TBQ|| Kejadian di Pasar

85.4K 11.4K 458
                                    

Maaf ya guys aku slow update untuk cerita TBQ. Soalnya aku sering stuck untuk cerita ini, dan lebih fokus ke AT. Tapi akan aku usahain, cerita TBQ akan update seperti jadwal AT.

So, Happy reading all<3 jangan lupa Vote dan komen 🖤

Jia-Li berdecak pelan, sembari berjalan menuju kursi yang ada di dalam Paviliunnya. Ratu kekaisaran Liu itu kembali berdecak karena merasa bosan. Selama di kerajaan ini, kerjaannya hanya melatih kemampuannya dan juga berdiam diri di Paviliun.

Jia-Li menatap ke arah Niu, seketika bibirnya menyeringai tipis saat otak pintarnya memikirkan sesuatu.

"Jika bosan, maka jalan ninjanya adalah bersenang-senang," batin Jia-Li.

Sudah hampir enam bulan Jia-Li berada di zaman ini. Dan untuk kemampuannya, Jia-Li sudah bisa mengendalikan Elemen api, walaupun belum terlalu kuat. Tapi tidak apa, setidaknya kemampuan mengendalikan Elemennya sudah muncul dan itu sedikit berguna untuk menjaga dirinya sendiri.

Jika kemampuan bela diri, Jia-Li tidak perlu khawatir. Karena ia mempunyai bakat di situ, mengingat di kehidupan sebelumnya, ia merupakan wakil ketua dari geng motor yang terkenal di sekolahnya. Jadi untuk bela diri, jangan di ragukan lagi, walaupun jiwanya berada di tubuh orang lain, namun ingatan dari setiap gerakan bela diri masih tercatat aman di otaknya.

"Niu," panggil Jia-Li pelan.

Niu yang berdiri di belakang Jia-Li langsung bergegas menghampiri, sembari membungkuk hormat.

"Ada yang bisa saya bantu, Yang Mulia Ratu," ujar Niu pelan.

Jia-Li berdecak dan menarik Niu agar lebih dekat padanya. "Kau ini kaku sekali," gerutu Jia-Li, "Sudah ku bilang, jangan bersikap formal padaku, jika kita hanya berdua seperti ini," lanjut Jia-Li sedikit kesal.

Niu menunduk. "Maafkan hamba, Ratu. Hamba hanya belum terbiasa," ujar Niu pelan.

Jia-Li memang meminta Niu agar bersikap nonformal padanya. Karena Jia-Li merasa malas jika mereka terlalu formal padanya. Jia-Li butuh orang yang lebih dekat dengannya, jika semua yang bertemu dengannya selalu bersikap formal, Jia-Li akan merasa kesal sendiri.

"Belajarlah untuk membiasakan diri bersikap nonformal padaku. Agar aku merasa lebih nyaman," ujar Jia-Li membuat Niu mengangguk kaku.

"Ohiya, Niu ... Aku akan pergi ke pasar sebentar untuk menghilangkan rasa bosanku," ujar Jia-Li, "Siapa tahu, aku bertemu dengan pria tampan lainnya. Uhh, aku tidak sabar menambah koleksi pria tampanku," lanjut Jia-Li dengan wajah berseri-seri.

Niu tersenyum kecil dan mengangguk. Melihat ekspresi sang ratu yang akan berseri-seri jika berhadapan dengan pria tampan, sudah tidak asing di matanya dan juga dayang lain.

"Baiklah, Ratu. Sebelum pergi keluar, kita harus meminta izin pada Yang Mulia Kaisar terlebih dahulu," kata Niu membuat Jia-Li menatapnya malas.

"Tidak perlu meminta izin pada pria itu. Lagipula dia tidak akan peduli jika aku pergi kemanapun, jadi meminta izin padanya hanya akan membuang-buang waktu," ketus Jia-Li.

Ayolah, Fengyin itu adalah pria jelmaan iblis yang tidak punya hati. Istri dalam bahaya saja hanya di biarkannya, jadi untuk apa membuang waktu hanya untuk meminta izin padanya? Yang Jia-Li yakin hanya akan berakhir sia-sia.

Niu membungkuk. "Maaf, Ratu. Namun, setiap keluarga Istana yang akan keluar, harus mendapat persetujuan dari Kaisar terlebih dahulu," ujar Niu memberi tahu.

Jia-Li berdecak kesal. "Baiklah kita akan meminta izin, tapi bukan pada pria itu," ujar Jia-Li yang terdengar sangat dingin, "Kita akan meminta izin pada Ibu Suri saja, aku yakin pasti Ibu Suri akan mengizinkannya. Aku kan Menantu kesayangannya," lanjut Jia-Li bangga.

The Bar-bar Queen (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang