Happy reading guys^•^
〜(꒪꒳꒪)〜
Jia-Li melangkah lebih cepat, saat melihat Fengyin yang tengah mengikutinya. Gadis itu mendengus kesal, entah mengapa makhluk bernama Fengyin itu sangat menggangu kehidupan aman dan damainya. Jia-Li ibaratkan, Jika Fengyin adalah hama yang awalnya mengganggu dan bisa kapan saja menghancurkan dirinya.
Maka dari itu, menghindari Fengyin adalah jalan yang tepat.
"Jia'er tunggu!" Suara dingin dan tegas Fengyin terdengar, membuat Jia-Li berdecak dan mengedikkan bahunya. Berusaha untuk mengabaikan pria bajingan itu.
Setelah sedikit lelah berjalan cepat, akhirnya Jia-Li tiba di kandang kuda yang berada di sebelah Paviliun matahari. Senyum licik Jia-Li terbit saat melihat deretan kuda di hadapannya, hingga pandangannya jatuh pada kuda berwarna hitam yang terletak di tempat tersendiri.
Jia-Li menghampiri kuda itu, dan sesekali tersenyum saat pengawal tengah memberi salam padanya.
"Ampuni hamba, Ratu, apa anda membutuhkan sesuatu di tempat ini?" Salah satu pengawal, bertanya pada Jia-Li.
Jia-Li membalasnya senyuman manis. "Aku ingin berkuda, jadi aku kemari," jawab Jia-Li.
Pengawal itu menundukkan kepalanya. "Ikuti hamba Yang Mulia, hamba akan menunjukkan kuda yang bisa anda tunggangi," jelas Pengawal itu, dan hendak menuntun Jia-Li untuk mengikuti langkahnya.
Namun Jia-Li langsung bersuara hingga langkah Pengawal itu terhenti. Jia-Li menggelengkan kepalanya tanda tidak mau mengikuti langkah pengawal itu.
"Aku ingin menaiki kuda yang itu." Jia-Li menunjuk ke arah kuda yang terdapat di tempat tersendiri itu.
Memang si kandang kuda ini, dominan berwarna cokelat campur putih, dan di satu kandang sampai tiga ekor kuda yang menempati. Namun di bagian ujung kanan, terdapat sebuah kandang yang terlihat berbeda dari kandang yang lain. Karena kandang itu, terlihat lebih terawat, dan hanya satu ekor kuda yang menempati.
Si pengawal mengikuti arah telunjuk Jia-Li dan di buat terkejut, namun ia langsung menormalkan ekspresinya.
"Maaf Ratu, namun kuda itu milik—"
"Itu kuda milik ku!"
Ucapan pengawal itu, terpotong dengan suara berat dan dingin milik Fengyin yang baru tiba. Jia-Li menoleh sekilas ke arah Fengyin, kemudian memutar bola matanya malas.
"Ah, ternyata milik si bastard," gumam Jia-Li malas. Tiba-tiba ia sudah tidak menginginkan kuda itu lagi. "Carikan aku kuda yang lain saja," ujar Jia-Li pada pengawal yang masih setia berdiri tidak jauh darinya.
"Baik Ratu." Si pengawal berlalu pergi untuk mencari kuda yang akan di tunggangi Jia-Li selepas memberi salam pada Fengyin.
"Kau mau keluar Istana?" tanya Fengyin pada Jia-Li.
"Menurutmu?" Jia-Li balik bertanya sembari bersedekap dada, tidak lupa wajah datarnya saat menatap Fengyin.
Fengyin berdecak. "Tidak ada yang boleh keluar tanpa seijin ku," tegas Fengyin.
Jia-Li mengangkat sebelah alisnya kemudian terkekeh geli. Di tatapnya Fengyin dengan dagu terangkat---seolah tengah menantang pria itu. Fengyin berdecak saat melihat itu, sikap gadis di hadapannya sungguh tidak sopan dan beretika saat menghadapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bar-bar Queen (Tamat)
خيال (فانتازيا)[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!! MURNI PEMIKIRAN SENDIRI] Warning 18+ (STORY KE-2) Karakter seorang Ratu terkenal akan kelembutan, anggun dan murah hati. Tapi, bagaimana jadinya, jika gadis 17 tahun dari era modern yang memiliki kelakuan bar-bar dan bikin...