TBQ || Hongli

78.7K 9.8K 540
                                    

FENGYIN SAMA JIA-LI UDAH MERAJUK, KARENA CERITA MEREKA LAMA DI PUBLISH:V HAHA

OHIYA, HAPPY 16 K READER YA:V XIXIXI,

OKE! HAPPY READING 🖤


Jia-Li berdecak dan menatap liontin di tangannya. Gadis itu menggerutu sembari menatap pintu keluar paviliunnya.

"Tidak usah banyak berpikir. Sekarang pergilah, dan cari pasangan dari kalung itu." Suara An terdengar, namun wujudnya tidak terlihat.

Jia-Li berdecak. "Mencari pasangan untuk diriku saja aku malas, apalagi mencari pasangan dari kalung yang nyatanya hanya benda mati ini," kesal Jia-Li.

Kuntilanak cantik itu tiba-tiba bersuara dan menyuruh Jia-Li agar segera mencari pasangan dari kalung berliontin bulan sabit itu malam ini. Padahal, Jia-Li sudah berencana untuk tidur nyaman, karena lelah hayati selepas berdebat dengan suami abal-abalnya---Fengyin.

Namun semua itu hanya hayalan semata. Nyatanya, di malam buta yang di terangi cahaya bulan purnama, Jia-Li harus menjadi makcomblang untuk kalung sialan ini.

"Tidak usah banyak bicara! Sekarang pergi saja, sebelum bulan purnama nya berakhir."

Jia-Li berdecak. "Besok saja ya," pinta Jia-Li. Gadis itu tidak mau banyak, ia hanya ingin merebahkan tubuhnya di atas ranjang, dan tidur hingga matahari kembali mengambil peran.

"Cari sekarang di hutan timur!"

"Ck! Besok saja, aku sangat mengantuk." Jia-Li berdecak dan berjalan menuju ranjangnya, namun langkahnya terhenti saat mendengar seruan An lagi, yang seketika menghilangkan rasa kantuknya.

"Jaminan dua puluh pria tampan!"

"Oke, deal!"

Bagi Jia-Li, pria tampan itu bagai setumpuk emas, jadi sayang kalau di lewatkan. Apalagi sekarang dua puluh, kan lumayan. Pria tampannya bertambah.

"Ck! Kasihan sekali Kaisar, harus mendapati Istri mata keranjang seperti mu," ujar An yang sekarang sudah menampakkan dirinya di depan Jia-Li.

Jia-Li terkekeh kecil. "Itu deritanya," kata Jia-Li, "kalau tidak sanggup dengan ku, ya cerai saja. Lagipula, stok calon suamiku masih banyak ... Ganteng lagi," lanjut Jia-Li terkekeh yang di balas putaran bola mata malas oleh An.

"Tapi sayangnya, kau sudah di takdirkan dengan Kaisar. Benang merah kalian sudah terhubung dan tidak ada yang bisa memutuskannya," ujar An.

Jia-Li mengedikkan bahunya acuh. "Tidak peduli, kalaupun aku sudah di takdirkan dengan si bastard dan tidak bisa di pisahkan, ya bodoh amat." Jia-Li menatap An dengan senyum tipis.

An berdecak. "Terserah kau saja," ujar An malas, "sebaiknya kau pergi sekarang juga. Pasangan dari kalung itu berada di hutan timur."

Jia-Li mendengus. "Bagaimana caranya aku pergi? Kau tahu sendiri jika si bastard itu menambah penjagaan di paviliun ku," gerutu Jia-Li.

Entah tersambar apa suami abal-abalnya itu, hingga menambah penjagaan di sekitarnya.

An menghela napas. "Baiklah, aku akan membantumu. Sekarang pejamkan matamu," titah An pada Jia-Li.

The Bar-bar Queen (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang