MSB#27

148 12 0
                                    

Brak...

Ale membalas Junet dengan menendangnya, hingga Junet terjatuh. Rasyid dan yang lain segera membantu Junet berdiri dan menghalanginya saat Junet berusaha untuk membalas Ale.

Ale pun menatap bengis rombongan itu, Rasyid yang muak akan tatapan Ale menghampirinya dan langsung memberikan bogem tepat diwajah Ale hingga membuatnya terjatuh.

Suasana disana menjadi kacau akibat emosi Junet yang tak dapat ditahan. Dan semakin kacau saat orang tua Ale menghampiri mereka.

" Apa-apaan kalian ini, kalian apakan anak saya!! Dasar berandalan!!" Teriak Erita pada Junet dan yang lain.

" Cihh." Junet meludah didepan Erita.

" Ya saya memang berandal, tapi saya tidak sebajingan anak Anda. Saya bisa menjaga kehormatan wanita, sedangkan anak anda sudah mengambil kehormatan tunangan saya!!" Teriak Junet tak kalah.

" Apa anda tidak malu dengan kelakuan anda membuat keributan dipesta seseorang?" Tanya ayah Ale dengan tenang.

Junet melepas cekalan Raya dan Arya pada lengannya, ia berjalan menghampiri Pram.

" Dan apakah anda bangga dengan anak anda? Sudah jelas dia telah menghamili seorang perempuan, dan disini dia tengah asik bermesraan dengan perempuan lain!! Apakah kalian tidak memikirkan bagaimana keadaan perempuan yang telah dihamilinya!"

Semua orang terkejut akan fakta yang sendari tadi diungkap Junet, Pram Dinantio seorang pengusaha yang cukup terkenal. Ternyata anaknya memiliki kelakuan yang diluar batas.

Ratna dan Kanaya yang tak lain adalah kerabat dekatnya pun terkejut, karena mereka sama sekali tidak mengetahui akan hal tersebut. Kanaya semakin terkejut saat mengetahui Junet sudah mempunyai tunangan.

Kanaya mengingat bahwa Junet berpacaran dengan Rasya, apa mungkin yang dimaksud tunangannya itu adalah Rasya.

" Pram!! Apa-apaan kamu ini, kamu tidak becus mendidik anak mu, hingga dia berani melakukan hal menjijikan seperti itu?!" Ratna menatap Pram dengan tajam.

Sedangkan Erita hanya bisa diam dan tertunduk malu, didepan banyak orang keluarganya dipermalukan.

Sementara itu para tamu undangan yang hadir dipersilahkan untuk pulang, satpam yang berjaga pun telah memastikan semuanya telah pergi.

" Saya harap anda segera menyelesaikan masalah anda dengan keluarga saya Tuan Pram Dinantio." Ujar Rasyid dingin.

Junet merasa dirinya akan semakin menjadi bila berlama-lama dihadapan Ale dan keluarganya, karenanya ia segera mengintruksikan kepada teman-temannya untuk pulang.

Sebelumnya Junet menghampiri Ratna dan Kanaya. " Tante, maaf ya pestanya jadi kacau gara-gara Junet, tadi Junet kelepasan Tan." Ujar Junet sembari terkekeh.

Ratna menatap miris Junet, ia tak mempermasalahkan pestanya kacau ia menghawatirkan perasaan Junet. Sebagai seorang ibu Ratna bisa merasakan kehancuran anak laki-laki tersebut.

" Nggak papa sayang, Tante harap kamu bisa ngontrol emosinya ya."

Junet tersenyum, ia pun segera berpamitan begitupun dengan yang lain.

" Sekali lagi saya mewakili yang lain meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian yang tidak mengenakkan ini Tante." Ujar Rasyid, kemudian ia menyusul yang lainnya.

Ratna menatap adik ipar laki-lakinya dengan tajam, " Besok Mas mu pulang, Mbak harap kamu segera selesaikan masalah ini dan beri tahu Mas mu."

Ratna pun segera memasuki rumah dan diikuti dengan Kanaya, sedangkan Pram dan keluarganya memutuskan untuk pulang.

______________

Junet dan yang lainnya tidak langsung pulang kerumah, mereka memilih untuk pergi ke taman yang ada di bukit dekat beskem Zaigham .

" Tenangin diri lu Jun," Kata Tara sembari memberikan segelas air putih.

Ditaman ini selalu saja ramai pengunjung,dan banyak juga pedagang yang berjualan.

" Gimana gue bisa tenang, khodam gue meronta-ronta pen keluar hahaha." Lawak Junet, dan yang lain pun tertawa karena.

" Cah edan," kekeh Arya.

" Bang." Panggilan dari Wira membuat semuanya menatap dirinya.

" Seumpama Si Ale kagak mau tanggung jawab gimana?" Tanya Wira.

Semuanya terdiam, mereka pun sudah lama memikirkan hal tersebut. Rasyid pun tertegun, saat itu dia mendengar dengan jelas bahwa Junet enggan untuk menikah dengan Rasya.

" Lo gak usah khawatir Syid, Gue yang bakal gantiin si bajingan itu kalo semisal hal yang nggak diinginkan terjadi."

Rasyid menatap Junet, seakan Junet tau apa yang tengah ia pikirkan. Tapi kata-katanya waktu itu?

" Gue gak bisa ngeliat Rasya tertekan terus, dan kayaknya emang si Anjing itu gak bakal tanggung jawab." Jelas Junet.

Mereka semua masih hening, mereka tau bahwa apa yang dikatakan Junet pasti akan terjadi.

" Makasih Jun, makasih banyak Lo mau berkorban buat adek gue, maaf gue belum bisa jagain adek gue dengan baik." Lirih Rasyid.

Tara sendari tadi menahan air matanya, namun akhirnya menetes juga.

" Gue yang cuma temen kalian aja rasanya sakit banget, gimana kalian yang keluarganya." Kata Raya sembari menangis.

" Lah Lo ngapain nangis beruk,"

Junet tertawa karenanya Raya yang mudah sekali tersentuh, begitupun dengan yang lain mereka pun ikut tertawa.

Abang pilih yang mana perawan atau janda...

Lantunan musik dari ponsel Wira mengalihkan perhatian mereka.

Mama galak calling...

" Assalamualaikum Wiraa, kalian dimana? Cepet pulang."

" Waalaikumsalam Ma, lagi ditaman Ma, kenapa Mama kedengarannya panik banget." Tanya Wira yang ikut panik.

Yang lain pun sama, Junet pun mengecek ponselnya dan ternya mati.

" Cepet pulang, Rasya!!"

Tut... Tut...

Sambungan telepon pun terputus sepihak.

" Cepet balik! Kayaknya ada masalah dirumah!" Suruh Wira, dan merekapun segera bergegas menuju kendaraan masing-masing.

" Apa kata Mama Wir?" Tanya Rasyid.

" Gak tau Bang, tapi kayaknya ada hubungan sama Kak Rasya."

My Soplak BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang