MSB#9

312 29 0
                                    

Ngga papa nilai rendah yang penting lulus:)

Junet.

______________

Waktu dilayar komputer menunjukan pukul 09.15, otomatis hanya tersisa waktu 15 menit lagi untuk seluruh siswa-siswi mengisi soal ujiannya.

"Waktu kalian tinggal 10 menit lagi,sisa 5 menitnya untuk meriksa lagi." Ujar Bu Indah,pengawas ujian.

Junet meneguk salifahnya berat, ia panik dari hampir satu jam yang lalu dirinya baru mengisi 20 soal,sedangkan masih tersisah 30 soal lagi.

" Sthh Rasyid... Rasyid.."

Rasyid yang berada di samping Junet pun menolehkan kepalanya menghadap Junet.

"Isi sendiri." Seakan tau apa yg akan dikatakan Junet , Junet menatap Rasyid dengan tatapan yg tak bisa di artikan.

Rasyid kembali sibuk menjawab soal-soal miliknya.

"Gini amat punya otak yang ngga nyampe 2gb." Lirih Junet.

Junet sebenarnya pintar namun ia malas,jadi ya begitulah.

__________

" GILEK TADI DEG-DEGAN BANGET GUE!"  Teriak Junet saat keluar dari ruang ujian.

"Untung gue pinter,jadi dengan waktu 15 menit gue bisa ngisi semua." Rasyid menatap malas kepada Junet.

"Gw tadi banyak yang ngasal jawabnya." Arya ikut nimbrung.

" Ngga papa yang penting ngisi."

Ah sudahlah kalo bersama dengan Junet ini otak kalian akan terkena virus gobloknya.

" Kita mo lanjut SMA dimana nih?" Tanya Tara pada keempat sahabatnya.

"SMA Rajawali aja gimana?" Usul Rasyid.

"SMA Erlangga juga bagus tuh." Sahut Raya.

" Di Rajawali aja lah yok,katanya disana ada geng legendaris. Sapa tau kita bisa masuk kan." Ujar Junet.

Jangan salah paham dengan Raya dan Tara, mereka itu cowok hanya namanya saja yang nama cewek.

"Ok deal kita berlima harus masuk Rajawali." Tukas Arya.

"Rasya masuk kemana ya Syid?" Tanya Junet.

" Ngga tau gue."

Krukk...

Semua mata tertuju pada Tara yang tengah memegangi perutnya sembari terkekeh pelan.

" Hayok lah ngantin laper gue." Kelima sekawan itu berjalan menyusuri koridor,banyak siswi-siswi yang mengagumi ketampanan mereka terutama Rasyid,dia yang paling cool diantara yang lainnya.

Jangan salah walaupun masih SMP mereka memiliki pahatan wajah yang sempurna, Tara dengan wajah sendunya memiliki karisma tersendiri, Raya dia memiliki wajah yang sangat menggemaskan, Arya dia memiliki wajah yang terlihat selalu tersenyum, Rasyid tampang dinginnya yang memikat banyak wanita, Junet? Ah sudahlah yang satu ini memang tampan namun terlihat bodoh.

____________

Pria dewasa dengan setelan kemeja berwarna biru dengan bawahan celana kain, berjalan dengan sangat berwibawa.

"Jeo!"

Jeo yang merasa namanya dipanggil menoleh kearah samping,yang dimana disana terdapat neon yang tengah nyengir seperti orang gila.

" Dari tadi gue cariin,ngga taunya mojok." Goda Neon.

" Mojok apaan dongo,orang gue lagi bahas bisnis ini." Kesal Jeo yang dituduh asal oleh Neon.

" Ya soalnya." Neon menunjuk sekertaris Neon dengan lidahnya yang menunjuk dari dalam mulut. " ...Seksoy." Bisik Neon.

Neon tertawaan melihat wajah lempeng Jeo.

" Lu ngapain kesini sih?"

"Nah ituuuu,gue lupa mau ngapain." Neon menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.

" Ye dasar pikun."

__________________

" Bang dipanggil Mama tuh."

Junet berdecak kesal,mengapa tidak Wira saja kan yang disuruh gitu loh,Emaknya ini memang tak senang saat melihat Junet bersantai barang sebentar.

Junet menghampiri Julia yang tengah menyusun piring di lemari.

" Kenapa Mak?"

" Kamu belanja bulanan gih,ajak Rasya."

Seketika Junet langsung semangat,uh berbelanja bulanan bersama Rasya subhanallah rejeki.

" Kenapa ngga bilang dari tadi sih Mak." Junet cengar-cengir gaje.

" Owh iya sekalian biliin Mama softex ya, yang bersayap."

Junet cengo, apa tadi? Dirinya disuruh membeli softex,terus apa? Yang bersayap?.

" Lah gimana ceritanya Mak softex ada sayapnya,entar kalo terbang gimana?" Tanya Junet polos dan bego beda tipis lah.

"Banyak nanya kamu,ntar tanya mah Rasya aja,tau dia." Ujar Julia, kemudian menyerahkan selembar kertas dan segepok uang seratus ribuan.

Disinilah Junet sekarang,menatap didalam super market dengan tak minat,disampingnya ada Rasyid yang juga berdiri dengan wajah kesalnya.Dimana Rasya? Dia tengah pergi bersama dengan Ale.

" Alah tai bener,huaa Rasyid masa kita jadi kek orang maho ya belanja bulanan gini." Rengek Junet.

Pletak..

Rasyid dengan teganya menjitak kepala Junet dengan keras.

" Bacot lu buruan ambil barang yang dah ditulis!" Kesal Rasyid kemudian berjalan duluan dengan mendorong troli.

Semua barang telah terkumpul,ah ralat satu barang lagi yang harus mereka beli.

" Ada yang bisa saya bantu dek?" Tanya mbak-mbak penjaga yang tengah melihat raut wajah kebingungan Rasyid dan Junet.

" Itu Mbak,anu..itu anu..emmm."

Mbak tersebut kebingungan apa yang dikatakan Junet sebenarnya.

" Itu saya disuruh beli anu.."

" Astaghfirullah dek disini ngga jualan anu!" Potong mbak tersebut.

" Eh maksudnya bukan anu itu mbak, itu ish apa sih, nah iya."

Junet mendekat ke arah mbak tersebut kemudian berbisik.

" Saya disuruh beli softex mbak." Bisik Junet.

Mbak tersebut terkekeh kecil.

" Owlh kirain tadi apa, yaudah mau yang mana nih? Yang biasa ato yang bersayap?"

Junet mengetuk-ngetuk dagunya."Nah itu mbak yang bisa terbang."

Rasyid melongo,apa ada softex yang bisa terbang?

Setelah perdebatan panjang di supermarket tadi akhirnya Junet bisa istirahat juga di kasur kesayangannya.

Junet bersumpah tak mau lagi dia disuruh beli softex.

My Soplak BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang