[32] Kunjungan tak terduga. part 3

3.3K 670 115
                                    

Memang benar. Sisil mengetahui dan merasakan hal itu. Bagaimana ia dipuja oleh seorang Katon yang sampai detik ini pun, belum bisa pergi dari hati Sisil. Raden Putri Silvia Ayuwening Sarasvati Kutonegoro, itu lah nama lengkapnya. Keturunan ketujuh dari keluarga Kutonegoro yang cukup terpandang. Meski nama Kutonegoro masih berada di bawah nama Bringharja tapi dalam karesidenan Surakarta, mereka berada dalam satu jajar.

Sebagai keturunan meski tak langsung, tak terlalu banyak beban yang ada di pundak Sisil. Seperti putri lainnya, ia diajarkan banyak tata krama serta norma-norma yang berlaku di sana. Meski tak seketat saudaranya yang lain, tapi tetap saja Sisil menjadi pusat perhatian begitu keluarga Bringharja menjodohkan dirinya dengan salah satu putra kebanggaannya. Secara kasta, ada peningkatan dalam keluarga Kutonegoro saat pesta pernikahan itu digelar. Sisil bisa protes? Tidak sama sekali. Ia ikuti alur yang ada dan lagi pula, Katon bukan orang yang sukar untuk membuatnya jatuh cinta.

Cinta, perhatian, lingkup keluarga yang ia selami, membutakan dirinya dari kemungkinan niatan buruk yang datang. Sampai akhirnya segala hal membuatnya diam, tak percaya bagaimana bisa tuduhan itu dialamatkan untuknya. Ia tak tau, apa yang melatar belakangi tuduhan di mana Sisil dibuat tak bisa berkutik. Tuduhan ia berselingkuh selama kepergiaan Katon mengurus perkebunan selama beberapa waktu. Di mana semuanya satu suara membenarkan hal itu terjadi.

Sisil marah, berusaha untuk membuktikan diri tapi percuma. Terlalu kuat bukti-bukti yang tersebar juga membuat Katon tak lagi menatap Sisil. Padahal selama Katon di luar, kegiatan Sisil hanya lah berkisar di dalam pendopo. Tapi sayangnya semua ucapan Sisil dimentahkan begitu saja.

Katon berang. Keluarga Kutonegoro sangat membenci dirinya. Label pembuat malu sudah langsung melekat di keningnya saat itu. Bringharja, yang keseluruhannya ikut menghujat sama sekali tak membiarkan Sisil membela diri.

Skandal itu ditutup rapat karena nama Bringharja termasuk golongan yang dihormati tapi dengan satu syarat yang Sisil pun tak kuasa menolaknya. Segala gelar, kewajiban, juga haknya sebagai keturunan Kutonegoro dihapus. Pun perceraian itu terjadi. Sisil tak berdaya selain menelan semua tuduhan itu bulat-bulat. Bahkan Katon sama sekali tak memedulikan keberadaan Maudy lantaran tuduhan yang berembus kencang sekali itu.

Beberapa foto Sisil beredar luas. Lengkap dengan kedekatannya serta pose yang cukup mengganggu bersama seorang pria yang memang Sisil kenal baik. Ia sampai tak menyangka bagaimana ini bisa terjadi. Memorinya tak pernah ada mengenai kebersamaan dengan sang pria. Tapi kenapa hal itu bisa terjadi?

"Memangnya enggak ada yang curiga, Mi?"

"Mau mencurigai apa? Sementara semuanya dibuat tertutup? Mami enggak bisa membuktikan diri? Pria itu Mami kenal baik. Mami sampai tak habis pikir apa memang ini sengaja dibuat untuk menyingkirkan Mami atau memang Mami yang murahan?"

"Mami," erang Maudy sambil mencebik. "Bisa serius enggak, sih?"

"Mami serius, Nak. Mami masih hapal suara-suara yang menghujat Mami. Melabeli Mami dengan banyak sebutan yang rasanya enggak pantas terucap." Sisil memejam kuat menahan gemuruh yang mendadak datang. "Tapi itu sudah masa lalu. Mami hanya berdoa semoga masih diberi kesempatan untuk tau, apa yang sebenarnya terjadi. Mami tau Mami dijebak tapi Mami enggak bisa membuktikan diri. Rasanya ... enggak enak. Sama sekali enggak enak."

"Sampai sekarang Mami enggak berusaha untuk cari tau?"

Sisil tersenyum. Helai rambut putrinya ia rapikan. "Tuhan masih sayang sama Mami. Dibantu dua orang kepercayaan Mami di pendopo utama dan rumah lama Mami, mereka bekerja bertahun-tahun karena sepertinya yang terlibat bukan kalangan biasa."

"Dan?" tanya Maudy tak sabar.

"Satu kecurigaan Mami sejak lama memang mengarah pada satu nama. Sayangnya ... Harto, nama pria itu. Sudah lama meninggal karena kecelakaan. Padahal ia bisa menjadi saksi kunci kalau foto-foto dan isu yang beredar antara Mami dan pria yang ikut tertuduh itu enggak benar."

Drive Away From MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang