MSB#25

201 13 2
                                    

Junet menatap halaman belakang rumahnya dengan malas, dirinya mendapat tugas dari Neon untuk memangkas bongsai yang menghiasi halaman tersebut. Dengan membawa gunting bunga yang besar Junet segera melaksanakan tugasnya.

Disisi lain Wira tengah mencabut rumput yang ada di dalam pot-pot bunga, dengan wajah sebalnya ia asal mencabut. Dan naasnya bukannya rumput yang ia cabut melainkan bunga yang baru Julia tanam tempo hari.

Wajah Wira seketika berubah panik." Mampus gue, bakal dapet ceramah dari ibu negara nih." Gumamnya.

"Aduhhh tenang-tenang jangan panikk, anjir gabisa ditanem lagi, akarnya ilangg cokk!" Spontan Wira berteriak saking paniknya.

Wira segera berlari ketempat Junet. " Abangg!"

" Kenapa sih,berisik banget Lo."

" Guee salahh cabutt bang, huaaa bantuin gue nanti Mama marah." Rengek Wira.

Junet menatap Wira dengan senyum mengerikan, ia meletakan gunting tamannya. Segera ia berlari masuk kedalam rumah memanggil Julia.

" Mak E!! Bunga Emak dicabut Wira Mak!!" Adu Junet.

" Sialan Lo Junet!!!" Teriak Wira dari belakang.

Memang kesalahan yang sangat besar apabila meminta bantuan Junet. Mulut yang bagaikan ember bocor tak dapat ditahan. Ingin sekali Wira menjahit mulut ember abangnya tersebut.

"WIRAA!!"

Wira menatap miris dirinya dari pantulan kaca jendela, dengan wajah tertekuk ia berjalan menghampiri sumber suara. " Nasib banget punya Abang ember bocor."

_____________

Pagi Senin yang cerah, para siswa-siswi SMA Rajawali sudah berbaris rapi memenuhi lapangan. Seperti biasa kegiatan Senin pagi upacara bendera.

Pembina upacara didepan tak tau akan sampai kapan menyampaikan pidatonya. Junet dkk sudah bagaikan cacing kepanasan. Sendari tadi mereka terus mengupati pembina upacara tersebut.

" Astaghfirullah lama banget, Pak buncit cepetan dong." Ujar Arya pelan.

" Bangsut panass euy, kapan udahnya inii!" Rengek Tara.

Setelah sekitar dua puluh lima menit Pak Harto akhirnya menyesuaikan pidatonya.

Upacara terus berjalan hingga selesai, " UPACARA SELESAI BARISAN DIBUBARKAN!"

Siswa-siswi yang sudah kepanasan segera berhamburan ada yang kekantin, kekelas dan lain sebagainya.

Junet dkk memilih ke beskem mereka yang berada di rooftop, syukurnya hari ini guru-guru akan mengadakan rapat dan kegiatan pembelajaran ditiadakan.

" Rasya gimana Syid?" Tanya Arya membuka pembicaraan.

Untuk masalah Rasya, hanya mereka saja yang mengetahuinya dan belum ada orang lain yang mengetahui bahkan sekolah. Ale sejak beberapa hari kebelakang belum ada menampakkan batang hidungnya.

" Rasya baik,dia sekarang home schooling, untuk Ale gue gatau, pengen rasanya gue bunuh tuh bajingan sekarang juga." Kesal Rasyid.

" Kok bisa kecolongan ya Lo berdua?" Ujar Raya. Setahunya Rasyid dan Junet sangat menjaga Rasya.

" Haa mau gimana lagi, udah takdir juga. Nasi dah jadi lontong." Ujar Junet.

" Bubur goblok!" Sela Arya.

" Eh Tara mana lama banget."

" Gatau tuh, godain adek kelas kali."

" Woyyy! Gue ajak neng Kanaya nih." Ujar Tara yang berjalan kearah mereka sembari membawa kantong asoy yang berisi makanan.

Kanaya masih berdiri dibelakang Tara, hingga sautan dari Arya yang mempersilahkan dirinya duduk.

" Neng Kanaya baru nongol nih, kemana aja neng?" Tanya Arya.

" Kan dua hari libur, ya jadinya ngga ketemu." Ujar Kanaya sembari terkekeh.

" Ye goblok si Arya."

" Raffasya gimana? Masih sakit?" Tanyanya pada Junet.

Junet menautkan alisnya. " Nih Lo ternyata Bolot juga ya, kalo gue masih sakit ya gue ngga sekolah la pinterrr." Gemas Junet.

" Eh iya bener juga, maaf ya basa-basi doang." Kekeh Kanaya.

" Panggil Junet aja btw." Ujar Junet.

" Aku panggil Raffa aja ya, ngga enak panggil Junet. Kan baru kenal juga, takutnya nanti dikira sok akrab."

" Serah lu dah."

Mereka semua berbincang-bincang santai, sembari sesekali saling mengejek.

" Eh iya Rasyid, kenapa Rasya ngga sekolah?" Tanya Kanaya,karena ia seharian ini tak melihat Rasya dikelas.

" Rasya sekarang home schooling." Jawab Rasyid singkat, Kanaya pun ber oh ria.

Kanaya ingin menanyakan lebih,namun ia mengurungkan niatnya. Mereka baru kenal jadi ia tak berhak terlalu ikut campur urusan mereka.

" Emm besok Mama mau buat pesta kecil-kecilan dirumah, Mama suruh aku ajak temen-temen. Kalian bisa datang? Tapi aku gak maksa kok."

" Lagian kita baru kenal juga, aku ngga berharap lebih."

" Wahhhh tenang neng, kita bakal dateng kok, asal banyak makanan." Ujar Raya.

Plakk

" Yeee si asyu makan mulu Lo tai." Ujar Arya sembali memukul bahu Raya.

Mereka pun menertawakan keduanya. Tanpa sengaja Junet melihat Kanaya yang tengah tertawa dan naasnya Kanaya pun menoleh kearah Junet.

Keduanya terdiam dan membuat pandangan satu sama lain.

" Manis."

" Ganteng."

My Soplak BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang