TBQ || Nikmati hukumanmu Sayang

70.2K 8K 318
                                    

Hallo apa kabar semuanya? Hehhe
Sekarang, aku udah buat jadwal update semua Cerita aku. Jadi kalian bisa cek di Instagram aku; @strlaa_rmdni (jangan lupa di follow juga:v xixixi)

Btw aku mau nanya, cover barunya cocok gak? Hehhe aku mah asal edit, soalnya cover lama kurang menarik menurut aku:v xixixi

Oke langsung aja, jangan lupa Vote dan komen<3

( ◜‿◝ )


Jia-Li POV

Huufftt..

Entah sudah berapa kali aku menghela napas kasar seraya menatap datar ke arah pintu kayu yang tertutup rapat. Setelah kejadian tadi, si bastard Fengyin dengan tega mengurungku di dalam paviliun. Tidak tanggung-tanggung, pria itu memasang sihir sehingga aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Sial!

Aku sungguh geram dengan pria tidak waras itu. Selalu saja berbuat seenaknya. Mentang-mentang punya kedudukan tinggi, jadi bisa berbuat sesuka hati.

"Awas saja, aku akan memberimu pelajaran Kaisar tolol!" pekikku geram.

Esmosi aku di buatnya. Ughh ... Padahal aku mau pergi ke markas'Moonlight' untuk melatih kemampuan elemen ku. Namun karena si tolol Fengyin yang sayangnya adalah suamiku itu—ah ralat maksudnya suami si Jia-Li yang asli, aku harus mengubur dalam-dalam keinginanku.

"Awas saja, kalau aku sudah bisa keluar dari sini, aku akan menendang buwung mu itu." Aku masih terus misuh-misuh dengan menunjuk ke arah pintu--beranggapan jika  pintu itu adalah si Kaisar.

Terlalu kesal dengan Fengyin, aku sampai tidak menyadari kehadiran Hongli yang sudah berdiri di sebelah ku sambil bersedekap dada.

"Hei. Aku mau pergi ke markas dulu," ujar Hongli membuat aku terkejut dan lantas menoleh padanya.

"Sejak kapan kau di situ?" tanya ku pada Hongli.

Hongli mengangkat bahunya. "Belum lama," balas Hongli seraya mengambil roti kukus yang ada di atas meja dan memakannya. "Apa ini buatan dayang mu itu?" tanya Hongli dengan mengangkat roti yang tinggal sepotong.

Aku mengangguk kecil. "Huum. Niu yang membuatnya. Enak kan?" Hongli mengangguk menjawabnya. Aku tersenyum tipis menanggapi.

"Oh iya, apa kau mau ke markas? Aku ikut ya," ujarku sembari memegang lengan Hongli. Tak tanggung-tanggung, aku menggoyangkannya. Ah, aku berperilaku seperti anak kecil yang tengah merengek pada orangtuanya untuk mendapatkan apa yang aku inginkan.

Terlihat Hongli mengangkat sebelah alisnya. "Bisa sih," ujar Hongli membuat senyumku mengembang, namun saat mendengar ucapan selanjutnya, wajahku langsung cemberut. "Tapi kau harus meminta izin pada suamimu dulu."

Aku menghentak kasar lengan Hongli. Biarpun Hongli Raja aku tidak peduli. Fengyin yang  seorang kaisar saja aku tidak takut, jadi untuk apa takut pada Hongli? Bahkan An yang seorang Dewi saja aku perlakuan buruk.

"Kau ini bodoh atau tolol sih? Kau tahu 'kan jika si bastard yang mengurumku. Mana mungkin aku meminta izin padanya!" kesalku sembari bersedekap dada.

The Bar-bar Queen (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang