MSB#19

198 21 2
                                    

"Junet!!" Panggil Rasya, sudah beberapa hari ini Junet seakan menjauh darinya.

Junet semakin melebarkan langkahnya saat Rasya berusaha untuk mengejar, ya beberapa hari ini Junet kesal pada Rasya, karena beberapa hari lalu saat ia dan Rasyid mencari buah-buahan mereka melihat Rasya yang sedang makan disebuah tempat makan bersama Ale.

Bukan karena apa, Rasya seakan tidak mau mendengar larangan Junet untuk tidak dekat-dekat dengan Ale, tapi Rasya tetap saja dekat dengan Ale.

Rasya berhasil mencekal tangan Junet, namun dengan kasar Junet menepisnya.

" Kamu kenapa sih!" Kesal Rasya, Junet masih tetap enggan menanggapi.

" Kalo aku ada salah bilang,jangan diemin kayak gini! Gak enak tau!!"

Rasya sudah tidak memikirkan kondisi sekitarnya yang penting dia bisa menyampaikan unek-uneknya pada Junet, karena beberapa hari ini Junet tidak mau bertemu dengannya, dirumah pun Junet selalu menghindar.

" Udah la Sya, Lo kalo mau sama si OKI jelidring silahkan, gue lepas Lo sekarang terserah Lo mau apa! Gue dah nggak peduli!" Ucap Junet lantang,lalu pergi meninggalkan Rasya yang masih berdiam diri di tempatnya.

___________

Brakk...

Rasyid menggebrak meja Junet dengan sekuat tenaga,hingga membuat atensi seluruh warga kantin teralih pada mereka.

" Lo apain Rasya anjing!!"

" Lo tanya sendiri sama dia." Ujar Junet santai.

" Masalah yang kemaren kan bisa Lo bicarain baik-baik, Lo tau kan dia ngga bisa dibentak." Emosi Rasyid sekarang sudah mulai surut.

" Capek gue Syid, disini kayak gue sendiri yang berjuang, sedangkan dia nggak sama sekali." Lirih Junet.

Rasyid pun tak bisa menyalahkan siapapun dalam hal ini, karena ini masalah pribadi mereka. Jika kalian anggap Junet dan Rasya hanya berpacaran kalian salah, nyatanya kedua insan tersebut telah bertunangan.

Dan kedua keluarga sudah memutuskan bahwa setelah lulus nanti akan menikahkan keduanya. Namun sekarang entahlah, disatu sisi entah siapa yang salah tak ada yang tau.

Rasyid tak tau harus berbuat apa sekarang,disatu sisi adiknya dan disisi lain sahabatnya.

" Nanti izinin gue Syid, bilang aja gue sakit." Ujar Junet lesu beranjak dari tempatnya dan meninggalkan Rasyid tanpa menjawab pertanyaan Rasyid kemana dia pergi.

" Loh Syid, Junet mana?" Tanya Arya yang baru saja sampai kantin.

" Tadi dibilang mau pergi,tapi ngga tau kemana." Jawab Rasyid.

" Eh Lo semua harus tau, waktu itu si Junet pernah bentak neng Kanaya." Adu Tara.

" Lah kok bisa?" Tanya Raya dan Arya bersamaan.

Tara menceritakan kronologi kejadian diwarung bakso tempo hari, hingga tak terasa bel masuk telah berbunyi.

_____________

Di sisi lain, Julia yang tengah asik memakan buah diteras dikejutkan oleh Junet yang sudah pulang, sedangkan sekarang belum waktunya pulang sekolah.

" Kok cepet banget pulangnya Jun?" Tanya Julia.

" Nggak enak badan Mak." Ujar Junet lesu.

Dilihat dari gostur tubuhnya juga sudah terlihat bahwa memang Junet sedang kurang sehat.

" Yaudah kamu ganti baju dulu, nanti Mama buatin bubur." Suruh Julia, Junet hanya mengangguk dan segera berjalan menuju kamarnya.

Dikamarnya Junet segera berganti pakaian, ia langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Tak lama Julia masuk dengan membawa nampan berisi bubur dan beberapa obat.

" Sayang makan dulu ya, nanti baru tidur lagi."

" Nanti aja Mak,belum laper."

Julia menghela nafas, inilah Junet kalo sudah sakit pasti sangat sulit untuk disuruh makan.

" Makan dikit aja ya,buat minum obat."

Mau tak mau Junet bangun dan segera memakan sedikit bubur putih tersebut dan langsung meneguk beberapa butir obat untuk pereda panas.

Julia merebahkan tubuh Junet dan kembali menyelimuti Junet sampai batas leher, tak lupa ia mengecup singkat dahi anak sulungnya tersebut.

" Istirahat ya, Mama dibawah, kalo butuh apa-apa panggil Mama ya sayang."

Junet menganggukkan kepalanya, Julia segera keluar dari kamar sang putra. Sedangkan Junet berusaha untuk memasuki alam mimpi agar rasa pusing di kepalanya segera hilang.

Untuk masalahnya dengan Rasya, biarkan besok-besok saja dia pikirkan.

My Soplak BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang