Mulai dari sini, nama Lian ganti jadi Jia-Li yaa^^
Happy reading 🖤
"Kaisar dan Selir Lien akan mengunjungimu Yang Mulia Ratu."
Jia-Li yang sedang rebahan di ranjang menoleh pada Nuan. Wanita itu memiringkan tubuhnya dan menumpu kepalanya dengan telapak tangan. Matanya menyorot malas menatap Nuan.
"Mau apa mereka kemari? Ingin mendapatkan amukan ku?" tanya Jia-Li malas.
Nuan menunduk. "Hamba tidak tahu Yang Mulia," ujar Nuan.
Jia-Li berdecak dan merubah posisinya jadi duduk. Kakinya ia biarkan menggantung di sisi ranjang. Mendengar dua iblis yang akan mengunjungi dirinya membuat Jia-Li menjadi malas sekaligus penasaran. Jia-Li penasaran dengan wajah keduanya. Ah, ingatkan Jia-Li ya, walau rupa wajah Kaisar itu tampan, ia tidak boleh tergoda. Ingat! Mereka musuh.
"Yang Mulia Kaisar dan Selir Agung memasuki ruangan!"
Mendengar seruan itu membuat tubuh Jia-Li langsung ambruk ke kasur dengan tangan yang ia rentangkan. Sungguh malas melihat mereka, padahal hari ini Jia-Li ingin bersenang-senang, eh malah kedatangan tamu tak di undang.
"Salam Yang Mulia Kaisar dan Selir Agung." Nuan dan para dayang memberi salam pada Fengyin dan Lien. Niu mendekati ranjang dan menggoyang pelan tubuh ratunya agar bangun.
"Ratu, bangunlah," ujar Niu yang hanya di balas tatapan malas oleh Jia-Li.
Menghela napas, Jia-Li mengangkat sebelah kakinya ke atas dan langsung menghentakkan ke arah lantai, hingga membuat tubuhnya langsung berdiri. Lagi dan lagi, para dayang hanya bisa melongo melihat Jia-Li.
Jia-Li bersedekap dada dan menatap malas ke arah dua iblis itu yang ia yakini Kaisar—Fengyin dan Selir Agung—Lien. Yah, walaupun sekarang Jia-Li tengah menahan diri untuk tidak tergoda dengan wajah tampan pria itu. Jia-Li harus menguasai dirinya, ia selalu mengingatkan jika pria itu musuhnya.
"Mau apa kalian kemari?" tanya Jia-Li ketus.
Selir Lien terkejut dan tersinggung dengan ucapan ketus dari Jia-Li. Dia maju mendekati Jia-Li dengan tatapan tajam. Fengyin tidak menahan Selir Lien yang ia yakini akan memarahi sikap Jia-Li sekarang. Karena menurutnya, ini adalah kejadian langka yang patut ia lihat. Fengyin sudah mendengar kabar jika Jia-Li hilang ingatan dan sikapnya yang berubah drastis.
"Kau sungguh tidak sopan Jia'er," ujar Selir Lien tajam. Jia-Li mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum miring. Kalau di lihat-lihat, selir Lien masih sangat muda, mungkin umurnya baru menginjak dua puluh tahun.
"Begitu sikapmu jika menghadap Yang Mulia Kaisar?" geram Lien. Lien tentu terkejut dengan sikap Jia-Li sekarang karena berani mengangkat dagu menatapnya. Padahal dulu, jika berhadapan dengannya, Jia-Li selalu menunduk—tidak berani menatapnya.
Jia-Li menatap sekitar ke arah Fengyin yang tengah menatap datar dirinya. Jia-Li berdecih dan kembali menatap Alien—ekhem maksudnya selir Lien datar.
"Begitu juga sikapmu menghadap pada Ratu dan orang yang lebih dewasa darimu? Cih, sungguh tidak sopan!" balas Jia-Li tajam. "Ingat batasanmu! Kedudukan ku lebih tinggi darimu! Aku seorang Ratu sedangkan kau hanya seorang Selir! " lanjut Jia-Li menekan kata Selir. Membuat semua yang mendengarnya terkejut.
Bahkan, Fengyin tersedak ludahnya sendiri. Sedangkan Selir Lien sudah mengepalkan tangannya. Jia-Li sudah berani terhadapnya, Lien tidak akan membiarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bar-bar Queen (Tamat)
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!! MURNI PEMIKIRAN SENDIRI] Warning 18+ (STORY KE-2) Karakter seorang Ratu terkenal akan kelembutan, anggun dan murah hati. Tapi, bagaimana jadinya, jika gadis 17 tahun dari era modern yang memiliki kelakuan bar-bar dan bikin...