MSB#23

171 15 3
                                    

Hujan turun membasahi bumi,suara gemericik air yang terbentur atap rumah membuat suasana kamar Rasya terasa sendu. Lampu kamar yang remang-remang membuat suasana semakin sendu. Sudah beberapa hari ini Rasya mengurung dirinya dikamar dan tak hentinya menangis meratapi nasibnya. 

Rasyid dan kedua orangtuanya terus membujuk Rasya untuk makan, namun nihil hingga membuat Joe turun tangan dengan mendobrak pintu kamar Rasya. Dapat dilihat kondisi Rasya yang amat berantakan, dengan wajah pucat dan pipi yang sedikit menirus.

Rasanya Joe tak sanggup melihat kondisi putrinya saat ini, ia mendekati putrinya yang tengah duduk bersandar di kasur dengan tatapan yang kosong dan air mata yang terus mengalir di pipinya.

" Rasya..." Panggil Joe lembut. Namun tak ada sahutan dari sang empunya.

" Makan dulu yuk, dari kemaren kamu belum makan loh."

Rasya hanya menanggapinya dengan gelengan. Joe memegang tangan Rasya dan meletakkan diperut rata Rasya." Inget disini masih ada satu mahluk yang butuh asupan."

Rasya menatap perutnya, benar didalam sana masih ada satu nyawa lagi yang harus ia pikirkan." Ayo makan."

_________

Ditempat lain Junet tengah menatap kehalaman rumahnya dari balkon kamarnya. Ia teringat saat masa kecilnya bersama dengan adiknya dan si kembar.

" Junet cepet cini tulun!!" Teriak bocah perempuan yang berusia sekitar 4 tahun. Disebelah juga ada bocah laki-laki.

" Ihh tungguin Junet Lasya!"

Ketiga boca tersebut bermain kejar-kejaran dengan asyiknya, dan hadir lagi seorang bocah laki-laki yang lebih kecil dari mereka.

" Abang ungguin Ila."

Keempat bocah tersebut terus bermain bersama, keseruan mereka bertambah saat hujan tiba-tiba turun. Mereka membentuk lingkaran dan saling berpegangan tangan sembari melompat-lompat kegirangan. Sesekali keempatnya tertawa bersama seolah tak ada beban dihidup mereka.

" WOY BANG!"

Teriakan seseorang membuat Junet tersadar dari lamunannya. " Bisa nggak, nggak usah ngagetin kampret!" Ujar Junet ketus.

" Lagian Lo dari tadi gue panggil nggak nyaut-nyaut bangke!" Semprot Wira.

" Heee mulut Lo ya, gak sopan banget mau gue koncet tuh moncong!" Junet balik mengomeli Wira.

Wira yang kena semprot balik hanya cengengesan," Disuruh Mama makan."

" Lo duluan,nanti gue nyusul."

Wira segera keluar meninggalkan Junet sendiri, eh ralat.

" Makan dulu Sono Cil, nanti gue temenin lagi Lu menggalau." Ujar sosok tak kasat mata yang berdiam diri di dekat jendela kamar Junet.

Junet menatap sosok itu sekilas kemudian mengangguk, ia segera bergegas keluar dari kamarnya.

" Kasian mana masih muda." Gumam sosok tersebut.

_________

" Pak e, waktu di rumah sakit aku lihat ada sosok hitam yang ngikutin Mama." Kata-kata Junet spontan membuat Neon menghentikan aktivitas makannya. Ia menatap Junet sekilas kemudian menatap istrinya yang juga melihat kearahnya.

" Bentuknya gimana?" Tanya Neon.

" Kayak bayangan hitam besar, terus auranya juga gelap banget. Kayaknya sih jahat itu." Jelas Junet.

Neon teringat, dulu waktu Julia mengandung Junet dan Wira, ia juga pernah melihat sosok tersebut. Namun saat ia mendekati Julia, seketika sosok tersebut menghilang.

" Kayaknya sih setiap Mama kalian hamil sosok itu selalu ada, tapi saat ada Papa sosok itu menghilang."

" Nahh iya bener, pas Pak e datang sosoknya hilang." Sahut Junet.

Wira yang dari tadi hanya menyimak kemudian membuka suara." Itu bahaya nggak Pah?" Ujarnya.

"Apa itu ada hubungannya sama masa lalu Mama atau Papa?" Tanyanya kembali.

" Nanti kita tanyain Kakek kalian apakah itu bakal buat celaka atau nggak, dan Papa juga gak tau kenapa sosok itu bisa muncul. Dan Papa rasa bukan karena masa lalu kami, melainkan Opa kalian." Jelas Neon.

" Semoga keluarga kita selalu dalam lindungan Allah, aminn." Doa Julia.

"Aminn."

" Owhh iya Mak, besok aku udah boleh sekolah kan?" Tanya Junet.

Ia sudah sangat bosan dirumah, " iya boleh, tapi jangan minum es dulu." Ujar Julia.

" Aman itu mah. Kalo gitu Junet kekamar duluan ya, bye-bye."

Junet segera kembali ke kamarnya, dan sosok tadi masih setia berdiam diri ditempat yang sama.

" Om, gue kangen Rasya." Ujar Junet lirih.

" Ya Lo tinggal lompat pager aja noh, orang kamar sebelahan juga." Usul sosok tersebut.

" Wihh tumben pinter, waktu masih jadi human sekolah dimana om?" Tanya Junet iseng.

" Kampret lu, sekolah di USA gue."

" Widihh setan konglomerat." Ujar Junet sembari bertepuk tangan.

" Kolong melarat  iya." Ujar sosok tersebut ketus.

" Yok om temenin kesebelah." Ajak Junet.

Sosok tersebut pun menghilang meninggalkan Junet," Dasar setan, mentang-mentang bisa ngilang gue ditinggalin. Ini nih yang namanya di ghosting, jelas soalnya emang setan yang ninggalin." Dumel Junet.

" Nggak kayak yang baca, dighosting mana sama yang virtual pulak, upss berjandan."


My Soplak BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang