Jodoh Younghoon sama Seok Jin kambek:)
Selamat membaca 🖤
TANDAI TYPO-NYA ✍️
----
Jia-Li bersedekap dada, menatap heran ke arah pangeran Huanran yang kini berdiri di depan Paviliunnya.
"Mau cosplay jadi patung, Pak? Diam-diam bae," ujar Jia-Li membuat Huanran lantas berdehem.
"Pagi Ratu," sapanya pada Jia-Li.
"Ini udah mau siang btw, bukan pagi lagi." Jia-Li mendongak untuk melihat matahari yang sudah bertengger di atas kepala. "Ada apa, Pangeran? Serius amat mukannya, kayak mau ngajak nikah aja," lanjut Jia-Li, di akhiri kekehan geli.
Alis Huanran terangkat sebelah. Ia menelisik ke dalam ruangan Jia-Li, namun tidak menemukan apa yang ia cari.
"Begini, apa anda mau berjalan-jalan bersamaku ke desa? Ku lihat banyak yang menjual makanan enak," ajak Huanran.
Mendengar kata makanan, lantas mata Jia-Li berbinar. "Ya mau lah, ya kali enggak," balasnya antusias. Sedikit info saja, sebenarnya Jia-Li baru habis makan, namun dasarnya perut karet ya gitu.
"Kalau begitu ayo, aku akan meminta izin pada Kakak dulu. Kau tunggu di depan gerbang saja, nanti aku menyusul," ujar Huanran.
Jia-Li mengangguk cepat. Lantas berpamitan pada Huanran untuk menunggu di depan gerbang, membuat senyum miring Huanran tercetak sekilas. Ia masih berdiri di depan paviliun Jia-Li.
Setelah langkah Jia-Li sedikit jauh dari Huanran, matanya berkilat putih sekilas Sebelum kembali normal.
Melihat Jia-Li yang sudah tidak nampak, lantas Huanran melakukan rencananya. Ia mengamati sekitar, beruntung jika keadaan di sini sepi. Mungkin karena para prajurit tengah di kumpulkan oleh Fengyin untuk berlatih.
"Semakin mudah," gumam Huanran. Ia memasang tameng di sekitar tubuhnya sebelum mengeluarkan sihir hitam. Matanya berubah hitam penuh dengan asap hitam yang mengitari tubuhnya.
Bibirnya bergetar mengucapkan sebuah mantra, di ikuti langkah kaki memasuki Paviliun awan itu. Ia mengamati sekitar, mencari kalung berbandul bulan milik Jia-Li.
Karena ia lihat jika tadi Jia-Li tidak memakainya, dengan begitu ia berasumsi jika kalung itu ada di sini.
"Sial, di mana kalung itu," gumam Huanran mulai kesal. "Aku harus mendapatkannya dan segera menghancurkan, jika tidak, keberadaan ku akan di ketahui."
Ia mulai menggunakan sihir hitamnya untuk mendeteksi keberadaan kalung itu, namun tak kunjung ia temukan.
Huanran berdecak kesal. Ia menoleh saat mendengar langkah kaki yang mengarah ke sini. Emosinya tersulut dengan kedatangan orang itu, ia siap menyerang dan membunuh siapa yang berani menganggunya, namun saat merasakan jika itu aura Fengyin, Huanran lantas mendengus dingin.
"Bajingan itu ternyata." Tidak ada pilihan, Huanran akhirnya memilih menghilang begitu saja bertepatan dengan Fengyin yang tiba.
"Jia'er-" Langkah Fengyin lantas terhenti. Ia mengamati penjuru Paviliun Jia-Li. "Aura hitam? Mengapa bisa terasa kuat di paviliun Jia'er?"
Kebingungan menerpa Fengyin. Matanya berkilat tajam dan berjalan mendekati ranjang Jia-Li, berdiri di tempat Huanran berpijak tadi.
Aura hitam peninggalan Huanran masih terasa jelas, membuat Fengyin mengerucutkan kening dalam.
"Apa Jia'er ...." Fengyin mulai berspekulasi sendiri, mengenai sesuatu yang melintas di benaknya.
Sedikit info, jika Fengyin sudah merasakan aura sihir hitam di kekaisarannya, maka dari itu tanpa sepengetahuan orang lain kecuali Chen, ia tengah menyelidiki siapakah pemilik sihir hitam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bar-bar Queen (Tamat)
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!! MURNI PEMIKIRAN SENDIRI] Warning 18+ (STORY KE-2) Karakter seorang Ratu terkenal akan kelembutan, anggun dan murah hati. Tapi, bagaimana jadinya, jika gadis 17 tahun dari era modern yang memiliki kelakuan bar-bar dan bikin...