MSB#14

217 20 0
                                    

Junet mengerjapkan matanya saat merasakan sesuatu mengenai wajahnya,Junet langsung membekap mulutnya. Bagaimana tidak,sesosok Tante Kun tengah mengamati wajahnya dengan darah yang menetes dari wajahnya.

Astaghfirullah...

Allahuma barik Lana fima rozak... Anjer salah doa!!

"ALLAHUAKBAR!!!" Teriak Junet kemudian segera berlari keluar kamarnya.

"Kamu kenapa teriak? Kek habis ngeliat setan aja." Ujar Neon.

" Iya Pak E setannya!" Ketus Junet.

" He cucu Firaun berdosa kau."

Wiw...wiw...wiw...

Suara ambulan yang lewat membuat Junet menghentikan niatnya untuk membalas ucapan Neon.

" Mas,itu anaknya Bu Rodiah meninggal barusan,ngelayat gih." Suruh Julia yang baru masuk ke rumah.

" Lah kok bisa ninggal Mak?" Tanya Junet.

" Ya kan umur ngga ada yang tau sayang. Kamu juga sekalian ikut layat ajak Wira juga, bantu-bantu disana." Suruh Julia.

Suara tangisan mendominasi kediam Bu Rodiah, Junet masuk kedalam rumahnya bersama Neon,kemudian membaca doa, setelahnya Junet melihat jenazahnya.

Astaghfirullahalla'zim ini kan Tante Kun yang dikamar gue.

Dalam batin Junet meringis pelan,ia merasa bahwa akan ada hal yang neha-neha bakal menghampirinya.

Setelah membantu pemakaman, Junet berniat untuk membersihkan tubuhnya,namun aktivitasnya tertunda akibat melihat sosok yang tadi pagi ia lihat.

"Bantu...saya..."

Junet berusaha mengabaikan suara tersebut. Namun lagi-lagi suara itu muncul dan membuat Junet semakin penasaran.

" Saya...mohon...bantu...saya mengungkapkan... kematian...saya."

Dengan banyak pertimbangan akhirnya Junet menghampiri sosok tersebut.

" A-anu mbak,itu anu, anjer apasih, owh iya, m-mbaknya mintak bantuan saya?"

Sosok tadi kemudian seketika berubah wujud menjadi seperti dirinya saat masih menjadi manusia.

"Tolong saya, saya bukan meninggal karena kecelakaan,tapi saya dibunuh." Ujar sosok tersebut.

" Eh buset kok cantik, astaghfirullah fokus Junet fokus. Gimana ceritanya mbak."

_______________

" Woy kolor Firaun,bengong mulu Lo." Ujar Raya sembari menepuk bahu Junet.

" Gue pusing asyu!!" Teriak Junet prustasi.

" Lah bisa pusing lu?" Canda Arya sembari tertawa.

" Yeu sianying, gue mau mintol ma lu pada."

" Apaan tuh,kalo lu suruh ngumpulin video blue ogah gue, bisa-bisa ni Ireng disita ma bonyok." Ujar Raya.

" Rasyid lu tau anaknya Bu Rodiah yang meninggoy kemaren kan,nah ntu arwahnya penasaran anjer." Keluh Junet serasa ingin menangis.

" Seriusan lu?!" Teriak ketiga human tersebut,sedangkan yang ditanya hanya mengangguk.

" Seriusan gue anjir,keknya kita disuruh ngungkap pelaku pembunuhannya."

" Anjer serasa jadi agen rahasia kita,tapi ini bukan human masalahnya yak." Ringis Tara sembari menggaruk kepalanya.

" Kita bakal ikut bantu." Setuju Rasyid. Mungkin ini hal baru yang bakal ia alami.

"Gue setuju." Kata Arya bersemangat.

" Gue juga." Tara pun mengikut sertakan dirinya.

Keempat orang tersebut menatap kearah Raya.

"Apa?"

" Lo juga harus ikut," seru Arya.

" Aelah iya dah gue ngikut." Final Raya.

___________

My Soplak BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang