TBQ || Bandit dari suku gunung naga

62.2K 7.5K 355
                                    


Warning! Bahasa Vulgar!

Happy reading 🖤

"Walau kecil, tapi aku suka. Kau tenang saja, nanti aku akan membantu membesarkannya!"

Bugh!

"KAISAR MESUM MATI SAJA KAU!"

Jia-Li mengamuk, memukul Fengyin brutal dengan bantal. Kaisar bastard itu, selalu membuat darahnya mendidih.

"Mati kau! Mati! Mati!" Jia-Li masih terus memukuli Fengyin, sedangkan yang di pukul hanya menahan tawa gelinya.

"Sudah, sudah. Aku hanya bercanda," ujar Fengyin, menahan bantal yang hendak Jia-Li arahkan padanya.

Jia-Li melototi Fengyin seraya menghela napas. Menaruh bantal kembali di ranjang. Capek juga ternyata. Gadis itu mengipasi wajahnya dengan tangan. Mungkin karena satu ruangan dengan Setan, jadi suhu kamar jadi panas.

"Tapi, jika kau mau dadamu besar, aku dengan senang hati akan membantunya." Nyatanya, Fengyin belum berhenti menggoda Jia-Li, hingga membuat gadis itu kembali pada mode singa.

"Jangan ngadi-ngadi lu! Mau ku sleding hah!" Jia-Li mengambil ancang-ancang untuk menendang Fengyin. Namun Fengyin menyadarinya, dan langsung melompat turun dari ranjang.

"Santai Sayang. Jangan galak-galak," ujar Fengyin sembari menaik turunkan alisnya untuk menggoda Jia-Li.

Jia-Li berdecak kesal, mengambil bantal kembali dan melemparkannya pada wajah menyebalkan Fengyin.

"Mati saja kau!" sentak Jia-Li dengan tangan bersedekap.

Fengyin menangkap bantal yang Jia-Li lempar kemudian tertawa terbahak-bahak untuk pertama kalinya. Membuat Jia-Li terkejut dan mengangkat alisnya heran.

"Sejak kapan kau bisa tertawa?" tanya Jia-Li yang masih menatap Fengyin heran.

Fengyin ikut mengangkat sebelah alisnya. "Sejak aku lahir," ujar Fengyin, "lagi pula aku manusia, jadi terserah mau tertawa atau tidak."

Jia-Li merangkak dan duduk di sisi ranjang. Berhadapan dengan Fengyin berdiri menjulang tinggi di hadapannya. "Oh, tapi selama ini aku melihatmu sebagai Setan bukan manusia," ujar Jia-Li seraya menatap Fengyin yang melotot kaget.

"Bibirnya minta di basahkan," balas Fengyin sembari menampol wajah Jia-Li dengan bantal yang di pegangnya.

Jia-Li berdecak kesal dan menyentak bantal yang ada di wajahnya. "Bibirku sudah basah ya. Nih liat." Jia-Li membasahi bibirnya dengan lidah.

Fengyin kembali terkekeh dan mencondongkan tubuhnya ke arah Jia-Li yang masih duduk. "Masih terlihat kering. Mau ku bantu, untuk membasahinya?" tanya Fengyin, mengedipkan matanya pada Jia-Li.

Jia-Li merinding kala mendengarnya. Ia lupa jika di hadapannya ini adalah setan. "Bodoh mu!" sentak Jia-Li. Mendorong wajah Fengyin seraya berdiri.

"Kau tak mau?" tanya Fengyin sekali lagi. "Enak loh," lanjutnya.

Buku halus di tubuh Jia-Li perlahan berdiri. Fengyin sangat mesum jika sudah bersamanya (?) Atau memang itu karakter Fengyin yang asli, yang sengaja ia tutup dengan tampang dinginnya? Ah, entahlah. Jia-Li malas berpikir.

The Bar-bar Queen (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang