MSB#22

171 14 0
                                    

Setelah beberapa hari dirawat, Junet hari ini telah diperbolehkan pulang oleh dokter.

" Makk cepet dong." Ujar Junet yang tak sabar menunggu Julia membayar administrasi.

" Sabar dong!" Sahut Julia kesal, karena sendari tadi putranya itu terus merengek.

Junet menatap malas sekeliling rumah sakit,dari ujung lorong ia menatap sosok yang sangat berbeda, auranya sangat gelap. Sosok tersebut terus mendekat kearah dirinya dan sang Ibu.

" Makk ayok cepettt makkk!" Teriak Junet, membuat beberapa orang menatapnya aneh.

" Kamu kenapa sihh? Mau ngapain cepet-cepet?" Julia sangat bingung dengan sikap Junet saat ini.

Junet sudah berkeringat dingin saat sosok itu semakin mengikis jarak, namun tiba-tiba sosok tersebut memudar dan menghilang. Junet akhirnya bisa bernafas lega.

" Sayang udah selesai?"

Junet menoleh kebelakang,mendapati sang ayah yang menuju kearah mereka.

" Pak ee, nanti Junet mau cerita." Ujar Junet.

" Cerita apa?" Tanya Neon.

" Nanti aja, oh iya Wira mana?"

" Ya sekolah lah," ujar Neon, Junet beroh ria.

______________

Saat ini Wira tengah memperhatikan guru yang tengah menerangkan materi, namun pandangannya beralih saat seorang perempuan masuk ke dalam kelasnya.

" Permisi Buk, saya diperintahkan Pak Harto untuk memanggil Wira, karena beliau akan memberikan pengarahan untuk olimpiade Minggu depan." Terang perempuan tersebut.

" Owhh baiklah, Wira silahkan keluar." Suruh Bu Santi.

Wira dengan semangat empat lima langsung pamit keluar mengikuti perempuan tadi.

" Aku kira mau ngapain tadi." Ujar Wira membuka percakapan.

" Emang kamu mau aku ngapain ke kelas kamu, ngapel di jam pelajaran gitu." Kekeh perempuan tadi yang tak lain adalah Shiren.

Shiren dan Wira merupakan pasangan dalam olimpiade yang akan diikuti Minggu depan, selain pasangan olimpiade, mereka juga sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara.

" Wehh duo bucin mau kemana nih?" Cegat Raya yang baru kembali dari toilet.

" Nyamperin Pak Harto, mau bahas olimpiade" ujar Wira yang langsung to the point.

Raya beroh ria kemudian berlalu meninggalkan kedua sejoli itu.

___________

Junet merasa sangat bosan karena berdiam diri dirumah dan hanya rebahan, Junet keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil minuman.

" Hee! Mau ngapain kamu?!" Teriak Julia saat Junet membuka lemari pendingin.

" Hauss lohh makk." Rengek Junet.

" Minum air biasa aja, gak usah minum minuman dingin."

Mau tak mau Junet harus menuruti Julia, setelahnya ia kembali ke kamarnya dan menuju ke balkon. Menikmati angin segar yang menerpa wajahnya.

Pandangan Junet teralih keperkarangan rumah Rasya, ia melihat seseorang yang sangat ia kenal masuk ke dalam rumah. Junet menyernyitkan dahinya, mau apa Ale datang kerumah Rasya, padahal ini masih jam sekolah.

" Itu si Ale-ale mau ngapain ya?" Gumam Junet.

Junet segera keluar kamarnya dan bergegas menuju rumah Rasya.

" Mau kemana lagii Junet!?"

" Kesebelah bentar Mak!!" Teriak Junet sambil berlari keluar rumah.

Julia terdiam sejenak, ia telah mengetahui tentang kehamilan Rasya dan hari ini si ayah dari bayi yang dikandungnya akan datang. Julia segera menyusul Junet.

___________

" Bajingan Lo Ale!!" Amarah Rasyid sembari terus memberikan Bogeman pada wajah Ale.

Amarahnya semakin memuncak saat melihat Rasya yang terus menangis sembari tadi, Ale tak membalas ia hanya diam saja.

" Rasyid udah cukup!" Teriak Joe.

Rasyid menghentikan serangannya pada Ale, ia menatap bengis Ale kemudian mendudukkan diri disebelah Ani.

" Om mau kamu tanggung jawab." Ucap Joe dingin.

" Saya nggak mau, gugurin aja udah ribet bang..."

Bughh...

Junet yang sendari tadi menahan diri untuk tidak ikut campur sudah tidak kuat lagi,ia masuk kedalam rumah dan segera menarik kemeja Ale dan memberikan bogeman yang sangat kuat.

" KEPARAT LO SIALAN!! MATI AJA LO ORANG KAYAK LO NGGAK PANTES BUAT HIDUP!! LO LEBIH HINA DARI BINATANG."

Junet terus memberikan serangan kepada Ale, Ale pun berusaha untuk membalas namun nihil aura Junet sangat mengerikan saat ini, terlihat bukan seperti Junet yang biasa. Rasyid pun berusaha untuk melerai namun gagal.

" Junet! Udah nak udah!" Halang Julia,karena Junet terus ingin menyerang Ale.

Senakal apa pun Junet,ia tidak pernah berfikir untuk merusak seorang perempuan, dan sesakit apapun Junet pada Rasya, namun rasa cintanya masih ada. Emosinya saat ini sangat sulit dikontrol.

" Anjing kayak dia nggak bisa dibiarin gitu aja Mak." Ujar Junet dengan aura yang sangat mencekam.

Junet mengalihkan netranya untuk menatap Rasya, dilihatnya Rasya tengah menangis sesenggukan dipelukan Ani. Junet menghampirinya.

" Gue kecewa sama Lo."

My Soplak BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang