[9] Healing yang bikin pening

3.2K 636 116
                                    

Niat Maudy itu mau healing bukan malah pusing!

Kenapa dia jadi terjebak di antara drama rumah tangga yang sangat menyebalkan begini, sih? Tapi tangannya sama sekali tak bisa dilepaskan dari genggaman bocah yang baru ditemui itu. Wajahnya tak lagi ceria. Senyumnya juga hilang entah ke mana. Belum lagi mata itu terlihat sendu dan tertunduk.

"Kita ... makan di sana aja, yuk," ajak Maudy pelan. Ia pun menunjuk pada sembarang arah yang terpenting dirinya bisa mengeluarkan sang anak dari suasana canggung seperti ini.

"Memang itu tempat makan, ya? Kok enggak ada namanya? Kosong gitu?"

Astaga anak ini! Andai menyeretnya diperbolehkan pasti sudah Maudy lakukan. Tapi ia sendiri tak akan tega berlaku kasar pada anak semanis ini. "Bukan, Aish. Tante juga enggak tau tempat apa itu." Maminya sering berkata, jangan pernah mengatakan hal berlebihan terutama saat menghadapi seorang anak kecil. Sama seperti yang ia lakukan sekarang. "Kita cari makan di tempat lain aja gimana?"

Agak ragu Aish memperhatikan Maudy. Bukan ia tak percaya dengan sosok wanita yang baru ia temui ini. Baginya Tante Dydy lebih menyenangkan ketimbang ibunya. Juga ... ayahnya tentu saja. Ia pikir ikut ayahnya ke Bali sekalian liburan bisa menyenangkan. Tapi ditinggal meeting sang ayah terlalu sering, lalu disusul ibunya yang marah-marah seperti sekarang, makin jadi lah ia kesal bukan kepalang.

"Oke lah. Ayo." Aish memutuskan. Kalau pun dia dicari oleh ayah dan ibunya, ia tak peduli. Kenapa juga mereka mesti bertengkar di sini? Memangnya tak memiliki rasa malu? Dirinya saja yang masih kecil, rasanya tak enak ketika orang lain menatapnya dengan kerutan di jidat.

Tangan mereka saling tergenggam erat. Sebelum Maudy benar-benar memutuskan untuk meninggalkan tempatnya sekarang, di mana sebuah hotel bergaya modern yang untungnya, sungguh, untungnya sepi tak terlalu ramai pengunjung. Jadi pertengkaran yang tak mau Maudy dengar, hanya dinikmati segelintir orang saja. Sampai salah satu pria berseragam yang mungkin seorang petugas keamanan di hotel itu melerai.

Terkejut? Jelas. Bagus Maudy tak pingsan di tempat saat bertemu dengan Malik untuk pertama kalinya sejak pria itu memutuskan untuk pergi. Katanya merantau. Tapi entah di mana dan berapa lama kepergiaannya, Malik sama sekali tak memberi tahu Maudy. Jangankan Maudy, Ibu Panti yang mendampinginya sejak kecil saja tak dibagitau.

Dia menghilang begitu saja. Tanpa kabar. Menyisakan lubang bernama tanya yang sangat besar di hati Maudy. Dan sekarang, pria itu muncul. Tapi ... sudah memiliki anak juga istri. Sebenarnya itu tak jadi soal bagi Maudy. Meski hatinya benar-benar sedih menerima kenyataan ini. Sekian tahun memendam rasa dan berharap siapa tau, di masa depan bertemu lagi. Lalu menjalin kisah yang jauh lebih seru ketimbang persahabatan yang awalnya terjalin lantaran pohon besar yang ada di kebun belakang panti.

"Kamu enggak takut jatuh?"

Maudy yang akan melangkah ke ranting satunya juga tangan yang menggapai untuk mengambil layangan, terkejut dengan suara dari bawah. Begitu menoleh, sosok pria jangkung agak kurus menyambutnya dengan cengiran. Maudy berdecak. "Enggak. Aku enggak takut jatuh. Sudah sana. Jangan gangguin aku mau main layangan."

Pemuda itu diam saja menunggu Maudy untuk turun dari sesi memanjatnya. Entah sudah berapa kali ia memberi peringatan agar tak menjajah pohon besar ini karena berbahaya, tapi Maudy tetap lah Maudy. Yang selalu keras kepala dan sukar diatur. Mungkin kalau dirinya terjatuh dari ketinggian baru ada rasa kapok. Sang pemuda menghela saja. Semoga itu tak terjadi. Karena jatuh dari ketinggian rasanya pasti sakit sekali.

Namun ... bunyi ranting patah juga pekikan membuatnya mendongak cepat.

"ADUH!!!"

Mereka terpekik bersama. Sang pemuda dengan sigap dan entah bagimana caranya bisa menjadi tumpuan sang gadis yang jatuh karena ranting yang menjadi pijakannya patah. Layangan memang di tangannya, tapi dirinya jatuh menimpa Malik, nama pemuda itu.

Drive Away From MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang