Waktu menunjukkan pukul 11.30 malam, namun sudah kebiasaan atau bagaimana Junet selalu terbangun dari tidurnya.
Hal ini terjadi sejak Neon sengaja mengurung dirinya digudang tempo hari, karena alasan gabut Junet meminta kepada Neon agar bisa melihat hal-hal baru.
Dan dengan senang hati Neon memberikannya pemandangan yang baru.
Plasback on...
" Pak E," Panggil Junet.
Neon yang tengah berkutat dengan laptopnya, menghentikan aktivitasnya sejenak.
"Kenapa?"
" Aku gabut, ngga ada yang seru dirumah pemandangannya itu-itu aja, ngga ada yang lain." Ucap Junet lesu.
" Terus kamu maunya apa?" Tanya Neon.
" Tidur yuk sayang udah malem ni." Suruh Julia.
" Belum ngantuk Mah, sekali-kali nemenin Papa kerja."
Neon terharu mendengar ucapan Junet barusan. Ia mendapat ide bagus agar Junet mendapatkan hal-hal baru.
" Kamu mau hadiah ngga?" Tanya Neon.
Junet dengan antusias menghampiri Neon, " Mau Pah, mana?"
" Yok ikut Papa ke gudang belakang." Junet menurut saja mengikuti Neon.
" Mas, jangan macem-macem. Junet masih kecil loh." Peringat Julia.
" Ngga papa, Junet udah besar kok." Ujar Neon santai, Julia hanya menghela pasrah.
Paling juga nanti Neon sendiri yang repot.
" Kita ngapain ke gudang Pah?" Tanya Junet penasaran.
" Katanya kamu mau hadiah, gimana sih."
" Owhh iya ya, terus Junet harus ngapain?"
" Kamu masuk sendiri, ambil hadiahnya di gudang pojok deket kursi, ok." Junet mengangguk antusias, dan segera berjalan masuk ke dalam gudang.
Junet memasuki gudang dengan santai, keadaan yang gelap tak menyurutkan keberaniannya. Dengan langkah santai Junet menyusuri setiap tempat.
Gudang ini cukup luas, banyak perabotan usang dan sudah dipenuhi debu. Bagi anak lain hal ini sangat mengerikan, tapi tidak untuk Junet .
Prang...
Suara kaleng jatuh mengejutkan Junet , ia melihat kesekelilingnya, tak ada jendela yang terbuka namun kenapa kaleng itu terjatuh. Junet memberanikan diri mendekati kaleng tersebut, ada yang mengganjal dihatinya.
Pirasat Junet sudah tak enak, namun ia tetap nekat untuk maju. Semakin dekat ia semakin mencium bau harum bunga melati. Junet mengambil kaleng tersebut,dan saat berbalik badan ia mendapati seorang perempuan dengan baju putih yang lusuh dan kotor.
Keringat dingi mulai membanjiri tubuh Junet, ia ingin lari tapi tak bisa, berteriak pun sangat sulit, hingga akhirnya ia jatuh tak sadarkan diri.
Plasback off....
_____________
" Pagi, Mah." Sapa Junet dengan lesu.
Julia menatap putra sulungnya prihatin, sudah empat hari Junet selalu bangun dengan kantung mata menghitam. Ya ini semua akibat ulah Neon tempo hari.
" Tidurnya ngga nyenyak lagi ya?" Tanya Julia cemas.
Junet hanya mengangguk lemas, niat hati ingin senang ia malah menjadi menderita.
" Mah, tadi malem ada mbak Tias nemenin aku dikamar." Ujar Junet.
" Lah mbak Tias siapa?" Tanya Julia heran.
" Itu Mbak yang nunggu pohon mangga kita."
Julia tak heran, karena tempo hari Neon telah membuat mata batin Junet terbuka dengan sendirinya.
"Eh anak Papa udah bangun, gimana tidurnya nyenyak?" Tanya Neon antusias.
" Huaa, Aku ngga mau lihat Mbak Tias lagi Pak E," Rengek Junet.
" Lah kan kamu sendiri yang minta kemaren."
" Ya tapi kan aku ngga minta bisa liat mahluk halus Pak!" Kesal Junet.
" Ya mau gimana lagi udah terlanjur." Kata Neon tak acuh.
____________
Jam pelajaran olahraga tengah berlangsung di kelas Junet, bukan berkeringat karena olahraga Junet malah berkeringat karena di kerumbuni setan-setan ngga ada akhlak .
" Wah keknya dia bisa liat kita deh." Ujar om poci.
" Masa sih, tapi selama ini aku gangguin ngga ada pergerakan apa pun." Timbrung Yulyul.
Junet ingin tetap diam tapi karena Om Gendu ia akhirnya bersuara.
" Akhh sakit setan!" Teriak Junet repleks akibat om Gendu mencabut rambutnya.
Murid-murid disekitarnya pun menatap Junet aneh, tak ada hujan tak ada badai ia malah teriak kesakitan.
" Eh iya bener dong dia bisa liat kita." Ujar Yulyul semangat.
Junet yang ditatap intens oleh teman-temannya pun, berlari menjauh mencari tempat sepi.
Dan naasnya syaiton-syaiton tadi mengikutinya.
" He nama Lo siapa cil?" Tanya om Poci.
" Junet om, kenapa mau minta tanda tangan."
" Kok kelakuan Lo mirip sama seseorang deh." Ujar om Gendu.
" He Junet ngapain Lo ngemeng Ama setan kampungan ini eu." Mbak Tias tiba-tiba nongol di belakang Junet.
" HUAA ALLAHUAKBAR!!" Teriak Junet repleks, dan tanpa disadari sadari Setan-setan tadi berteriak kepanasan.
" He bocil laknat, udah tau kita setan malah nyebut, auto mati lagi dah gue." Miris Om Poci.
"Udah tau setan ngapain bergaul sama manusia wle."
Junet segera berlari menuju lapangan, agar tak dicaci maki oleh setan-setan tadi.
" Manusia tapi kelakuan sebelas duabelas sama setan." Gumam Om Gendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soplak Brother
HumorFirst story😁, Jadi Maaf kalo ada kata2 yang salah ________&&& Gue Wira Giandra Estiawan, dicerita ini sebenarnya bukan gue pemeran utamanya, melaikan Kakak laki-laki gue yang selisih usia kita cuma satu tahu. Dia Raffasya Jamaluddin Estiawan, gue...