MSB#31

122 7 0
                                    

Bell masuk jam pelajaran kedua telah berbunyi, dan kelas 11 IPS 1 masih ricuh dengan ketiga badut didepan, hingga Bu Dolly memasuki kelas, barulah mereka diam.Mereka pun bersiap dan memberi salah.

"Anak-anak karena minggu depan sudah akan dimulai ujian akhir semester maka, diharapkan kalian semua untuk segera melengkapi catatan dan segera mengumpulkan tugas yang ibu berikan minggu kemarin." Ujar Bu Dolly.

Para siswa-siswi di kelas 11 IPS 1 mulai mengumpulkan tugas mereka," Ya, titip punya gue."

Arya mengambil buku latihan milik Junet dan bergegas mengumpulkannya.

" Rasyid, Tara sama Raya muka kalian kenapa?" Tanya Bu Dolly.

" Mereka buat masalah sama Bu Ira, Bu." Ujar salah satu siswa, Bu Dolly pun tertawa.

"  Aduh kalian ini ada-ada saja. Ok, kita lanjut materi Minggu kemarin ya, buka buku paket kalian." Suruh Bu Dolly.

" Aishh sial, kemana nih buku paket gue." Panik Junet sembari mencari-cari bukunya.

" Aduhhh ketinggalan pulak." Monolog Junet.

" Napa lu?" Tanya Rasyid.

" Buku gue ketinggalan Syid, join ya."

Rasyid menatap datar kearah Junet, yang dibalas cengiran macam kuda.

" Buka halaman 37 ya, itu ada latihan yang Minggu sebelumnya sudah ibu jelaskan caranya."

" Belum paham Bu."

" Beda sama contohnya Bu."

" Sama aja itu, dicoba dulu. Udah cepet kerjain."

Arya menatap angka-angka yang tertera jelas di buku paket tersebut, kepalanya serasa berat seketika. Begitupun yang dirasakan murid-murid lainnya, kecuali sang juara-juara kelas.

" Gini banget mapel MTK." Ringis Junet.

Semua orang dengan tertekan mulai mengerjakan angka-angka dengan perpaduan x yang berjejer rapi dari lembaran buku paket mereka, membuat kepala mereka terasa panas dan ingin pecah.

Semua orang dengan tertekan mulai mengerjakan angka-angka dengan perpaduan x yang berjejer rapi dari lembaran buku paket mereka, membuat kepala mereka terasa panas dan ingin pecah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Junet terus mencoret-coret bukunya dengan angka-angka yang tak ia pahami, Junet menyerah ia pun pergi ke meja Rasyid untuk menyalin jawaban Rasyid.

" Nyontek dong Om."

Rasyid hanya menatap lempeng ke arah Junet yang dibalas dengan cengiran. Dengan cepat Junet menyalin jawaban angka-angka tersebut ke bukunya.

" Itu Rafasya, ngapain kamu disana? Jangan nyontek, kerjain sendiri." Suruh Bu Dolly.

" Aku gak nyontek Bu, cuma liat caranya aja." Elak Junet.

" Alesan aja kamu, kembali ke tempat dudukmu sana."

Junet pun dengan terpaksa kembali ke tempat duduknya, 30 menit telah berlalu dan sudah ada beberapa siswa yang mengumpulkan tugas mereka. Sedangkan Junet dan Arya masih saja mencoba menyalin jawaban dari teman-temannya yang lain.
__________

Disisi lain Rasya tengah menatap nanar langit-langit kamarnya, rasa penyesalan terus menghantui dirinya. Ia mengelus perutnya yang masih rata, andai malam itu ia tak pergi mungkin saat ini ia tengah bersenang-senang dengan teman-temannya.

Rasya bangkit dari kasurnya dan bergegas keluar untuk berjalan-jalan sebentar, saat menuruni anak tangga netranya melihat Julia yang tengah memakan mangga muda di dapurnya.

" Mama," panggil Rasya.

Julia yang tengah asik menikmati mangga muda dengan ditemani sambal kacang, mengalihkan pandangan ke sumber suara.

" Eh, sini sayang kita makan sama-sama." Ajak Julia.

Rasya bergegas menghampiri Julia dan Ani. Netra Rasya menelusuri apa saja yang ada di meja, jiwa Rasya yang notebene sedang hamil muda seketika meronta melihat berbagai macam buah-buahan asam dan sambal kacang yang tersedia di meja makan.

" Aku boleh makan ini Ma?" Tanya Rasya.

" Ya boleh dong sayang, tapi jangan banyak-banyak makan nanasnya ya," ujar Julia.

Dengan wajah sumringah Rasya ikut menyantap rujak bersama dengan Julia. Sedangkan Ani hanya melihat kedua wanita hamil di hadapannya ini.

Netra Ani beralih menatap sang putri, andai saja dirinya lebih tegas dengan anak-anaknya mungkin kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi di keluarganya. Rasa penyesalan, marah dan kecewa selalu menyelimuti hatinya. Namun, Ani berusaha ikhlas dengan apa yang telah terjadi dan berusaha untuk menerimanya dengan lapang dada sebagai ujian dari yang Kuasa.

" Ani hari ini jadwal aku kontrol, temenin ya sekalian Rasya juga ikut." Ujar Julia memecah lamunan Ani.

" Boleh deh, sekalian mau belanja buat keperluan besok."

Sejak tadi Rasya hanya diam sembari menikmati rujaknya, namun seketika ia menghentikan aksi makanya. Rasya kembali teringat bahwasanya besok adalah hari dimana ia akan bertunangan dengan Ale.

___________

Assalamu'alaikum Guys, masih adakah yang baca cerita ini nanti?

Buat kalian yang masih baca cerita ini aku ucapin terimakasih banyak

Jangan lupa vote& komen ya guys

See you next part❤️

My Soplak BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang