Bosan...
Itulah yang tengah dirasakan Junet saat ini,setelah ia berhasil mengungkap kematian mbak Kun waktu itu, Junet menjadi sangat bosan.
Laki-laki jangkung tersebut berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badan yang terasa amat lengket.
Drett...drett...
Hp kentang milik Junet bergetar, menandakan ada telpon yang masuk.
" Assalamualaikum..."
" Waalaikumsalam, eh Jun ntar malem ngumpul yak."
" Insyaallah lah ye,gue capek banget syumpah."
" Yah,dahal gue ada susuatu buat Lo."
" Ok gue abis mandi langsung otw,bye."
Tut...
Setelah mematikan telpon sepihak, Junet segera melaksanakan ritual mandinya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.24 namun Junet masih berada dirumah,duduk bersama keluarganya, suasana terasa begitu serius, tak ada yang berani membuat lelucon.
" Junet." Junet mengangkat kepalanya saat suara bas sang ayah memangilnya.
Junet masih diam,menunggu kelanjutan kata yang akan terucap dari mulut sang ayah.
" Kamu udah tau kan kewajiban kamu?" Tanya Neon.
" Iya Pah, tapi Junet belum mampu Pah,bayangin dah, masa anak enam belas tahun disuruh ngurus perusahaan, gila kali." Cerocos Junet.
" He Jamalludin yang nyuruh lu ngurus perusahaan sekarang siape pe'a, Papa tuh mau nyuruh kamu belajar dulu, besok ikut ke kantor pelajari apa yang kamu bisa dulu."
" Kenapa bukan Wira aja sih Pah,kan Wira lebih pinter, Junet yang hanya remahan dolar ini ngga bakal bisa paham sama berkas yang warna-warni itu."
" Wira juga belajar besok,bukan kamu aja, tapi tanggung jawab kamu lebih besar sebagai anak pertama, dan itu udah ngga bisa diganggu gugat."
" Seterah deh, Junet mau keluar. Mau nenangin my otak."
Junet segera bergegas meninggalkan ruang keluarga, ia menuju kamar untuk mengambil jaket dan kunci motor bututnya.
Junet mengendarai motor bututnya dengan santai, jalanan yang cukup renggang membuat ia bebas. Junet menepikan motornya saat melihat seorang perempuan yang tengah dicegat oleh preman-preman jalanan.
Beh keknya gue bakal jadi superhero kemaleman nih
" WOY!!"
Para laki-laki berbadan kekar tersebut menoleh kearah Junet.
" Weh bocah mau ngapain lu, pergi deh kalo nggak mau gue hajar." Ujar salah satu preman tersebut.
" Jangan panggil aku bocah paman, aku Junet namaku Junet." Ujar Junet menirukan kartun india.
" Lah emang gue nanya nama lu? Kagak kan hahaha " Ejek preman tersebut.
" Eh kampret,iya juga yak." Junet menggaruk tengkuknya yg yak gatal.
Junet menatap kearah wanita tadi,ia berusaha memberi isyarat kepada Junet agar menolongnya.
" Udah mending lu pergi bocah,sebelum gue hajar beneran." Ancamannya.
" Beh bocah-bocah begini juga punya gue gede ya om,nggak kek punya lu pasti kecil." Aiss sudahlah otak Junet sudah mulai kumat.
" Banyak bacot lu." Preman tadi langsung melayangkan bogem pada Junet, namun Junet berhasil mengelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soplak Brother
HumorFirst story😁, Jadi Maaf kalo ada kata2 yang salah ________&&& Gue Wira Giandra Estiawan, dicerita ini sebenarnya bukan gue pemeran utamanya, melaikan Kakak laki-laki gue yang selisih usia kita cuma satu tahu. Dia Raffasya Jamaluddin Estiawan, gue...