak tangan, mengepalkan dan juga membentuk jari seperti gunting. Siapa yang kalah dalam lima kali suit, maka dia harus di bunuh," ujar Jia-Li menjelaskan.
Lagi-lagi, para bandit itu saling melempar pandang dan kembali menatap Jia-Li. Ekspresi kelimanya terlihat masih bingung.
"Kau mau membodohi kami dengan caramu itu?" salah satu dari mereka bertanya.
Jia-Li terkekeh dan memajukan wajahnya agar bisa dekat dengan wajah pria yang bertanya tadi. "Tentu tidak. Ini adalah cara baru dalam membunuh. Sesekali, gunakan otak bukan otot. Di sini hanya bermain suit, namun bertaruh nyawa. Wah~ sangat keren bukan?" Jia-Li menjauhkan wajahnya dan bertepuk tangan riang.
"Jelaskan sekali lagi cara bermainnya. Aku masih belum paham," ujar si ketua bandit.
Jia-Li kembali terkekeh dan mengangguk kecil. Gadis itu kembali menjelaskan cara bermain suit, namun ada beberapa yang sudah ubah.
"Bagaimana paham?" tanya Jia-Li.
Mereka mengangguk.
"Bagus, kita mulai dari kau dan terkahir pemimpin kalian," ujar Jia-Li. "Kalian mempunyai lima kesempatan begitu juga denganku. Penentuannya ada di ketua kalian," lanjut Jia-Li menatap licik ke arah si ketua bandit.
Mereka kembali mengangguk. Kemudian menaruh pedang di atas tanah dan memulai permainan.
Jia-Li berhadapan dengan pria yang apelnya di ambil tadi.
"Mulai," ujar si ketua bandit untuk memberi kode.
"Batu, gunting, kertas."
Jia-Li dan pria itu mulai menggerakkan tangan dan memilih bentuk apa yang akan mereka gunakan.
Kertas dan gunting. Jia-Li bentuk kertas dan pria itu bentuk gunting.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bar-bar Queen (Tamat)
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!! MURNI PEMIKIRAN SENDIRI] Warning 18+ (STORY KE-2) Karakter seorang Ratu terkenal akan kelembutan, anggun dan murah hati. Tapi, bagaimana jadinya, jika gadis 17 tahun dari era modern yang memiliki kelakuan bar-bar dan bikin...