Pagi hari yang cerah, Junet memutuskan untuk joging memutari kompleks. Langkahnya terhenti saat melihat beberapa bapak-bapak komplek yang tengah berkumpul disebuah empang kecil. "Om cari apa om?" Tanya Junet.
" Nyari kecebong dek, mau ikut nggak." Ucap salah satunya.
" Emang ada om?"
" Woahh ada banyak ini, sini-sini."
Junet mengikuti perintah salah satu orang tersebut, ikut jongkok dan melihat di sebuah kolam kecil banyak kecebong yang berenang kesana kemari.
" Woahhh bener banyak, ayo tangkep om." Heboh Junet.
" Ya sabar atuh."
Beberapa orang lelaki dewasa tadi pun mulai menangkap kecebong-kecebong, ada yang menunggu sambil membawa wadah.
" Buat apa emang om?" Tanya Junet kepo.
" Mau dibuang, nanti kalo kecebongnya jadi katak bakal berisik."
Junet ber oh ria,ia pun memutuskan untuk ikut masuk kekolam tersebut dan menangkap para berudu.
" Woyy bang!! Ngapain lu disono?!" Teriak Wira.
" Nyari anak kodok, napa? Mau ngikut lu?"
" Dih males banget, dah gue lanjut joging bye."
Junet menatap malas punggung Wira yang perlahan menjauh, ia kembali fokus untuk membantu bapak-bapak tersebut untuk menyingkirkan kecebong-kecebong.
Plung...
Junet merasa ada yang melompat dibelakangnya, ia memutar badannya namun tdk ada apa-apa, " Hm mungkin induk kodok." Gumam Junet.
" Eh ada ikannya disini!" Teriak salah satu bapak.
Junet pun merasa ada yang melewati kakinya, ia pun memasukan jaring kearah kakinya.
Zlepp...
Klepek... Klepek...
Benar saja Junet mendapatkan ikan yang lumayan besar. " Ommm!!! Junet dapet ikan juga om!" Teriak Junet girang.
" Oke kita ganti misi, sekarang misi kita nyari ikan di empang ini." Ujar salah satu bapak.
______
Junet tengah rebahan di lantai ruang tamu, setelah setengah hari mencari ikan.
Ketika sedang asyik-asyiknya rebahan dengan posisi tengkurap menikmati dinginnya lantai, seseorang dengan sengaja memijak tubuhnya.
" Anjret berat ogeb!!" Maki Junet.
" Mama!Sejak kapan ada gembel disini?" Tanya Rasyid pada Julia yang tengah asik menonton.
Julia pun hanya tertawa dengan pertanyaan Rasyid.
" Lu yang gembel, rumah-rumah gue juga." Ketus Junet.
Rasyid pun menghampiri Julia dan mengabaikan ocehan Junet.
" Ma, disuruh ke rumah sama Mama." Ujar Rasyid.
" Kenapa?" Tanya Julia.
Rasyid pun membisikkan sesuatu pada Julia, Junet menatap aneh dua orang tersebut. Raut wajah Julia yang awalnya biasa saja menjadi cemas.
" Mama telpon Papa suruh pulang dulu, nanti Mama nyusul." Ujar Julia kemudian berlalu meninggalkan Rasyid.
" Kenapa?" Tanya Junet kepo.
" Bocah nggak diajak, jadi diem aja disono." Ucap Rasyid sembari memakan cemilan Julia tadi.
" Bangke lu." Kesal Junet.
" Eh btw tadi gue denger suara mobil, sapa yang dateng?"
" Gausah sok gatau lu asu," kesal Rasyid, karena Junet seakan tak tau pada keadaan.
" Mau gue bantu santet gak?" Tanya Junet sembari nyengir.
" Sesad Lo setan."
Junet pun bangun dari posisi tengkurapnya, laki-laki dengan setelah boxer dan kaus kutang tersebut bergegas mengikuti Rasyid yang berjalan pulang.
Didalam kediaman keluarga Joe terlihat jelas ada Ale dan keluarganya, Junet menghentikan langkahnya. Ia tertawa kecil untuk menghilangkan sakit hatinya, namun tetap tak bisa.
" Syid!" Panggil Junet.
Rasyid yang didepannya pun menghentikan langkahnya. Ia menolehkan kepalanya " kalo sakit gausah ikut, ntar lu kesurupan juga."
" Syalan Lo." Kekeh Junet.
Ia pun kembali melangkahkan kakinya dan menyusul Rasyid. Suasana di dalam rumah ini terasa sangat tegang dan formal. Pandangan Junet menatap orang-orang tersebut, namun terhenti saat seseorang menatap balik dirinya.
" Woyy Neng Kanaya! Ikut kesini juga." Teriak Junet dengan tak tau malunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soplak Brother
HumorFirst story😁, Jadi Maaf kalo ada kata2 yang salah ________&&& Gue Wira Giandra Estiawan, dicerita ini sebenarnya bukan gue pemeran utamanya, melaikan Kakak laki-laki gue yang selisih usia kita cuma satu tahu. Dia Raffasya Jamaluddin Estiawan, gue...