TBQ || Terbentuknya Moonlight

72.9K 9.1K 2.2K
                                    

Setelah dua kali purnama akhirnya cerita ini kembali hadir:(

Saran dari aku, kalian baca Part sebelumnya dulu, biar lebih nyambung sama part ini:)

Happy Reading 🖤

Fengyin merebahkan tubuhnya dengan paha Jia-Li sebagai bantalannya. Jia-Li sempat terkejut dan hendak memukul kepala pria yang sayangnya adalah suaminya itu, namun ia urungkan, saat kata ancaman Fengyin teringat di benaknya.

"Hari ini, kau harus diam dan mengikuti semua kemauan ku. Jika tidak, aku akan meninggalkan mu sendiri dan membiarkan kau di terkam binatang buas."

Menghela napas dengan tangan terkepal, Jia-Li berusaha tersenyum tipis namun Fengyin menyadari jika senyuman itu terkesan di paksakan.

"Jika bastard artinya tampan, mengapa kau tidak menyebutkan kata itu pada semua simpanan mu?" tanya Fengyin, terdengar nada tidak suka saat ia menyebutkan kata simpanan.

Jia-Li berdehem pelan—berusaha untuk menahan tawanya. Ternyata pria ini terlalu bodoh hingga bisa di kibuli. "Aku sudah bilang, jika bastard adalah panggilan kesayangan ku untuk mu. Memangnya kau mau jika aku mengatakan kata bastard juga pada jejeran pria tampan ku huh?"

Fengyin menggeleng cepat dengan wajah memerah. Lagi dan lagi, jantungnya berdegup kencang saat kata kesayangan kembali meluncur dari bibir semerah cherry itu. Jia-Li yang melihat wajah memerah Fengyin, lantas memutar bola matanya malas.

Fengyin berdehem. "Sepertinya kata  bastard hanya cocok untukku," kata Fengyin membuat Jia-Li mengangguk antusias.

"Ya, memang sangat cocok untukmu," balas Jia-Li seraya mengulum bibirnya agar tidak tertawa sekarang juga. Ah, sepertinya Jia-Li masih ingin mengerjai Kaisar bodoh ini.

"Aku masih mempunyai beberapa panggilan kesayangan, yang cocok untukmu. Kau mau mendengarkannya?" tanya Jia-Li seraya menunduk untuk menatap Fengyin.

Angin berhembus sedikit kencang, menyapu pohon hingga dedaunan kering berguguran dan jatuh di tanah. Namun, ada satu daun kering yang jatuh di rambut Jia-Li, Fengyin yang melihat itu lantas mengangkat tangannya dan menyingkirkan daun itu seraya berkata, "Boleh juga."

Berdehem sejenak dengan benak mulai berfikir kata-kata tepat untuk kembali membodohi Kaisar ini. Jia-Li tersenyum miring dan berkata. "Bangsat. Kau sungguh bangsat di mataku," kata Jia-Li seraya menoyor pelan jidat Fengyin.

Kembali. Kerutan di dahi tampak jelas di wajah tampan Fengyin. "Bangsat? Kali ini artinya apa?" tanya Fengyin yang terdengar antusias.

Dasar bodoh! Kata itu terus Jia-Li ucapakan dalam hati. "Bangsat artinya bijaksana," jawab Jia-Li dan langsung menutup bibir Fengyin saat pria itu hendak bersuara. "Biarkan aku mengucapkan semuanya dulu, baru kau bisa bersuara." Fengyin mengangguk patuh.

Jia-Li kembali menyeringai. Sudah banyak kata yang Jia-Li siapkan untuk membodohi pria ini. Namun, Jia-Li hanya akan menyebutkan kata umpatan yang ada di kehidupan sebelumnya saja. "Anjir artinya keren," ujar Jia-Li membuat wajah Fengyin kembali memerah.

JANGAN BILANG JIKA PRIA INI BAPER?

Jia-Li tertawa puas dalam hati. Ternyata sangat gampang membodohi nya. "Ah, hanya itu saja panggil kesayangan yang aku peruntukan untuk mu," ujar Jia-Li, "jadi, kata bastard, Bangsat dan Anjir, hanya aku yang bisa menyebutkannya, dan hanya akan terucap untuk mu saja."

The Bar-bar Queen (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang